Kenapa Tidak Ada Pertarungan Besar di Episode Final Shogun?
Salah satu kreator Shogun, Justin Marks, menjelaskan alasan mini seri terbatas itu tidak menampilkan pertarungan besar di episode pemungkasnya.
Episode 10 Shogun hanya menunjukkan perang yang disebut sebagai Pertarungan Sekigahara lewat narasi yang disampaikan oleh Yoshii Toranaga (Hiroyuki Sanada) kepada salah satu pengikutnya, Kashigi Yabushige (Tadanobu Asano).
Justin Marks menjelaskan absennya pertarungan besar dalam episode final karena mereka berusaha untuk tetap setia dengan novel Shogun yang menjadi sumber utama serial tersebut.
"Saya rasa novel ini juga menyangkal hal tersebut kepada kami. Hal yang saya hargai dari buku ini adalah Anda membalik halaman terakhir, lalu (merasa), 'Bagaimana dengan (pertarungan besarnya)?'" kata Justin Marks kepada The Hollywood Reporter, Rabu (24/4).
Dalam novel Shogun karya Justin Clavell itu, sang penulis tidak menuliskan soal perang besar-besaran. Sehingga, kata Marks, mereka tidak ingin membuat adegan yang melenceng dari karya aslinya.
"Tidak pernah sedetik pun di ruang penulis kami benar-benar mengatakan bahwa kami akan menargetkan (pertempuran terakhir)," ujar Marks.
"Bukan karena kami tidak bisa membiayainya, walaupun memang tidak bisa. Tapi, karena Clavell tidak menceritakan kisah seperti itu," jelasnya melanjutkan.
Dalam serial Shogun, Yoshii Toranaga bertindak sebagai eksekutor Kashigi Yabushige yang diperintahkan untuk melakukan seppuku setelah ketahuan berkhianat.
Namun, sebelum memenggal kepala Yabushige, Toranaga menjelaskan rencana besarnya dalam mengalahkan Ishido Kazunari (Takehiro Hira) yang terdiri dari pasukan penerus Taiko.
Toranaga mengaku bahwa rencana Crimson Sky alias Langit Merah sudah selesai lewat pengorbanan Toda Mariko (Anna Sawai). Toranaga mengirim Mariko menuju akhir hidupnya untuk memecah belah Ishido dan Dewan Regen.
Ia mengetahui tidak akan memenangkan perang melawan Ishido jika para Dewan Regen tetap bersatu.
Toranaga juga telah mengantongi surat dari ibu sang penerus, Ochiba no Kata (Fumi Nikaido), yang telah membelot dari Ishido dan berbelok mendukungnya. Keputusan Ochiba itu membuat sang penerus akan membuat pasukannya mundur dari perang besar itu.
Sehingga, Ishido akan dinyatakan kalah telak dari Toranaga. Kemenangan Toranaga juga akan membuatnya menjadi shogun, penguasa yang menjalankan pemerintahan Jepang.
Yabushige kemudian mengatakan Toranaga tidak berbeda dari orang lain yang menginginkan kursi kekuasaan tertinggi. Namun, ketika Yabushige mempertanyakan keinginan Toranaga, sang penguasa wilayah Kanto itu tidak menjawabnya.
Toranaga hanya memberikan senyum kecil sebelum dia membantu Yabushige mengakhiri hidupnya lewat seppuku. Senyuman ini bisa berarti Toranaga membenarkan bahwa ia mengincar status shogun untuk menguasai Jepang.
(pra/pra)