yoldash.net

Badan Meteorologi Australia: El Nino Telah Berakhir

Badan Meteorologi Australia mengungkap fenomena iklim El Nino telah berakhir.
Ilustrasi. Badan Meteorologi Australia menyatakan fenomena El Nino telah berakhir. (Foto: ANTARA FOTO/ARNAS PADDA)

Jakarta, Indonesia --

Badan Meteorologi Australia mengungkap fenomena iklim El Nino telah berakhir. El Nino merupakan anomali suhu permukaan laut (SST) yang berpusat di Samudera Pasifik di sebelah barat Ekuador dan Peru yang memicu penurunan curah hujan di banyak wilayah.

Meski begitu, Otoritas cuaca Australia itu mengaku tidak yakin apakah fenomena iklim lainnya, La Nina akan terjadi akhir tahun ini sebagaimana prakiraan dari pakar klimatologi sebelumnya.

Para pakar sebelumnya memprediksi La Nina bakal muncul pertengahan tahun ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"El Nino telah berakhir," kata Badan Meteorologi Australia, mengutip Reuters, Rabu (17/4).

Siklus antara keduanya sangat penting bagi para petani di seluruh dunia. El Nino umumnya membawa cuaca yang lebih panas dan kering ke Australia timur dan Asia Tenggara dan kondisi yang lebih basah ke Amerika, sementara La Nina memiliki efek sebaliknya.

ADVERTISEMENT

Badan tersebut mengungkap suhu permukaan laut yang lebih hangat di Pasifik tropis bagian tengah dan timur menyebabkan El Nino. Sedangkan, suhu yang lebih dingin mengarah ke La Nina.

Sebelumnya, badan meteorologi AS memprediksi ada peluang sebesar 60 persen La Nina akan muncul pada semester kedua 2024.

Pasalnya, permukaan laut telah mendingin sejak bulan Desember dan indikator-indikator samudra dan atmosfer sekarang menunjukkan bahwa Osilasi El Nino-Selatan telah kembali netral, tambah biro cuaca Australia.

"Model iklim mengindikasikan ENSO kemungkinan akan terus netral hingga setidaknya Juli 2024," katanya, dengan menggunakan nama resmi, Osilasi El Nino Selatan, yang menggambarkan peralihan antara dua fase tersebut.

Sementara beberapa model iklim memprediksi peralihan ke La Nina di akhir tahun ini, biro tersebut mengatakan bahwa tidak ada kepastian apakah hal ini akan terjadi dan menghimbau untuk berhati-hati dengan perkiraan tersebut.

Lini masa hilangnya El Nino

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena iklim 'pengering' hujan, El Nino, diprediksi bakal segera menuju fase netral. Fenomena iklim lawan, La Nina, punsegera muncul menggantikannya.

BMKG mengungkap pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik menunjukkan El Nino moderat masih berlangsung dengan nilai indeks 1,59.

Sedangkan di Samudera Hindia, pemantauan suhu muka laut menunjukkan kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) Netral.

"El Nino diprediksi akan segera menuju netral pada periode Mei, Juni, Juli 2024," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Jumat (15/3).

Dwikorita menambahkan, usai El Nino 'menghilang', giliran fenomena iklim lain yaitu La Nina yang bakal menyapa Indonesia. Fenomena ini diperkirakan muncul mulai Juli 2024.

"Setelah triwulan ketiga, yaitu Juli, Agustus, September 2024, berpotensi beralih menjadi La Nina lemah," ungkap dia.

Sementara itu, IOD diprediksi akan tetap netral setidaknya sampai September 2024. BMKG juga memprediksi kondisi suhu muka laut di Indonesia berada dalam kondisi yang lebih hangat, dengan kisaran +0,5 -2.0 derajat Celsius lebih hangat dari kondisi normalnya.

(tim/dmi)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat