yoldash.net

Mulai Keteteran Lawan Milisi, Junta Myanmar Minta Bantuan Rusia

Junta Myanmar diduga tengah mendekatkan diri ke Rusia, minta bantuan Kremlin lawan milisi.
Suasana di perbatasan Myanmar diperketat usai bentrokan pecah dengan milisi. Foto: AFP/MANAN VATSYAYANA

Jakarta, Indonesia --

Junta militer Myanmar semakin "mepet" ke Rusia di tengah serangan kelompok-kelompok bersenjata yang belakangan kian intens.

Penasihat keamanan nasional junta Laksamana Moe Aung pada Minggu (21/4) dilaporkan bertolak ke St Petersburg, Rusia, untuk menghadiri Pertemuan Internasional Perwakilan Tinggi untuk Masalah Keamanan ke-12 dan pertemuan-pertemuan terkait mulai 23-26 April.

Pertemuan itu terjadi di saat kelompok-kelompok bersenjata Myanmar beberapa waktu belakangan menggencarkan serangan terhadap junta militer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Junta Myanmar dikabarkan "keok", terutama dalam serangan selama tiga hari terakhir oleh Pasukan Pertahanan Rakyat (People's Defense Force/PDF) dan organisasi etnis bersenjata (ethnic armed organizations/EAO) di negara bagian Karen dan Shan serta wilayah Sagaing dan Mandalay.

ADVERTISEMENT

Dengan agenda pertemuan ini, sejumlah pihak pun meyakini bahwa junta tengah mendekatkan diri kepada Rusia untuk meminta bantuan Kremlin melawan para milisi.

Sejak kudeta 2021 lalu, hubungan antara junta Myanmar dan Rusia sendiri memang telah berkembang melebihi hubungan dagang persenjataan dan pelatihan militer. Kedua rezim sekarang berkolaborasi erat di hampir seluruh sektor.

Salah satu bentuk eratnya hubungan kedua negara yakni ketika Rusia menganugerahkan penghargaan kepada sejumlah tokoh junta, salah satunya Moe Aung.

Moe Aung bersama dengan wakil kepala junta Soe Win, dan kepala staf umum Maung Maung Aye menerima penghargaan kerja sama militer internasional dari Kementerian Pertahanan Rusia pada 28 Maret.

Sejumlah delegasi militer Myanmar juga menghadiri pertemuan Komite Anti-Teroris Bersama Rusia-Myanmar ke-2 di Rusia sebelum Festival Air Thingyan berlangsung. Perwakilan kedua negara membahas peningkatan kerja sama teknologi serta hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan keamanan dan militer, demikian menurut media junta.

Saat Myanmar merayakan Festival Tahun Baru, delegasi junta juga mengunjungi Pusat Manajemen Pertahanan Nasional, Museum Pusat Angkatan Bersenjata Federasi Rusia, dan Universitas Militer Kementerian Pertahanan Rusia.

Pemimpin junta Min Aung Hlaing juga sempat menganugerahkan gelar kehormatan kepada 27 pejabat militer Rusia pada Maret lalu.

Kemenhan Rusia juga di sisi lain menghujani medali untuk pemimpin junta Min Aung Hlaing, Soe Win, Maung Maung Aye, sekretaris bersama Dewan Administrasi Negara dan kepala intelijen militer Ye Win Oo, menteri transportasi Mya Tun Oo, Moe Aung, serta kepala angkatan udara Tun Aung.

Banyak pula pertemuan-pertemuan lainnya yang digelar antar petinggi guna membahas kerja sama baik di bidang perdagangan, penerbangan langsung, pertanian, tekstil, minyak, dan gas.



(blq/dna)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat