yoldash.net

Jabar Selatan Diprediksi Hujan Deras usai Kena Gempa, Waspada Longsor

BMKG mewanti-wanti potensi longsor dan banjir bandang di Jabar selatan usai diguncang gempa dan prediksi cuaca ekstrem hari ini.
Ilustrasi. BMKG mewanti-wanti potensi longsor di Jabar selatan usai diguncang gempa. (iStockphoto/Mac99)

Jakarta, Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat waspada sejumlah potensi bencana lanjutan, termasuk longsor, di Jawa Barat selatan usai guncangan gempa Magnitudo 6,2 dan prediksi hujan lebat hari ini.

Sebelumnya, gempa dengan Magnitudo 6,2 mengguncang Garut dan terasa di sejumlah kota di Jabar, termasuk Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung, hingga Bogor, Sabtu (27/4).

"Kepada masyarakat kami mengimbau untuk tenang, namun tetap waspada apabila turun hujan baik dengan intensitas sedang hingga lebat," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran persnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terutama masyarakat yang bertempat tinggal pada lereng-lereng bukit, perbukitan, gunung, ataupun pegunungan dan daerah aliran sungai, karena berpotensi terjadi longsor dan banjir bandang," lanjut dia.

ADVERTISEMENT

Menurut prakiraan cuaca BMKG hari ini, daerah-daerah di selatan Jabar diprediksi diguyur hujan. Garut diprakirakan hujan ringan mulai pukul 10.00 WIB dan 13.00 WIB, hingga hujan sedang pada 16.00 WIB.

Tasikmalaya dan Sukabumi sama-sama diprediksi hujan ringan pada 13.00 WIB, 16.00 WIB, 19.00 WIB, 22.00 WIB; Lembang, Bandung Barat, diprediksi hujan ringan pada 10.00 WIB, hujan petir pada 13.00 WIB, 16.00 WIB.

Dwikorita melanjutkan getaran akibat gempa ini sangat mungkin mengakibatkan lereng-lereng itu menjadi retak-retak atau rapuh.

"Apabila terguyur hujan, air hujan yang meresap dikhawatirkan akan mendorong massa tanah dan/atau batuan menjadi longsor," menurut keterangan BMKG itu.

Curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, lanjut dia, juga dapat mengakibatkan banjir bandang dengan membawa material tanah, bebatuan, dan pepohonan.

BMKG pun meminta masyarakat dan pemerintah daerah untuk mewaspadai potensi bencana ikutan tersebut.

Dwikorita juga mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Masyarakat pun diimbau tidak menempati rumah yang rusak untuk sementara waktu dan tinggal di tempat yang lebih aman (kokoh dan stabil).

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal apakah cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan, sebelum kembali ke dalam rumah," imbuhnya.

Menurut keterangan resmi Badan Geologi, wilayah selatan Jabar memang rentan guncangan gempa dan guyuran hujan.

Morfologi wilayah pesisir Jawa Barat selatan umumnya berupa dataran pantai yang berbatasan dengan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal di bagian utara.

Daerah pesisir pantai ini tersusun oleh tanah lunak (kelas E) dan tanah sedang (kelas D). Sementara, daerah perbukitan tersusun oleh tanah keras (kelas C).

Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa aluvial pantai, aluvial sungai, batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff).

Selain itu, ada batuan berumur Tersier (66 juta hingga 2,58 juta tahun yang lalu) berupa batuan sedimen dan batuan rombakan gunung api.

Badan Geologi menyebut sebagian batuan berumur Tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan.

"Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi," kata keterangan itu.

"Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi," tutup Badan Geologi.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat