yoldash.net

Fakta-fakta Hari Bumi, Demo Massa yang Pernah Ubah Wajah AS

Hari Bumi 2024 punya tema perlawanan terhadap plastik. Simak fakta-fakta lainnya peringatan lingkungan hidup ini.
Memperingati Hari Bumi, Google Doodle menampilkan aksara-aksara yang 'ditulis' alam. (Foto: Google courtesy of Airbus, CNES/Airbus, Copernicus, Maxar Technology, and USGS/NASA Landsat)

Daftar Isi
  • Apa itu Hari Bumi?
  • Sejarah Hari Bumi
  • Efek demo
  • Jadi ajang global
  • Alasan Hari Bumi penting saat ini
Jakarta, Indonesia --

Hari Bumi tak sekadar perayaan. Efeknya, setidaknya pernah, punya dampak signifikan terhadap perbaikan kondisi lingkungan hidup.

Peringatan momen ini salah satunya dilakukan oleh Google Doodle lewat aksara-aksara yang dibentuk oleh alam, A–Z, hasil foto udara berbagai lembaga termasuk badan antariksa AS NASA.

"Huruf-huruf [yang membentuk frasa] Google tersebut menunjukkan beberapa tempat di seluruh dunia tempat masyarakat, komunitas, dan pemerintah bekerja setiap hari untuk membantu melindungi keindahan alam, keanekaragaman hayati, dan sumber daya Bumi," demikian keterangan Google.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Contoh-contoh ini menawarkan harapan dan optimisme, namun juga mengingatkan kita bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk mengatasi krisis iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati."

ADVERTISEMENT

Huruf G, misalnya, berasal dari bentuk Kepulauan Turks dan Caicos di dekat Kepulauan Bahamas, rumah bagi keanekaragaman hayati, termasuk terumbu karang.

Aksara O, berasal dari bentuk Taman Nasional Scorpion Reef, Meksiko, yang adalah terumbu karang besar dan cagar biosfer UNESCO.

"Saat ini, lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia akan memperingati Hari Bumi, sebuah pengingat untuk mempraktikkan kebiasaan berkelanjutan sepanjang tahun, dan untuk melanjutkan upaya yang diperlukan untuk menghemat air, listrik, dan sumber daya lainnya," kata Google.

Di luar Google Doodle, berikut fakta-fakta penting perayaan Hari Bumi, dikutip dari EARTHDAY.ORG dan World Economic Forum (WEF):

Apa itu Hari Bumi?

Hari Bumi adalah hari internasional yang didedikasikan untuk planet kita yang berisi kampanye lingkungan dan mempromosikan konservasi tiap 22 April setiap tahunnya.

Isinya adalah berbagai acara yang dikoordinasikan secara global, mencakup lebih dari 193 negara, oleh EARTHDAY.ORG (sebelumnya bernama Earth Day Network).

Partisipasi dalam Hari Bumi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk proyek kecil di rumah atau ruang kelas seperti menanam tanaman herbal atau memungut sampah.

Beberapa elemen masyarakat juga secara sukarela menanam pohon, bergabung dengan aktivitas ekologis lainnya, atau ikut serta dalam demo soal perubahan iklim hingga kerusakan lingkungan.

Kampanye dan proyek resmi Hari Bumi bertujuan untuk meningkatkan literasi lingkungan dan menyatukan orang-orang atau kelompok yang berpikiran sama untuk mengatasi isu-isu seperti penggundulan hutan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan masalah Bumi lainnya.

Untuk tahun ini, tema global Hari Bumi adalah 'Planet vs Plastik', yang merupakan pengakuan soal ancaman plastik terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Para aktivis pun menuntut pengurangan produksi plastik sebesar 60 persen pada 2040.

Mulai 23 hingga 29 April, pemerintah dan LSM lingkungan dari seluruh dunia akan berkumpul di Ottawa, Kanada, untuk terus merundingkan ketentuan Perjanjian Plastik Global PBB.

Sejarah Hari Bumi

Jutaan orang turun ke jalan di kota-kota besar dan kecil di Amerika pada 22 April 1970 dalam protes massal atas kerusakan pada planet ini dan sumber dayanya.

Demo besar 1970 sendiri dimulai berkat saran Senator Gaylord Nelson dari Wisconsin soal serangkaian "pengajaran" di kampus-kampus universitas di seluruh Amerika pada 1969 untuk meningkatkan kesadaran terhadap ancaman lingkungan.

Nelson didampingi oleh Anggota Kongres Pete McCloskey dan aktivis Denis Hayes mengorganisasi pengajaran tersebut. Namun, mereka segera sadar soal peluang untuk memperluas kampanye tersebut di luar populasi siswa.

Saat itu, warga AS mulai merasakan kerusakan lingkungan imbas ledakan konsumsi pasca-perang; tumpahan minyak, polusi pabrik, dan ancaman ekologi lainnya terus meningkat, namun hanya ada sedikit undang-undang yang mampu mencegahnya.

Acara protes Hari Bumi pun menarik perhatian media nasional dan mendapat dukungan dari sekitar 20 juta orang Amerika dari berbagai usia dan spektrum politik, pekerjaan dan kelompok pendapatan.

Di tengah demonstrasi, pengunjuk rasa menghentikan keramaian di pusat perbelanjaan Fifth Avenue di New York, AS, sementara mahasiswa di Boston menggelar demo dengan aksi teatrikal pura-pura mati (die-in protest) di Bandara Logan.

Protes ini mempertemukan orang-orang dari seluruh lapisan masyarakat Amerika, yang mencakup sekitar 10 persen populasi Amerika, untuk menunjukkan dan menyuarakan tuntutan mereka terhadap perubahan berkelanjutan.

Website Hari Bumi menyebutnya sebagai lahirnya gerakan lingkungan modern.

Efek demo

Demonstrasi Hari Bumi memicu dampak yang tak terhapuskan pada kebijakan AS. Pada akhir 1970, Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) dibentuk dan serangkaian undang-undang perlindungan lingkungan mengikutinya.

Itu termasuk Undang-Undang Pendidikan Lingkungan Hidup Nasional, Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Undang-Undang Udara Bersih.

Undang-undang lebih lanjut segera diperkenalkan untuk melindungi kualitas air dan spesies yang terancam punah, serta untuk mengendalikan penggunaan bahan kimia dan pestisida berbahaya.

Jadi ajang global

Hari Bumi tidak hanya digelar di Amerika Serikat. Pada 1990, sekitar 200 juta orang dari 141 negara bergabung dalam upaya untuk mendorong daur ulang di seluruh dunia.

Ajang ini membuka jalan bagi Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan 1992 di Rio de Janeiro, Brasil.

"KTT Bumi" ini, demikian sebutannya, mengarah pada pembentukan Konvensi PBB tentang Perubahan Iklim dan Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati, serta Komisi Pembangunan Berkelanjutan untuk memantau dan melaporkan pelaksanaan perjanjian KTT Bumi.

Ketika masyarakat semakin peduli dengan dampak perusahaan terhadap lingkungan alam, usaha besar dan kecil mulai merasakan tekanan untuk mempertimbangkan keberlanjutan dalam praktik mereka.

Alasan Hari Bumi penting saat ini

Gerakan Hari Bumi saat ini mengalihkan perhatiannya pada masalah iklim yang semakin nyata: butuh tindakan segera untuk mengatasi pemanasan global.

Laporan terbaru dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim menyatakan bahwa tanpa tindakan segera untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, suhu dunia akan mencapai 3,2 derajat Celsius di atas suhu pra-industri pada 2100.

Tingkat pemanasan ini akan menjadi bencana besar bagi planet ini dan seluruh kehidupan di dalamnya, termasuk manusia.

Masih berjarak 76 tahun lagi dari akhir milenium, para ahli menobatkan tahun 2023 sebagai tahun terpanas dalam sejarah pencatatan.

Laporan Risiko Global Forum Ekonomi Dunia 2024 menemukan bahwa risiko lingkungan mencakup setengah dari 10 risiko teratas dalam 10 tahun ke depan.

Peristiwa cuaca ekstrem, perubahan kritis pada sistem Bumi, hilangnya keanekaragaman hayati, dan runtuhnya ekosistem menjadi tiga risiko teratas.

Alam merupakan sekutu terbesar kita dalam memerangi krisis iklim dan telah memperlambat pemanasan global dengan menyerap 54 persen emisi karbon dioksida yang dihasilkan oleh aktivitas manusia selama 10 tahun terakhir.

Namun, manusia sudah kehilangan hewan, spesies laut, tumbuhan, dan serangga pada level yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang belum pernah terjadi dalam 10 juta tahun terakhir, akibat ulah sendiri.

Ancaman dari aktivitas manusia terhadap produksi pangan dan pemanfaatan laut, infrastruktur, energi dan pertambangan membahayakan sekitar 80 persen dari seluruh spesies yang terancam atau hampir terancam. Ujungnya berdampak pada manusia juga.

Saatnya bergerak, tak cuma di momen Hari Bumi, jika tak mau punah.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat