yoldash.net

Lama Diam, Pesawat Antariksa 24,3 Miliar Km dari Bumi Akhirnya Bicara

Pesawat luar angkasa yang berada di luar Tata Surya akhirnya bisa kembali berkomunikasi dengan Bumi setelah senyap beberapa bulan.
Wahana antariksa Voyager 1 kembali bisa berkomunikasi dengan Bumi usai lama 'hilang'. (Foto: Dok. https://commons.wikimedia.org)

Jakarta, Indonesia --

Voyager 1, wahana luar angkasa milik lembaga antariksa AS (NASA) yang dikirim untuk ke luar Tata Surya, akhirnya bisa kembali mengirim sinyal ke Bumi setelah hening lima bulan.

"Kedengarannya lebih mirip dirimu, #Voyager1," kicau akun Jet Propulsion Laboratory NASA, Senin (22/4).

"Untuk pertama kalinya sejak November, Voyager 1 mengembalikan data yang bisa digunakan soal kesehatan dan status sistem rekayasa yang ada di dalamnya. Langkah selanjutnya: Aktifkan pesawat ruang angkasa untuk mulai mengembalikan data sains lagi," sambung keterangan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Twitter]

Voyager 1 dan kembarannya Voyager 2 punya misi meneliti ruang antar-bintang, yang merupakan wilayah yang tak terpengaruh gravitasi Matahari alias di luar Tata Surya kita.

ADVERTISEMENT

Keduanya, yang diluncurkan ke angkasa pada 1977, menjadi objek buatan manusia terjauh dari Bumi hingga kini.

Update NASA per Selasa (23/4) malam menyebut Voyager 1 sudah mencapai jarak 24.341.036.476 km dari Bumi. Sementara, Voyager 2 berjarak 20.373.328.562 km dari Bumi.

Sebelum ini, JPL NASA mengatakan Voyager 1 sempat berhenti mengirimkan data sains dan teknik yang dapat dibaca ke Bumi pada 14 November 2023.

Walau begitu, pengontrol misi saat itu masih mengetahui bahwa pesawat ruang angkasa tersebut masih menerima perintah dan beroperasi secara normal.

Pada Maret, tim teknik Voyager di Jet Propulsion Laboratory NASA di California Selatan mengonfirmasi masalah tersebut terkait dengan salah satu dari tiga komputer yang ada di pesawat ruang angkasa, yang disebut subsistem data penerbangan (FDS).

FDS bertanggung jawab untuk mengemas data sains dan teknik sebelum dikirim ke Bumi.

"Tim menemukan bahwa satu chip yang bertanggung jawab untuk menyimpan sebagian memori FDS - termasuk beberapa kode perangkat lunak komputer FDS - tidak berfungsi," menurut pernyataan JPL NASA.

"Hilangnya kode tersebut membuat data sains dan teknik tidak dapat digunakan."

Lantaran tidak dapat memperbaiki chip tersebut, tim memutuskan untuk menempatkan kode yang terpengaruh di tempat lain di memori FDS. Namun tidak ada satu lokasi pun yang cukup besar untuk menampung bagian kode secara keseluruhan.

Mereka menyusun rencana untuk membagi kode yang terdampak menjadi beberapa bagian dan menyimpan bagian tersebut di tempat berbeda di FDS.

Agar rencana ini berhasil, mereka juga perlu menyesuaikan bagian kode tersebut untuk memastikan, misalnya, bahwa semuanya masih berfungsi secara keseluruhan.

"Referensi apa pun ke lokasi kode tersebut di bagian lain memori FDS juga perlu diperbarui," kata keterangan itu.

Tim memulai dengan memilih kode yang bertanggung jawab untuk mengemas data teknik pesawat ruang angkasa. Mereka mengirimkannya ke lokasi baru di memori FDS pada 18 April.

Sinyal radio dari Bumi memerlukan waktu 22 jam 33 menit 12 detik untuk mencapai Voyager 1, dan sebaliknya.

"Ketika tim penerbangan misi mendengar kabar dari pesawat ruang angkasa tersebut pada 20 April, mereka menyadari modifikasi tersebut berhasil: untuk pertama kalinya dalam lima bulan, mereka dapat memeriksa kesehatan dan status pesawat ruang angkasa tersebut," menurut NASA.

Selama beberapa minggu kemudian, tim akan merelokasi dan menyesuaikan bagian lain dari perangkat lunak FDS yang terkena dampak. Ini termasuk bagian yang akan mulai mengembalikan data sains.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat