Ratusan Gempa Tercatat Sebelum Gunung Ruang Erupsi, Saling Berkaitan?
Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara meletus beberapa kali dalam dua hari terakhir. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun resmi menaikkan status Gunung Ruang menjadi level IV atau Awas pada Rabu (17/4) pukul 21.00 Wita.
Badan Geologi mengungkap kenaikan aktivitas Gunung Ruang ini tak lepas dari gempa tektonik yang terjadi di Maluku Utara beberapa hari sebelumnya.
Ketua Tim Kerja Gunung Api Badan Geologi Heruningtyas mengatakan kenaikan aktivitas Gunung Ruang bisa dikatakan mendadak dan cepat.
"Karena ini eskalasi kegempaannya dimulai tanggal 11-15 April, sehingga akhirnya erupsi pada 16 April pukul 13.37 untuk erupsi pertama," kata Heruningtyas dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Kamis (18/4).
Ia menjelaskan sebelum erupsi Gunung Ruang sempat tercatat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,4 dan magnitudo 5,1 di barat laut dan barat daya Pulau Doi, Maluku Utara.
Heruningtyas mengatakan gempa tercatat pada tanggal 9 dan 14 April 2024. Kemudian, pihaknya mencatat peningkatan gempa vulkanik dalam (VTA) hingga 5-146 kali selama periode 11-15 April 2024.
"Dilanjutkan adanya aktivitas kegempaan yang tercatat cukup signifikan mulai berjumlah 5 sampai 146 kali, sehingga ini menjadi salah satu yg mendasari kami menaikan level dari status normal atau level I ke level II atau waspada," tuturnya.
Kendati begitu, apakah bisa gempa bumi menyebabkan sebuah gunung berapi erupsi?
Lembaga Peninjau Geologi AS (United States Geological Survey/USGS) dalam penjelasannya menyebut dalam beberapa kasus gempa tektonik bisa memicu letusan gunung berapi.
USGS menyatakan beberapa gempa bumi regional yang besar (lebih besar dari magnitudo 6) dianggap terkait dengan letusan berikutnya atau beberapa jenis gejolak di gunung api terdekat.
"Namun, gunung berapi hanya dapat dipicu untuk meletus oleh gempa tektonik di dekatnya jika gunung berapi tersebut sudah siap untuk meletus," demikian keterangan USGS dalam laman resminya.
Lembaga tersebut menambahkan setidaknya ada dua kondisi yang harus terpenuhi agar gempa dapat memicu letusan gunung berapi.
Lihat Juga : |
Pertama, magma yang cukup "mudah meletus" di dalam sistem gunung berapi.
Kedua, tekanan yang signifikan di dalam wilayah penyimpanan magma.
Mirzam Abdurrachman, Ahli Vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), juga menyampaikan hal serupa.
Ia menjelaskan gempa tektonik di sekitar gunung api yang kritis, dalam hal ini yang berstatus siaga atau awas ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas seperti gempa vulkanik, keringnya mata air, peningkatan pelepasan gas maupun letusan-letusan kecil dapat mempengaruhi aktivitas gunung api.
Melansir laman resmi ITB, dalam keadaan kritis, gas terlarut ataupun volume magma yang banyak, sangat mudah dikeluarkan jika diberi pemantik, seperti halnya gempa bumi
Ia mencontohkan peristiwa meletusnya Gunung Fuji, Jepang pada 28 Oktober tahun 1707 disebabkan oleh gempa tektonik. Menurutnya saat itu gempa besar berkekuatan 8,6 skala Richter mengguncang pantai Jepang sepanjang Nakai Megathrust, barat daya Jepang.
"Ini adalah salah satu gempa terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah Jepang yang memakan korban hingga lebih dari 5.000 jiwa. Kekuatan gempa tersebut kekuatannya baru bisa dikalahkan oleh gempa Tohoku pada 2011," jelas dia.
Merujuk penelitian Chrstine Chesley dan kawan-kawan pada 2012, gempa tektonik yang terjadi pada 20 Oktober 1707, atau delapan hari sebelum letusan, telah menyebabkan magma di bawah Gunung Fuji yang terletak pada kedalaman sekitar 20 km, tertekan dan bergerak naik menuju dapur magma yang lebih dangkal pada kedalaman sekitar 8 km.
Menurutnya letusan Gunung Fuji tersebut dicirikan oleh keluarnya material yang hanya terdiri dari abu vulkanik tanpa dibarengi keluarnya material lava pijar. Kondisi ini sebagai penanda bahwa telah terjadi perubahan tekanan dalam dapur magma Gunung Fuji yang terjadi dengan sangat tiba-tiba.
Namun begitu, menurutnya gempa tektonik tidak selalu menyebabkan gunung api meletus. Lalu, apa syarat gempa tektonik bisa menyebabkan erupsi gunung api?
"Jikapun letusan terjadi, maka kondisi sebuah gunung api harus dalam kondisi kritis. Jika sebuah gunung api dalam keadaan normal atau stabil, gempa tektonik biasa tidaklah cukup menyebabkan suatu gunung api meletus," ujar dia.
Ia menjelaskan gempa tektonik akan mengguncang, memperburuk kondisi dan akhirnya memberikan jalan keluar bagi magma ke permukaan saat kondisi sudah melampaui batas kestabilannya.
[Gambas:Video CNN]
Terkini Lainnya
-
KPK Temukan Pejabat Punya Aset Kripto Miliaran dalam LHKPN 2023
-
Gibran Perdana Temui Prabowo Usai Putusan MK
-
Viral Pertunangan Anak 7 Tahun di Sampang, Orang Tua Buka Suara
-
VIDEO: Detik-detik Dua Helikopter Militer Malaysia Tabrakan, 10 Tewas
-
FOTO: Ratusan Jenazah Ditemukan di Halaman RS Nasser Khan Younis
-
Pakar Asing soal Dissenting Opinion MK: Pemilu Prosedural Tapi Curang
-
Impor Bawang Putih Baru 14,2 Persen Imbas Produksi di China Dkk Turun
-
KSP Wanti-wanti Harga Bawang Putih Naik Imbas Konflik Iran-Israel
-
Badan Pangan Sebut Banjir Jadi Penyebab Harga Bawang Merah Meroket
-
Gia Tergila-gila Joget Dangdut dan Karaoke di Bus Tim Pertamina Enduro
-
Jadwal Lengkap MotoGP Spanyol 2024 Minggu Ini
-
Tiki-taka Timnas Indonesia U-23 Bikin Bintang Korea Takut
-
Ahli Temukan Lubang Hitam Kedua Terbesar Bima Sakti, 33 Kali Matahari
-
Mulai Kemarau, Cuaca Jakarta Diprediksi Ekstrem Sampai Minggu Depan
-
Menkominfo Pastikan Starlink Masuk RI Enggak Gratis
-
Neta Bakal Buka Selubung SUV Listrik Rakitan Lokal di PEVS 2024
-
Rahasia Penjualan Toyota Yaris Cross Hybrid Terdongkrak
-
Telat Bayar Pajak Mobil, Berikut Cara Hitungnya
-
Pernyataan Lengkap Bright Vachirawit dan Nene Konfirmasi Pacaran
-
Sinopsis Brick Mansions, Bioskop Trans TV 23 April 2024
-
Kisruh HYBE Vs ADOR, Min Hee-jin Tuding ILLIT Jiplak NewJeans
-
Pakar: Infrastruktur Bali Lemah, Pariwisata Menumpuk di Selatan
-
Media Asing Marak Soroti Turis China Tewas Jatuh ke Jurang Kawah Ijen
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso