yoldash.net

Joko Pinurbo, Sang Sastrawan Penggubah Humor dan Ironi

Penyair Joko Pinurbo meninggal dunia di Yogyakarta dan menelurkan sejumlah karya sastra.
Penyair Joko Pinurbo meninggal dunia dan menelurkan sejumlah karya sastra. (Foto: Tia Agnes/ detikHOT)

Jakarta, Indonesia --

Joko Pinurbo meninggal dunia pada Sabtu (27/4) di usia 61 tahun. Kabar kepergian sang sastrawan itu dikonfirmasi oleh rekan sasratawan Butet Kartaredjasa

" Iya," kata Butet ketika dikonfirmasi CNN Indonesia pada Sabtu.

Joko Pinurbo meninggalkan seorang istri bernama Nurnaeni Amperawati Firmina, dan dua orang anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum meninggal dunia, pria yang akrab disapa Jokpin itu sempat dirawat di rumah sakit akibat penyakit paru-paru. Setelah keluar dari rumah sakit, ia menjalani rawat jalan di rumah. 

Joko Pinurbo merupakan seorang sastrawan terkemuka di Indonesia yang lahir di Sukabumi, Jawa Barat, pada 11 Mei 1962. Ia kemudian bermukim di Yogyakarta.

ADVERTISEMENT

Ia mulai tekun menulis puisi sejak duduk di bangku SMA. Jokpin pun merupakan lulusan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma, Yogyakarta.

Sastrawan tersohor itu sudah menelurkan daftar panjang puisi yang dia tulis sepanjang hidupnya. Jokpin dideskripsikan suka memadukan antara narasi, humor, dan ironi dalam karyanya.

Beberapa karya Joko Pinurbo termasuk Celana (1999), Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung (2007), Di Bawah Kibaran Sarung (2001), Pacarkecilku (2002), hingga Telepon Genggam (2003).

Kemudian, karyanya juga termasuk Haduh, aku di-follow (2013), Surat dari Yogya: sepilihan Puisi (2015), Srimenanti (2019), hingga Tak Ada Asu di Antara Kita: Kumpulan Cerpen (2023).

Joko Pinurbo juga memiliki sejumlah antologi yang berjudul Tugu (1986), Tonggak (1987), Sembilu (1991), Ambang (1992), Mimbar Penyair Abad 21 (1996), dan Utan Kayu Tafsir dalam Permainan (1998).

Berkat karya-karyanya, Joko Pinurbo pernah diberikan sejumlah penghargaan prestisius. Dia menerima penghargaan Puisi Terbaik dari Dewan Kesenian Jakarta, Hadiah Sastra Lontar, hingga menjadi tokoh sastra versi majalah Tempo.

(pra)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat