Alasan Keamanan, Korsel Pertimbangkan Larangan Pakai iPhone di Militer
Korea Selatan sedang mempertimbangkan menerapkan larangan penggunaan iPhone di kalangan militer.
Langkah ini dipertimbangkan menyusul kekhawatiran soal potensi kebocoran informasi sensitif melalui rekaman suara yang kian meningkat.
Sejumlah sumber mengatakan pada Selasa (23/4), sekelompok perwira tinggi Korsel yang tak ingin disebutkan namanya mengungkapkan bahwa markas besar Angkatan Udara mengeluarkan pengumuman internal di server intranet militer pada 11 April.
Pengumuman itu berisikan instruksi larangan total penggunaan perangkat apa pun yang mampu merekam suara, terutama yang memiliki fitur mengizinkan aplikasi pihak ketiga untuk mengontrol fungsi-gungsi pada gawai tersebut.
Beberapa sumber menuturkan iPhone menjadi salah satu perangkat yang disebut-sebut dalam larangan yang berlaku mulai 1 Juni ini. Sementara itu, perangkat lain seperti jam tangan pintar dan perangkat wearable juga ikut masuk dalam larangan tersebut.
Namun, sumber tersebut mengklaim bahwa ponsel pintar berbasis Android, sebagian besar berasal dari Samsung Electronics, akan dikecualikan dari larangan tersebut.
Dikutip The Straits Times, dokumen tersebut secara eksplisit juga menyatakan bahwa "membawa iPhone akan sepenuhnya dilarang".
Alasannya konon karena iPhone tidak sepenuhnya mematuhi batasan yang digariskan oleh National Defense Mobile Security, sebuah aplikasi pengelolaan perangkat seluler yang dioperasikan oleh otoritas militer.
Menurut dokumen tersebut, keputusan untuk melarang iPhone di kalangan militer berasal dari pertemuan gabungan yang diadakan oleh markas besar angkatan darat, laut, dan udara, yang berlokasi di Gyeryongdae di provinsi Chungcheong Selatan.
"Tidak dapat dihindari untuk memblokir segala jenis rekaman suara, tidak hanya komunikasi formal termasuk pertemuan, percakapan kantor, pengumuman bisnis dan keluhan dari serta konsultasi dengan publik, tetapi juga komunikasi informal seperti panggilan telepon pribadi (di dalam gedung militer)," bunyi kutipan dokumen tersebut.
Menurut dokumen tersebut, telah ada peninjauan berkelanjutan mengenai "potensi perluasan larangan ini ke semua unit bawahannya."
Markas besar militer Korsel juga dilaporkan telah melakukan uji coba terhadap larangan tersebut sejak April. Jika larangan ini diperpanjang, kemungkinan larangan tersebut akan meluas ke luar wilayah Gyeryongdae dan mencakup semua unit lain di seluruh negeri.
Saat ini, sekitar 10.000 personel, termasuk sekitar 6.000 petugas, bertugas di pusat pertahanan Gyeryongdae.
Jika larangan ini diperluas ke semua unit di bawahnya, hal itu akan berdampak pada hampir 500.000 personel militer Korsel.
(rds/rds)[Gambas:Video CNN]