yoldash.net

Mulai Kemarau, Cuaca Jakarta Diprediksi Ekstrem Sampai Minggu Depan

Hujan sedang hingga lebat diprakirakan masih terus rajin menyerempet banyak wilayah RI, termasuk Jakarta, meski kemarau mulai melanda.
Ilustrasi. BMKG memprediksi hujan masih bakal banyak terjadi di banyak provinsi. (Foto: Safir Makki)

Jakarta, Indonesia --

Walau musim kemarau mulai tiba di sebagian wilayah Indonesia, cuaca ekstrem diprediksi masih rajin melanda pekan ini. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Prospek Cuaca Seminggu ke Depan Periode 23–29 April 2024, mengungkap "pada sepekan ke depan masih terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua."

Lembaga ini pun mengeluarkan peringatan dini soal potensi cuaca ekstrem, berupa puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hingga hujan es, dan dampak yang dapat ditimbulkannya, di berbagai wilayah sepekan ke depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh dampaknya ialah banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

ADVERTISEMENT

Lembaga ini juga menyebut Daerah Khusus (DK) Jakarta, yang bagian utaranya diprakirakan sudah masuk musim kemarau saat ini, jadi salah satu wilayah yang bakal rajin dilanda cuaca ekstrem seminggu ke depan.

Untuk rincian wilayah cuaca ekstrem secara lengkap, berikut daftarnya:

23-24 April

Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kep. Riau, Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, DK Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT;

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan.

25–26 April

Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kep. Riau, Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, DK Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara;

Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua, Papua Pegunungan, Papua Selatan.

27-29 April

Aceh, Sumatra Utara, Riau, Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, DK Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara;

Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua, Papua Pegunungan, Papua Selatan.

Fenomena atmosfer

BMKG menyebut cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat, ini terutama dipicu sejumlah fenomena. 

Pertama, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial yang diprakirakan aktif di wilayah Aceh, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur dalam sepekan ke depan.

Kedua, aktivitas gelombang Kelvin. Fenomena ini terpantau aktif di wilayah Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Ketiga, daerah tekanan rendah (LPA) yang terpantau berada di Samudra Hindia barat daya Bengkulu.

Fenomena ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Sumatra Barat hingga pesisir barat Bengkulu, dan di Samudra Hindia Barat Bengkulu, serta membentuk daerah pertemuan angin (konfluensi) di Pesisir Barat Aceh hinga Barat Bengkulu.

Keempat, sirkulasi siklonik yang terpantau di Laut Arafuru dan Laut Flores. Hal ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di berbagai wilayah.

Contohnya, Papua Pegunungan hingga Papua Selatan, Pesisir Selatan Jawa Barat hingga selatan Banten.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat