Menkominfo Pastikan Starlink Masuk RI Enggak Gratis
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebut Starlink perlu membayar Biaya Hak Penyelenggaraan (BHP) telekomunikasi dan mengikuti segala aturan yang ada jika beroperasi di Tanah Air.
"Semua harus ikut regulasi Indonesia dong. Izinnya semua harus ikut Indonesia," ujar Menkominfo Budi Arie Setiadi di sela acara The 10th Asia Pacific Spectrum Management Conference 2024, Jakarta, Selasa (23/4).
"Bayar dong. Enggak ada yang gratis. Enak aja," imbuhnya ketika ditanya soal pembayaran BHP.
Ia tak merinci angka pembayaran Starlink tersebut.
Ketentuan soal angka BHP telekomunikasi itu sendiri ada pada Peraturan Menkominfo No. 19 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan pajak dari Pungutan Biaya Hak Pebyelenggaraan Telekomunikasi.
Bahwa, besaran BHP Telekomunikasi mencapai 0,50 persen dari pendapatan kotor penyelenggaraan telekomunikasi. Pembayarannya paling lambat dilakukan 30 April tahun berikutnya dan dapat dilakukan per triwulan atau per semester.
Budi Arie juga mengomentari soal Starlink yang baru-baru ini meneken kerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Menurutnya, kolaborasi ini sesuatu yang bagus, terlebih Starlink memang bisa membantu beberapa wilayah di Indonesia.
"Bagus dong, jadi ada kerja sama ada kolaborasi dengan lokal company Indonesia. Karena teknologi yang ditawarkan starlink ini memang bisa membantu untuk beberapa wilayah di Indonesia. Indonesia timur tuh terbantu nanti, daripada kita gelar kabel, apa, segala macem," tutur Budi.
Sebelumnya, APJII dan PT Starlink Services Indonesia (Starlink) resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan tujuan meningkatkan akses internet di seluruh Indonesia.
Menurut Ketua Umum APJII Muhammad Arif, kerja sama tersebut akan memberikan manfaat bagi ekosistem internet di Indonesia.
"Dengan mengintegrasikan layanan Starlink dengan infrastruktur yang sudah ada, bisnis ISP lokal dapat memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas layanan mereka," ujar Muhammad Arif dalam sebuah keterangan, Senin (22/4).
"Sementara Starlink juga dapat memanfaatkan jaringan yang sudah terbangun untuk mencapai lebih banyak pengguna di seluruh Indonesia," imbuh dia.
Sebagai informasi, penyedia layanan internet satelit milik Elon Musk ini telah mulai menjual paket internet rumahan di Tanah Air. Paket internet yang telah dijual dibanderol dengan harga Rp750 ribu per bulan dengan jumlah kuota tanpa batas.
Selain membayar biaya bulanan, pelanggan juga diberikan rekomendasi perangkat keras yang tampak seperti receiver sinyal. Perangkat yang disebut memiliki 'standar teraktuasi' ini dibanderol dengan harga Rp7,8 juta.
(lom/arh)