Pakar Bongkar Lembaga yang Mestinya Koordinasi Keamanan Siber
![Pakar Bongkar Lembaga yang Mestinya Koordinasi Keamanan Siber Ahli siber buka suara usai penunjukkan BSSN sebagai pemegang komando kendali PDNS 2 yang kena serangan ransomware.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2022/09/13/gedung-bssn_169.jpeg?w=650&q=90)
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), ada atau tidak ada pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Hadi Tjahjanto, mestinya sejak awal menjadi garda depan dalam keamanan siber pemerintah.
Pada Senin (1/7), Hadi yang mengatakan BSSN "akan terus meningkatkan keamanan siber dengan cara menyambungkan ke komando kendali BSSN yang ada di Ragunan," usai serangan ransomware brain cipher ke Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2.
"Sebetulnya tanpa ditunjuk khusus oleh Menko Polhukam, salah satu kewenangan BSSN adalah menjadi koordinator keamanan siber pada sektor administrasi pemerintahan," kata Pratama Persadha, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, dikutip dari Antara, Selasa (2/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, yang juga dosen pascasarjana pada Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) ini, yang perlu digali lebih dalam adalah aspek apa saja yang dipegang kendalinya oleh BSSN terkait dengan PDNS 2.
ADVERTISEMENT
"Apakah hanya dalam proses melakukan audit dan digital forensik serta mengembalikan data yang terkunci? Meskipun dalam hal ini BSSN tidak dilibatkan oleh Kominfo pada saat proses desain?" ujar Pratama.
"Atau sampai pada pengelolaan harian nanti setelah PDNS 2 bisa beroperasional kembali dengan data dan aplikasi baru?"
Ia menggarisbawahi pengelolaan harian mestinya tetap di Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Hal ini seharusnya tetap menjadi tugas dari Kominfo untuk mengelola PDNS beserta vendor yang dipilihnya," lanjut Pratama.
Dalam Rapat Kerja di Komisi I DPR, pekan lalu, Kepala BSSN Hinsa Siburian mengatakan lembaganya sejak 2023 sudah memprediksi ransomware akan jadi salah satu jenis serangan siber di RI.
"Dan untuk mengantisipasi itu kita sampaikan ke semua lembaga untuk mengantisipasi-nya," klaim dia, Kamis (27/6).
Menurutnya, BSSN juga sudah memiliki Pusat Operasi Keamanan Siber di Ragunan, Jakarta Selatan, yang salah satunya digunakan buat mencegah serangan siber.
Hinsa mengakui fasilitas tersebut hanya mampu mengawasi sebesar 5 persen dari total keseluruhan data nasional.
"Karena bagaimanapun sensor ini bisa kita prioritaskan, misalnya, sensor kita amankan di lingkaran katakanlah istana, jadi kondisinya seperti itu," aku dia.
(Antara/arh)Terkini Lainnya
-
Said Aqil Setuju Izin Tambang untuk Ormas: Harus Selamanya
-
Kapolri Terjunkan Itwasum-Propam, Supervisi Penyelidikan Kasus Afif
-
FOTO: Penertiban Tenda Pencari Suaka di Setiabudi Jakarta
-
Israel Gempur Khan Younis, Usir Warga hingga Pasien di RS
-
VIDEO: Kondisi Kabin Air Europa usai Diguncang Turbulensi Kuat
-
Viral Gereja di Meksiko Jual Lapak Surga Rp1,6 Juta per Meter Persegi
-
Anak Pendiri Astra Gugat Waskita dan Kedubes India di Jakarta Rp3 T
-
BPS Catat RI Deflasi Dua Bulan Berturut-turut Tahun Ini
-
Pelni Ajukan PMN Rp500 M Buat Ganti Kapal Usang Berusia 39 Tahun
-
Ronaldo Ungkap Alasan Menangis Saat Portugal vs Slovenia di Euro 2024
-
Nova Arianto dan Erick Thohir Sepelekan Selebrasi Berlebihan Australia
-
Reaksi Lee Chong Wei Soal Zhang Zhi Jie Meninggal
-
Daftar Hp Tidak Bisa Pakai WA Juli 2024, Termasuk iPhone dan Samsung
-
Pakar Bongkar Lembaga yang Mestinya Koordinasi Keamanan Siber
-
VIDEO: Detik-detik Roket China Tak Sengaja Meluncur dan Meledak
-
Data Apa Saja Harus Dibawa Saat Bikin SIM Pakai BPJS?
-
Singapura Bakal Larang Sepeda Motor Tua dan Batasi Mesin Diesel
-
Syarat Perpanjang SIM Pakai BPJS Berlaku 1 Juli 2024
-
Jennifer Lopez-Ben Affleck Konon Sudah Bubar Sejak Maret
-
Perjalanan Cinta Ayu Ting Ting dengan Fardhana hingga Batal Menikah
-
Ramai Tren Cek Khodam di Media Sosial, Apa Hukumnya dalam Islam?
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso