Fakta-fakta Baru Perang Saudara di Myanmar, Junta Semakin Kewalahan
Daftar Isi
- Ribuan warga sipil tewas
- Krisis kesehatan parah
- Kelompok perlawanan rebut wilayah
- Pemimpin dan jenderal junta 'menghilang'
Perang saudara Myanmar kembali berkecamuk di saat perhatian dunia memusat ke Timur Tengah.
Baru-baru ini, junta militer Myanmar dikabarkan 'keok' dalam berbagai pertempuran melawan kelompok-kelompok bersenjata yang tersebar di berbagai wilayah dan negara bagian.
Media independen Myanmar, The Irrawaddy, melaporkan pasukan militer rezim berhasil dipukul mundur oleh Pasukan Pertahanan Rakyat (People's Defense Force/PDF) dan organisasi etnis bersenjata (ethnic armed organizations/EAO) setelah terlibat pertempuran di negara bagian Karen dan Shan serta wilayah Sagaing dan Mandalay.
Menurut sejumlah pengamat, perlawanan sipil Myanmar selama enam bulan terakhir mengejutkan lantaran diam-diam sukses dan berpotensi meruntuhkan junta militer.
Berikut ini sejumlah fakta terbaru mengenai perang saudara Myanmar.
Ribuan warga sipil tewas
Ribuan warga sipil tewas dan nyaris tiga juta orang mengungsi imbas konflik Myanmar yang tak kunjung usai sejak kudeta militer 2021 lalu.
Ribuan masyarakat kelas menengah juga saat ini melarikan diri ke hutan-hutan untuk berperang bersama kelompok etnis melawan junta militer.
Situasi yang tak pernah tenang ini memaksa daratan negara itu diselimuti ranjau-ranjau yang bisa meledak kapanpun.
Krisis kesehatan parah
Kondisi kesehatan masyarakat di Myanmar juga saat ini di ambang bencana. Sebagian besar karena rezim militer menargetkan serangan terhadap para dokter.
Di antara semua masalah kesehatan, yang sangat perlu disoroti yakni vaksinasi anak. Saat ini, vaksinasi untuk anak telah dihentikan. Kasus-kasus malaria juga meledak. Di saat yang bersamaan, para ahli khawatir HIV dan tuberkulosis menyebar secara masif.
Kelompok perlawanan rebut wilayah
Sejak Oktober, kelompok-kelompok perlawanan telah berhasil merebut sebagian besar wilayah di Myanmar. Umumnya, wilayah-wilayah yang direbut berada di dekat perbatasan.
Beberapa kelompok juga telah menyerang ibukota, Naypyidaw, dengan drone dan membuat kemajuan di beberapa daerah perbatasan. Kelompok etnis Karen dalam beberapa pekan terakhir juga berhasil merebut kota perdagangan yang terletak di sebelah timur Yangon, di sepanjang perbatasan Thailand.
Dilansir dari The New York Times, kemajuan juga tercatat di negara bagian Kachin serta di negara bagian Rakhine. Beberapa analis memprediksi Tentara Arakan, milisi etnis di Rakhine, bisa saja mengambil Sittwe, ibu kota negara yang dijaga ketat.
Lihat Juga : |
Pemimpin dan jenderal junta 'menghilang'
Sejumlah jenderal militer Myanmar, termasuk pemimpin junta Min Aung Hlaing, dikabarkan 'menghilang.'
The Irrawaddy melaporkan wakil kepala junta militer Soe Win tak terlihat di publik selama lebih dari dua pekan terakhir. Dia menghilang di tengah rumor dirinya terluka parah imbas serangan drone pada 9 April lalu.
Pada 9 April, pangkalan militer Komando Tenggara di Mawlamyine, negara bagian Mon, diserang dengan drone. Saat itu, orang nomor dua militer Myanmar tersebut sedang berada di sana untuk mengawasi operasi militer di Kota Myawaddy, negara bagian Karen.
Bukan cuma Soe Win, Min Aung Hlaing juga tak kelihatan dalam perayaan Thingyan di paviliun militer Pyin Oo Lwin, Mandalay. Ia beralasan sakit dan mengirim istrinya, Kyu Kyu Hia, sebagai pengganti.
Ada pula kabar bahwa mantan Letnan Jenderal Myint Hlaing ditangkap di rumahnya akibat dugaan korupsi. Myint Hlaing merupakan rekan dekat wakil kepala junta Maung Aye dan menjabat sebagai menteri pertanian di bawah pemerintahan Thein dan Sein dari 2011-2016.
Dua jenderal lainnya juga tak kelihatan sehingga menimbulkan spekulasi bahwa mereka ditangkap bersama dengan Myint Hlaing. Mereka diduga ditangkap karena merencanakan penggulingan Min Aung Hlaing, sebuah klaim yang tak bisa diverifikasi The Irrawaddy.
(blq/bac)[Gambas:Video CNN]
Terkini Lainnya
-
Anwar Usman Bisa Tangani Sengketa Pileg 2024, Kecuali Terkait PSI
-
Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Penjara Kasus Dana PEN
-
BNPB: 6.125 Warga Masih Mengungsi Imbas Erupsi Gunung Ruang
-
VIDEO: Detik-detik Polisi Tangkap Pedemo Pro-Palestina di Kampus AS
-
Pasukan Junta Myanmar Keok ke Milisi Bersenjata, 70 Senjata Disita
-
Panas Ekstrem 41 Derajat Celsius di Thailand, Total 30 Orang Tewas
-
FOTO: Bermimpi Jalur MRT Lanjut Sampai Tangsel
-
Kemendag Bakal Bayar Utang Minyak Goreng Rp484 M ke Peritel Pada Mei
-
Pentingkah Perjanjian Pranikah Pisah Harta Seperti Dibuat Sandra Dewi?
-
Hasil Liga 1: Bhayangkara Bantai Barito
-
Kapten Malaysia U-23 Dihujat karena Curhat Dirujak Netizen
-
Hasil PLN Mobile Proliga: Lavani Allo Bank Hajar Garuda Jaya
-
BMKG Ingatkan Bahaya Sesar Lembang, Rumah-Rumah Bisa Rata dengan Tanah
-
VIDEO: 'Iseng' ala China, Nyoba Piara Ikan di Luar Angkasa
-
Bos XL Axiata Soal Wacana Merger dengan Smartfren: Belum Ada Hilal
-
Link Daftar Konversi Motor Listrik Gratis
-
Kumpulan Aksi Koboi Sopir Arogan Fortuner dan Pajero Sport
-
Mobil Listrik Toyota bZ3C dan bZ3X Meluncur di Beijing
-
Jubir Bantah Melinda Gates Tunangan dengan Eks Reporter: Sudah Putus
-
Dituding HYBE dalam Pengaruh Dukun, Min Hee-jin Buka Suara
-
Review The Tortured Poets Department: Manuskrip Kegetiran Taylor Swift
-
Jangan Sampai Tertular, Ini Cara Mencegah Malaria
-
FOTO: Warna-warni Tulip Bermekaran di Lisse Belanda
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso