yoldash.net

Pakar Respons Klaim Solusi Buat Teori Alien di 3 Body Problem Netflix

Simak penjelasan ahli bicara soal klaim solusi Paradoks Fermi, teori soal keberadaan alien, yang ada dalam cerita serial Netflix 3 Body Problem.
Salah satu adegan di serial 3 Body Problem. Pakar bicara sisi ilmiah serial ini. (Foto: Netflix/Ed Miller)

Daftar Isi
  • Teori hutan gelap sebagai solusi Paradoks Fermi
  • Salah menafsirkan Darwin
  • Kutipan Carson lebih realistis
Jakarta, Indonesia --

Serial 3 Body Problem di Netflix yang menghadirkan cerita kombinasi antara fiksi ilmiah, misteri, dan drama, disebut bisa memberi solusi buat misteri ilmiah lawas yang terkait alien, Paradoks Fermi.

Sejak perilisan awal di platform Netflix, serial ini mendapat sorotan yang cukup luas. 3 Body Problem merupakan serial Netflix yang diadaptasi dari buku trilogi asal China pemenang penghargaan berjudul sama garapan penulis Liu Cixin.

Series bergenre Sci-fi ini menceritakan tentang bagaimana kontak yang terjadi antara manusia dan alien dari planet yang disebut Trisolaris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seiring berjalannya cerita, faksi alien terpecah menjadi dua faksi, yaitu mereka yang menginginkan untuk meningkatkan kemanusiaan dan mereka yang menginginkan untuk memusnahkan umat manusia.

Lihat Juga :

ADVERTISEMENT

Namun, apakah eksistensi alien memang benar-benar ada di dunia ini? Benarkah Bumi pernah melakukan kontak dengan alien?

Tony Milligan, peneliti dalam Filsafat Etika dan proyek Cosmological Visionaries di King's College London, menuturkan ada beberapa teori konspirasi yang mengatakan alien pernah mengontak Bumi atau kerusakan aneh pada ternak yang dipercayai sebagai ulah dari alien.

Namun, tidak ada bukti nyata dari hal ini.

Fisikawan Enrico Fermi menganggap kontak dengan alien ini sebagai sesuatu yang 'aneh'. Hal ini diungkapkan dalam rumusan teka-teki yang diusulkannya pada tahun 1950-an.

Dikenal sebagai Paradoks Fermi (Fermi Paradox), rumusan ini mempertanyakan kehadiran alien dalam pencarian kehidupan di luar Bumi (Seti) dan bagaimana pengiriman pesan yang dilakukan dengan mengirimkan sinyal ke luar angkasa (Meti), mengutip Science Alert.

Teori hutan gelap sebagai solusi Paradoks Fermi

Jika membaca buku seri Cixin Liu, The Dark Forest yang merupakan sekuel dari 3 Body Problem. Solusi atas Paradoks Fermi yang dituangkan dalam buku tersebut adalah sebagai berikut:

"Alam semesta adalah hutan yang gelap. Setiap peradaban adalah pemburu bersenjata yang mengintai di antara pepohonan seperti hantu, dengan lembut menyingkirkan cabang-cabang yang menghalangi jalan dan mencoba melangkah tanpa suara"

Dalam bukunya, Liu menggambarkan apa yang disebutnya sebagai alam semesta terburuk yang mungkin ada.

Hal ini membuat teori hutan gelap dianggap cukup masuk akal dalam memperkuat diskusi ilmiah mengenai keberadaan alien dan kekhawatiran akan adanya ancaman langsung.

Salah menafsirkan Darwin

Milligan menuturkan teori hutan gelap ini sangat tidak cocok dengan alam semesta kita. Ini seperti menciptakan skenario proses seleksi alam Darwin, atau kompetisi untuk bertahan hidup di Bumi.

Memang benar, katanya, skenario seleksi alam di Bumi terjadi dan hal ini dijelaskan oleh Charles Darwin berdasarkan pada bukti nyata. Namun tidak dengan seleksi alam atau persaingan hidup dengan alien, atau peradaban lain.

Kemudian tidak ada hutan yang benar-benar seperti 'hutan yang gelap' meskipun terdapat proses seleksi alam sesama makhluk hidup. Hutan tetap dapat menjadi tempat bagi makhluk hidup untuk berevolusi.

Makhluk berevolusi bersama-sama, saling bergantung satu sama lain, dan tidak sendirian. Seperti parasit bergantung pada inangnya atau bunga bergantung pada burung untuk penyerbukan. Hubungan timbal balik seperti ini menjadi cara kerja hutan di dunia kita.

Namun, Liu menyatakan hubungan timbal balik ini sebagai tandingan terhadap teori hutan gelap yang mana digunakan untuk menjelaskan mengapa beberapa manusia bisa berpihak pada alien, dan mengapa manusia berkeinginan untuk melakukan kontak dengan alien terlepas dari semua risikonya.

Kutipan Carson lebih realistis

"Di alam, tidak ada yang ada sendirian"

Kutipan sederhana dari Silent Spring karya Rachel Carson (1962) menjadi teks yang memberitahu kita bahwa bahkan seekor serangga bisa menjadi teman kita dan bukan musuh kita.

Selain itu, kutipan ini juga memang memberikan arti yang lebih luas untuk keberadaan peradaban lain di dunia ini, termasuk keberadaan alien dan kontaknya dengan Bumi.

Teori Carson ini membantu memberikan gambaran yang lebih bervariasi dan realistis dibandingkan teori hutan gelap.

"Solusi hutan gelap terhadap Paradoks Fermi tidak meyakinkan. Fakta bahwa kita tidak mendengar siapa pun kemungkinan besar menunjukkan bahwa mereka terlalu jauh, atau kita mendengarkan dengan cara yang salah, atau bahwa tidak ada hutan dan tidak ada hal lain yang perlu didengar," tandas Milligan.

[Gambas:Video CNN]

(rni/dmi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat