yoldash.net

600 Staf Google Surati Perusahaan Desak Putus dari Konferensi Israel

Ratusan karyawan Google memprotes langkah perusahaan teknologi itu lantaran membuka kerja sama dengan konferensi teknologi Israel.
Ilustrasi. Ratusan staf Google memprotes kerja sama dengan Israel. (AFP/TOBIAS SCHWARZ)

Jakarta, Indonesia --

Lebih dari 600 pekerja Google menandatangani surat yang ditujukan kepada pimpinan pemasaran raksasa teknologi itu yang berisi tuntutan pembatalan sponsor di Mind the Tech, konferensi tahunan yang mempromosikan industri teknologi Israel.

Konferensi itu sendiri berlangsung di New York, AS, pekan ini.

"Mohon menarik diri dari Mind the Tech, menyampaikan permintaan maaf, dan mendukung Googlers (staf lama di Google) serta pelanggan yang putus asa atas banyaknya korban jiwa di Gaza; kami membutuhkan Google untuk berbuat lebih baik," demikian isi surat para staf dikutip dari WIRED.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mohammad Khatami, insinyur perangkat lunak untuk Google yang menandatangani surat tersebut, mengatakan prioritas tertinggi bagi pekerja teknologi adalah bagaimana pekerjaan mereka memengaruhi tidak hanya pengguna, tetapi juga orang-orang di lapangan.

ADVERTISEMENT

"Warga Palestina, yang banyak di antaranya adalah pengguna Google, berada dalam bahaya karena teknologi yang kami produksi," katanya.

Konferensi dua hari ini dimulai pada Senin (4/3) dengan serangkaian seminar yang berfokus pada industri, dan diakhiri pada Selasa (5/3) malam.

Fokusnya adalah menyoroti ketahanan industri teknologi Israel, terutama dalam menghadapi kemerosotan ekonomi Israel menyusul serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023.

Sekitar 1.200 warga Israel diklaim tewas dalam serangan tersebut. Sementara, serangan balasan militer Israel di Gaza menewaskan lebih dari 30 ribu warga Palestina, termasuk anak-anak, per 4 Maret.

Interupsi

Dalam agenda konferensi itu, staf Google juga terang-terangan berdemo dengan menginterupsi acara.

Barak Regev, direktur pelaksana Google Israel, saat berpidato di konferensi tersebut, Senin (4/3), diinterupsi oleh seorang insinyur perangkat lunak Google Cloud yang berteriak bahwa karyanya tidak boleh digunakan untuk tujuan pengawasan dan genosida.

Ia menginterupsi acara tersebut bersama dengan seorang penyelenggara yang tergabung dalam kelompok anti-Zionis Israel, Shoresh dan Jewish Voices for Peace.

"Saya tidak melihat ada cara untuk melanjutkan pekerjaan teknis saya tanpa melakukan hal ini (protes)," kata insinyur Google yang enggan diungkap identitasnya.

"Saya menganggap ini sebagai bagian dari pekerjaan teknis saya, dan saya berharap teknisi lain di Cloud melihat saya melakukan hal ini, dan saya berharap tindakan ini dapat menyemangati mereka."

Kedua aktivis tersebut dengan cepat dipaksa keluar dari acara tersebut. Begitu pula koresponden Hell Gate, yang juga menulis artikel ini. Penyelenggara acara sendiri tidak memberikan penjelasan mengapa mereka mengeluarkan awak media.

Google merupakan sponsor 'emas' dari Mind the Tech, menurut situs konferensi, meskipun tidak jelas komitmen finansial macam apa yang diberikan.

Raksasa teknologi pimpinan Subdar Pichai ini tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait insiden ini.

Pembicara lain pada hari pembukaan ini termasuk Walikota New York Eric Adams, Walikota Yerusalem Moshe Lion, dan mantan direktur lembaga keamanan siber AS (NSA) Michael Rogers.

Zelda Montes, seorang insinyur perangkat lunak di YouTube yang menghadiri demo pada Senin di luar konferensi, mengatakan solidaritas pekerja sangat penting dalam konteks "teknologi AI Israel yang digunakan dalam pengawasan dan genosida terhadap rakyat Palestina."

"Sementara 'kepemimpinan' kita terus mengecewakan kita, saya berharap kita sebagai pekerja Google merasa lebih berdaya untuk berpaling dan bertanya pada diri sendiri, apa lagi yang bisa kita lakukan untuk secara kolektif melawan teknologi buat penindasan," kata dia.

Isi surat

Surat internal yang menentang partisipasi Google dalam Mind the Tech pertama kali dibagikan di internal Google pada 29 Februari.

Surat tersebut ditulis bersama oleh beberapa penyelenggara No Tech for Apartheid, kelompok yang menyerukan diakhirinya Project Nimbus dan kontrak yang tak diharapkan lainnya.

Project Nimbus ini merupakan kontrak komputasi awan pemerintah Israel senilai US$1,2 miliar dengan Google dan Amazon yang diumumkan pada 2021.

No Tech for Apartheid menuding ketentuan kontrak Nimbus memungkinkan teknologi cloud dari perusahaan AS, termasuk alat kecerdasan buatan (AI), digunakan untuk tujuan militer.

Dokumen yang diperoleh The Intercept menunjukkan bahwa alat Project Nimbus dapat digunakan untuk pengawasan, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari penjajahan Israel di wilayah Palestina.

Surat yang menyerukan Google untuk membatalkan hubungannya dengan Mind the Tech didistribusikan melalui milis internal karyawan yang didedikasikan untuk membahas kontrak perusahaan yang dianggap tidak etis oleh beberapa pekerja.

Selain itu, surat ini disebar melalui beberapa milis untuk karyawan Google yang Muslim, Arab, dan anti-Zionis.

Penandatangan surat ini mencakup karyawan tetap Google serta karyawan sementara, vendor, dan kontraktor.

Isinya menyoroti kampanye pemboman besar-besaran pemerintah Israel di Gaza yang dimulai setelah serangan Hamas pada Oktober 2023.

Di samping itu, para pemrotes sambil menyinggung menyebutkan keputusan Mahkamah Internasional baru-baru ini yang menemukan bahwa beberapa tindakan Israel "tampaknya dapat masuk dalam ketentuan Konvensi [Genosida]."

Surat tersebut juga menunjuk krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza yang dipicu oleh pemboman dan penghancuran perumahan dan rumah sakit, serta pembatasan bantuan oleh pemerintah Israel ke wilayah tersebut, yang menyebabkan banyak kematian dan korban luka.

Karyawan raksasa teknologi sendiri punya riwayat panjang memprotes tindakan perusahaannya untuk bekerja sama dengan Israel.

Pada 2021, tak lama setelah serangan militer Israel yang lebih kecil dan lebih awal di Gaza, 90 pekerja Google dan 300 pekerja Amazon menerbitkan surat terbuka di The Guardian yang menentang Project Nimbus.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat