Selangkah Menuju Olimpiade, Sekarang Atau Potong Generasi Lagi
Timnas Indonesia U-23 masih punya satu kesempatan terakhir untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024. Peluang ini harus benar-benar dimanfaatkan atau perlu potong generasi lagi untuk menapak pijakan yang sama.
Sejak Olimpiade Barcelona 1992, batasan usia berlaku untuk cabang olahraga sepak bola. Hanya tiga pemain di atas 23 tahun yang boleh masuk ke dalam satu tim. Sisanya wajib berusia di bawah 23 tahun.
Peraturan ini membuat setiap tim untuk menyiapkan pemain junior untuk setiap edisi Olimpiade yang berjarak empat tahun. Khusus Olimpiade 2024, persiapan hanya sekitar tiga tahun karena Olimpiade 2020 Tokyo berlangsung pada 2021.
Mempersiapkan skuad muda bukan perkara mudah. Selain berkaitan dengan hal-hal teknis di lapangan, setiap tim juga harus berurusan dengan perkara administrasi terkait usia. Sebab, setiap pemain wajib diproyeksikan tak melebihi usia yang dibatasi oleh penyelenggara demi memaksimalkan jatah tiga pemain 'senior'.
Untuk konteks Indonesia, cikal bakal skuad menuju Olimpiade sudah mulai disusun dalam persiapan Piala Dunia U-20. Beberapa nama seperti Ivar Jenner, Justin Hubner, Rafael Struick, Hokky Caraka, hingga Marselino Ferdinan adalah contohnya.
Seiring dengan batalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20, maka fokus Shin Tae Yong beralih ke ajang berikutnya dengan kelompok umur yang lebih tinggi. Juru taktik asal Korea Selatan itu menyelipkan pemain-pemain junior di level senior.
Selama melatih Indonesia, STY kerap memasukkan pemain junior ke tim senior sehingga jadi fondasi skuad. Tak jarang Indonesia jadi peserta kompetisi dengan rata-rata usia belia, salah contohnya adalah Piala Asia 2023 (24,3 tahun) dan Piala Asia U-23 2024 (21,3 tahun).
Pola yang dilakukan STY berbuah manis. Indonesia mencetak sejarah lolos ke fase gugur Piala Asia. Selain itu, Timnas Indonesia U-23 mencapai semifinal Piala Asia U-23 2024 dengan status debutan.
Ini tak lepas dari upaya potong generasi di era STY dengan sederet pencapaian impresif yang menyertainya. Pun halnya dengan Olimpiade, jika gagal melaju ke Paris tahun ini maka Indonesia harus mengulang persiapan selama empat tahun sekaligus memotong generasi lagi.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Tak Perlu Takut, Indonesia Pernah Lumat Tim Kuat
BACA HALAMAN BERIKUTNYATerkini Lainnya
-
Warga Dago Elos Kawal Ketat Kasus Muller Bersaudara
-
Deputi KSP Daftar Jadi Cagub Maluku ke NasDem, Klaim Restu Moeldoko
-
Empat Bu Nyai dan Ning Tewas Tertabrak Kereta, Ponpes Sidogiri Berduka
-
Apa Manfaat Utama Kartu Haji Smart Card dari Saudi?
-
Israel Serbu Rafah sampai Hamas Minta JK Bantu Mediasi dengan Israel
-
Israel Bombardir Rafah: 27 Orang Tewas, Termasuk Wanita dan Anak-anak
-
Peritel soal Wajib Sertifikasi Halal per 17 Oktober: Mungkin Diundur
-
Kasus Dugaan Fraud Indofarma Bakal Dilaporkan ke Kejagung
-
Wamen BUMN Sebut Bakal Ada Bank Emas, Dikelola Pegadaian
-
2 Pemain Tersisa Dortmund usai Final Liga Champions 11 Tahun Lalu
-
Profil Safiq Rahim, Bintang Malaysia yang Diserang Orang Tak Dikenal
-
5 Fakta Jelang Madrid vs Bayern di Liga Champions
-
WhatsApp Luncurkan Fitur Baru, Bisa Bikin Jadwal
-
NASA Bagikan Momen 'Tersedot' ke Dalam Lubang Hitam Raksasa
-
Deret Viral Aturan Bea Cukai, Denda Sepatu hingga Influencer
-
Hyundai Ioniq 5 dan 6 Ditarik dari Tangan Konsumen di Indonesia
-
Polisi Kirim Surat Tilang Lewat WA, Berikut Alasannya
-
VinFast Resmikan Penjualan VF e34 dengan Skema Berlangganan Baterai
-
Rumah Drake Ditembak, Penjaga Jadi Korban dan Kini Dijaga Polisi
-
Biopik Ki Hadjar Dewantara Tayang 2026, Gina S. Noer Jadi Sutradara
-
Chen EXO Akan Comeback Rilis Mini Album DOOR 28 Mei
-
Skrining 21 Sekolah di Jakarta, 5,6 Persen Anak Bawa Gen Thalasemia
-
5 Pantangan Makanan agar Penampilan Awet Muda, Kurangi Gorengan
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso