yoldash.net

Awal Mula Teori Bumi Datar dan Caranya Berkembang di Era YouTube - Halaman 2

Kini dianggap sebagai sinonim dari 'idiot', teori bumi datar hidup sejak kebudayaan kuno di Yunani, Mesopotamia, hingga India saat teknologi masih terbatas.
Ilustrasi. Para penganut Bumi datar memakai pengamatan sederhana untuk membuktikan teorinya. (Foto: ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Carlos Daiz Ruiz, Assistant Professor di Hanken School of Economics, Finlandia, dalam tulisannya di Space, menyebut ide lama ini menyebar terutama lewat YouTube.

Penelitiannya bersama Tomas Nilsson dari Universitas Linnaeus itu dilakukan dengan menganalisis ratusan video YouTube bertema teori Bumi datar.

Peneliti mengamati bahwa kaum Bumi datar memanfaatkan perang budaya yang sedang berlangsung dengan memasukkan argumen mereka sendiri ke dalam logika. Perdebatan ini sudah berlangsung lama dan bisa sangat pribadi bagi peserta di kedua sisi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ruiz mengungkap sejumlah modus 'cocokologi' kaum ini hingga seolah-olah argumennya masuk di akal.

ADVERTISEMENT

Pertama, berdebat soal keberadaan Tuhan tapi kembali ke cara zaman kuno, yakni memakai akal tanpa pengamatan.

Orang-orang sudah lama memperdebatkan ateisme vs keimanan, evolusi vs kreasionisme, dan Ledakan Besar (Big Bang) vs rancangan cerdas. Sementara, apa yang dilakukan kaum Bumi datar adalah menyusun argumen bahwa ateis menggunakan pseudosains, evolusi, Ledakan Besar, dan Bumi bulat, untuk membuat orang menjauh dari Tuhan.

"Mereka (ateis) menciptakan [teori] Big Bang untuk menyangkal bahwa Tuhan menciptakan segalanya, dan mereka menciptakan [teori] evolusi untuk meyakinkan Anda bahwa Dia lebih peduli pada monyet daripada tentang Anda, kata seseorang yang mempercayai Bumi datar seperti dilansir Space.

"Mereka menciptakan Bumi yang bulat karena Tuhan tidak bisa berada di atas Anda jika Dia juga di bawah Anda, dan mereka menciptakan alam semesta yang tak terbatas, untuk membuat Anda percaya bahwa Tuhan jauh dari Anda," lanjutnya.

Kedua, menggaungkan teori konspirasi bahwa elite penguasa yang terdiri dari politikus dan selebritas korup bersekongkol untuk menyimpan pengetahuan untuk diri mereka sendiri dengan mendistorsi sifat dasar realitas.

Pesannya, kata Ruiz, adalah bahwa orang mudah dikendalikan jika percaya apa yang diceritakan daripada yang apa yang mereka lihat sendiri. Memang, Bumi tampak datar dengan mata telanjang.

Ketiga, memakai dalih untuk percaya pada apa yang dilihat. Modus ini didasarkan pada argumen pemikiran bebas yang berawal dari perdebatan sengit tentang ada atau tidaknya Tuhan, misalnya dalam teks konstitusi AS.

Pandangan sekularis ini berargumen bahwa orang-orang rasional seharusnya tidak mempercayai otoritas atau dogma dan sebaliknya, mereka seharusnya hanya mempercayai alasan dan pengalaman mereka sendiri.

Pemikir bebas tidak mempercayai ahli yang menggunakan "pengetahuan buku" atau "matematika omong kosong" yang tidak dapat ditiru oleh orang awam.

Ruiz mengatakan kaum Bumi datar sering menggunakan pengamatan pribadi untuk menguji apakah Bumi itu bulat, terutama melalui eksperimen buatan sendiri. Mereka melihat diri mereka sebagai visioner dan ilmuwan masa lalu, seperti Galileo modern.

Padahal, sesungguhnya mereka tertinggal beberapa puluh abad dari teknologi pengamatan saat ini.

(ttf/arh)

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat