Biden Sebut Tetangga RI Negara 'Kanibal', PM Marah Tak Terima
Perdana Menteri Papua Nugini James Marape tak terima, usai Presiden Amerika Serikat Joe Biden diduga menyebut negara itu sebagai "negara kanibal".
Marape marah dan mengatakan negaranya tidak pantas dicap sebagai "kanibal". Dia mendesak AS membersihkan sisa-sisa Perang Dunia Kedua yang berserakan di Pasifik, usai pernyataan Biden yang menyebut pamannya veteran prajurit hilang di perairan itu.
Marape menyebut Biden tampaknya "menyiratkan bahwa pamannya dimakan oleh kanibal, usai pesawatnya ditembak jatuh di PNG selama Perang Dunia II".
"Pernyataan Presiden Biden mungkin salah bicara; namun, negara saya tidak pantas diberi label seperti itu," ungkap PM Marape, dilansir Reuters.
Biden menyatakan hal tersebut kepada awak media seusai mengunjungi tugu peringatan perang di kota Pennsylvania, AS.
Ia lanjut menceritakan kisah paman nya, Letnan Ambrose Finnegan yang pesawatnya ditembak jatuh di kawasan Papua Nugini. Namun, jasadnya tidak pernah ditemukan hingga kini.
"Dia menerbangkan pesawat bermesin tunggal, penerbangan pengintaian di atas New Guinea. Dia mengajukan diri karena tidak ada yang bisa datang. Dia ditembak jatuh di daerah di mana terdapat banyak kanibal di New Guinea pada saat itu," ungkap Biden seperti dikutip Reuters.
"Mereka tidak pernah menemukan jenazahnya. Tapi pemerintah kembali, ketika saya pergi ke sana, dan mereka memeriksa dan menemukan beberapa bagian pesawat dan sejenisnya," lanjut Biden.
Momen itu terjadi saat ketegangan persaingan di kawasan Indo-Pasifik meningkat, antara China dengan AS. Terlebih, AS telah menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan dengan negara tetangga RI tersebut.
Saat ditanyai mengenai respon Marape, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS mengatakan bahwa Biden bermaksud untuk menceritakan bagaimana pihaknya menghormati pahlawan yang telah gugur dalam pertempuran.
"Menghormati masyarakat dan budaya Papua Nugini dan tetap berkomitmen untuk memajukan hubungan saling menghormati di antara negara-negara demokrasi kita," ungkap seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri AS.
Hingga kini, pernyataan Biden atas Papua Nugini tidak memberikan dampak apapun terkait kerjasama kedua negara. AS pun tetap berusaha untuk melanjutkan hubungan baik dengan negara kawasan Indo-Pasifik, terutama Papua Nugini.
Terkini Lainnya
-
Anwar Usman Bisa Tangani Sengketa Pileg 2024, Kecuali Terkait PSI
-
Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Penjara Kasus Dana PEN
-
BNPB: 6.125 Warga Masih Mengungsi Imbas Erupsi Gunung Ruang
-
VIDEO: Detik-detik Polisi Tangkap Pedemo Pro-Palestina di Kampus AS
-
Pasukan Junta Myanmar Keok ke Milisi Bersenjata, 70 Senjata Disita
-
Panas Ekstrem 41 Derajat Celsius di Thailand, Total 30 Orang Tewas
-
FOTO: Bermimpi Jalur MRT Lanjut Sampai Tangsel
-
Kemendag Bakal Bayar Utang Minyak Goreng Rp484 M ke Peritel Pada Mei
-
Pentingkah Perjanjian Pranikah Pisah Harta Seperti Dibuat Sandra Dewi?
-
Kapten Malaysia U-23 Dihujat karena Curhat Dirujak Netizen
-
Hasil PLN Mobile Proliga: Lavani Allo Bank Hajar Garuda Jaya
-
Erick Thohir Temui STY, Tak Cuma Bahas Kontrak Baru
-
BMKG Ingatkan Bahaya Sesar Lembang, Rumah-Rumah Bisa Rata dengan Tanah
-
VIDEO: 'Iseng' ala China, Nyoba Piara Ikan di Luar Angkasa
-
Bos XL Axiata Soal Wacana Merger dengan Smartfren: Belum Ada Hilal
-
Link Daftar Konversi Motor Listrik Gratis
-
Kumpulan Aksi Koboi Sopir Arogan Fortuner dan Pajero Sport
-
Mobil Listrik Toyota bZ3C dan bZ3X Meluncur di Beijing
-
Jubir Bantah Melinda Gates Tunangan dengan Eks Reporter: Sudah Putus
-
Dituding HYBE dalam Pengaruh Dukun, Min Hee-jin Buka Suara
-
Review The Tortured Poets Department: Manuskrip Kegetiran Taylor Swift
-
Jangan Sampai Tertular, Ini Cara Mencegah Malaria
-
FOTO: Warna-warni Tulip Bermekaran di Lisse Belanda
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso