yoldash.net

Curhat Jemaah Haji: Tim Medis Kurang, Rebutan Air, dan Minim Bantuan

Jemaah haji yang sudah pulang menyebut, semasa di Mekkah, banyak sekali jemaah yang pingsan karena panas dan justru dibantu oleh sesama jemaah.
Jemaah haji yang sudah pulang menyebut, semasa di Mekkah, banyak sekali jemaah yang pingsan karena panas dan justru dibantu oleh sesama jemaah. (AFP/FADEL SENNA)

Jakarta, Indonesia --

Petugas medis dan bantuan yang tersedia di Arab Saudi dikeluhkan para jemaah haji 2024 masih sangat kurang. Padahal, jutaan jemaah menjalani rukun kelima agama Islam tersebut di tengah terpaan cuaca panas yang ekstrem.

Keluhan tersebut muncul dari para jemaah setelah hingga saat ini lebih dari seribu jemaah meninggal dunia dalam pelaksanaan musim haji tahun ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diberitakan CNN, Sabtu (22/6), para saksi mata menyebut banyak jemaah yang kehilangan kesadaran akibat cuaca panas. Mereka bahkan berjalan melewati mayat-mayat yang telah ditutupi kain putih saat rangkaian ibadah haji digelar.

Zirrar Ali (40) baru saja kembali ke London setelah melaksanakan ibadah haji bersama ayahnya yang berusia 70 tahun. Dia menceritakan berbagai hal yang dirasakan selama melaksanakan ibadah haji tahun ini yang menurutnya masih banyak kekurangan.

ADVERTISEMENT

Misalnya soal ketersediaan air bersih dan air minum yang kurang, tempat berteduh hingga dukungan medis yang juga tidak mencukupi selama satu pekan dirinya berada di Makkah.

"Bagi saya, rasanya seperti ada terlalu banyak orang. Tidak cukup petugas medis, jadi mereka (petugas) hanya menunggu hal terburuk terjadi dan kemudian baru akan mengambil tindakan," kata Ali.

A Muslim pilgrim uses an umbrela to shield from the sun during extremely hot weather, on the first day of the Satan stoning ritual, during the annual haj pilgrimage, in Mina, Saudi Arabia, June 16, 2024. REUTERS/Saleh SalemJemaah haji tahun ini mengeluhkan sejumlah hal, misalnya soal ketersediaan air bersih dan air minum yang kurang, tempat berteduh hingga dukungan medis yang juga tidak mencukupi selama satu pekan dirinya berada di Makkah. (REUTERS/Saleh Salem)

Ali juga menyebut banyak sekali orang yang pingsan dan justru dibantu oleh sesama jemaah.

"Saya tidak bisa fokus pada ibadah haji ketika saya melihat orang-orang menderita," katanya.

Hal serupa juga diungkap Ahmad (44) asal Indonesia. Dia mengaku melihat banyak orang yang sakit dan meninggal karena cuaca panas.

"Sepanjang perjalanan pulang, saya melihat banyak jemaah yang meninggal. Hampir setiap beberapa ratus meter ada mayat tergeletak dan ditutupi kain ihram (kain putih)," kata dia.

Selain itu, Ahmad juga mengaku melihat jemaah berebut setiap kali petugas membagikan air. Namun dia jarang sekali melihat petugas kesehatan atau bahkan ambulans yang bersiaga.

Lihat Juga :

Keduanya pun menyesalkan buruknya infrastruktur dan penyelenggaraan haji tahun ini, terutama bagi mereka yang melakukan perjalanan secara mandiri.

Ibadah haji tahun ini memang digelar di tengah kondisi cuaca ekstrem yang menyebabkan suhu melonjak di atas rata-rata.

Hingga kini, jumlah pasti korban tewas juga belum dapat dipastikan, tapi korban diperkirakan akan terus bertambah karena masing-masing negara mengumumkan jumlah kematian warganya yang haji secara terpisah.

Pemerintah Arab Saudi hanya mengetahui jemaah haji yang mendaftar dan melakukan perjalanan ke Mekah sesuai dengan kuota haji yang diberikan.

Maka dari itu, kekhawatiran pun muncul berkaitan dengan jumlah korban meninggal yang justru berasal dari jemaah haji yang tidak terdaftar.

A Muslim pilgrim pours water on his head to cool down from the heat, as he takes part in the annual haj pilgrimage in Mina, Saudi Arabia, June 17, 2024. REUTERS/Mohammed TorokmanBanyak jemaah disebut berebut setiap kali petugas membagikan air. Namun jarang sekali terlihat petugas kesehatan atau bahkan ambulans yang bersiaga. (REUTERS/Mohamad Torokman)

Arab Saudi sebelumnya telah mewajibkan setiap jemaah memperoleh satu dari 1,8 juta izin yang tersedia untuk mengakses Makkah secara legal saat penyelenggaraan haji.

Peziarah tak berizin biasanya melakukan perjalanan tanpa bus ber-AC dan kurang memiliki akses terhadap persediaan makan dan minum.

Terlepas dari fasilitas yang ditawarkan kepada sebagian orang, semua jemaah menghabiskan sebagian besar hari mereka berjalan di luar ruangan di tengah panas terik.

Menurut Ali, perjalanan kaki minimal lima jam setiap hari. Namun banyak jamaah yang menghabiskan 12 jam per hari untuk jalan kaki.

Baginya, meskipun perjalanan jauh merupakan bagian mendasar dari pengalaman haji, dia yakin pemerintah Saudi seharusnya memberikan lebih banyak bantuan.

[Gambas:Video CNN]



(tst/end)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat