yoldash.net

Benarkah El Nino Sudah Hilang?

Lembaga meteorologi Australia menyebut El Nino sudah menghilang. Simak angka-angka pembanding dari lembaga meteorologi lain.
Ilustrasi. Lembaga-lembaga meteorologi dunia mengungkap angka-angka El Nino. (Tangkapan layar web nasa.gov)

Jakarta, Indonesia --

Beberapa lembaga meteorologi global mengungkap anomali iklim el nino masih terpantau belum netral di saat lembaga Australia mengatakan sebaliknya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Australia (BoM) per 16 April menyebut, "El Nino Southern Oscillation kini netral."

"Outlook ENSO saat ini berada pada status 'Tidak Aktif', yang berarti El Nino atau La Nina tidak sedang terjadi di wilayah tropis Pasifik," menurut BoM.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

El Nino Southern Oscillation (ENSO) merupakan anomali iklim yang berpusat di samudera pasifik di antaranya berupa pemanasan atau pendinginan permukaan air laut lebih dari biasanya.

ADVERTISEMENT

Jika lebih dari 0,5 derajat Celsius, fenomena iklim ini jadi El Nino, yang biasanya memicu kekeringan di Indonesia. Sebaliknya, jika di bawah -0,5 derajat C, anomali iklim berkembang jadi La Nina, yang lazimnya membuat hujan makin deras.

Meski demikian, BoM tak memerinci angka terkini ENSO dalam keterangannya.

"Status ENSO Outlook ditentukan dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan dan analisis ahli oleh ahli iklim di Badan Meteorologi," menurut keterangan lembaga.

BoM mengungkap ada "pendinginan substansial selama dua minggu terakhir, dengan indeks NINO3.4 kini berada dalam ambang batas ENSO netral."

"Indikator atmosfer mengenai tekanan permukaan, angin, dan kekeruhan semuanya berada dalam ambang batas ENSO netral. Model iklim internasional menunjukkan ENSO kemungkinan akan tetap netral hingga setidaknya Juli 2024."

Versi lain

Dalam pembaruan pemantauan ENSO per 15 April, Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) mengungkap "kondisi El Nino teramati."

"Suhu permukaan laut (SST) khatulistiwa berada di atas rata-rata di seluruh wilayah Samudera Pasifik tengah dan timur-tengah. Anomali atmosfer tropis Pasifik melemah."

Menurut NOAA, perkembangan terakhir SST di wilayah-wilayah yang jadi indikator El Nino antara lain:

+ Niño 4: 0,7 derajat C
+ Niño 3.4: 0,9 derajat C
+ Niño 3: 0,6 derajat C
+ Niño 1+2: -0,2 derajat C

Namun, yang dianggap sebagai representasi El Nino adalah SST di kawasan Niño 3.4, yang melintasi kawasan garis tanggal internasional hingga pantai Amerika Selatan.

Senada, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam Ikhtisar Cuaca Harian per Kamis (18/4), menyebut Indeks NINO 3.4 ada pada angka +0,64, "tidak signifikan terhadap peningkatan hujan di wilayah Indonesia (El Nino moderat)."

Walau begitu, NOAA memang memprediksi peluang 85 persen transisi dari El Nino ke ENSO netral terjadi pada April hingga Juni 2024. Selain itu, ada potensi 60 persen transisi ke La Nina pada Juni–Agustus 2024.

Senada, model-model iklim global, berdasarkan data International Research Institute (IRI) for Climate and Society per 19 Maret, juga memprediksi El Nino bertahan hingga Maret–Mei 2024.

"Dan kemudian bertransisi ke ENSO netral pada April–Juni 2024."

"Setelah periode singkat kondisi ENSO netral, mayoritas model [iklim] menunjukkan transisi ke La Nina sekitar Juli–September 2024," lanjut IRI.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat