Muhadjir Ingin Kampus Lebih Banyak Buka Vokasi demi Bonus Demografi
![Muhadjir Ingin Kampus Lebih Banyak Buka Vokasi demi Bonus Demografi Menurut Muhadjir, Indonesia akan lebih siap menghadapi bonus demografi jika kampus lebih banyak membuka program vokasi daripada akademik.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2020/06/03/ilustrasi-kuliah_169.jpeg?w=650&q=90)
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy ingin perguruan tinggi (PT) memperbanyak membuka program vokasi daripada akademik.
Muhadjir menilai program vokasi saat ini lebih dibutuhkan agar Indonesia lebih siap menghadapi bonus demografi. Ia berharap lulusan perguruan tinggi siap menghadapi dunia kerja.
"Mestinya PT itu sekarang harus beradaptasi lebih membuka program-program vokasi daripada program akademik," kata Muhadjir dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) di Komisi X DPR, Jakarta, Selasa (2/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan dalam konsep piramida pengetahuan, porsi paling besar harus diberikan kepada pendidikan kejuruan, lalu vokasi, dan profesi.
ADVERTISEMENT
Bertalian dengan itu, kata Muhadjir, Indonesia harus memperbanyak lulusan di bidang vokasi dan kejuruan. Menurutnya, jika hal itu tidak dilakukan, Indonesia bisa terjebak dalam middle income trap.
Ia pun menyinggung soal pendidikan dokter. Ia berpendapat tidak perlu terlalu banyak orang yang berprofesi sebagai dokter.
"Kalau profesi terlalu banyak itu kebalik nanti. Jadi dokter-dokter itu enggak usah banyak-banyak. Tapi yang berobat itu yang banyak. Kalau dokternya yang banyak itu nggak ada yang berobat," kata dia.
Muhadjir menilai profesi dokter mestinya tak perlu dilakukan banyak orang. Sebab, pada prinsipnya, tak semua orang bisa menggeluti profesi karena itu membutuhkan keahlian khusus dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
"Dan itu mestinya tidak sembarang orang bisa di situ," ucap dia.
Namun, kata Muhadjir, banyak perguruan tinggi di Indonesia terlanjur salah kaprah. Mereka terus memperbanyak lulusan profesional meskipun tidak terlalu dibutuhkan dunia kerja.
"Tapi sebetulnya itu tidak dibutuhkan di dunia real. Asal buka aja. Karena itu kita juga agak ketat, keras terhadap perguruan tinggi. Perbanyak dia vokasi mestinya. Dan itu betul-betul akan masuki dunia kerja," kata eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
(thr/tsa)[Gambas:Video CNN]
Terkini Lainnya
-
PKB Sebut Muslimat NU Pecah Jelang Pilkada Jatim 2024
-
Muhadjir Ingin Kampus Lebih Banyak Buka Vokasi demi Bonus Demografi
-
KPK Respons ICW: Penanganan Perkara Masih Berjalan Sesuai Aturan
-
Ratusan Ribu Warga Dukung Petisi Pemakzulan Presiden Korsel
-
VIDEO: Israel Usir Paksa Warga Palestina Tinggalkan Khan Younis Gaza
-
27 Tewas Terinjak-injak saat Festival Keagamaan Hindu di India
-
ESDM Targetkan 15 Proyek Penyimpanan Karbon Rampung pada 2030
-
Kemenhub Sebut Bandara VVIP IKN Tak Punya Kode dari IATA
-
Kata-kata Ronald Koeman Usai Belanda Jadi Ganas di 16 Besar Euro 2024
-
Media Portugal Ingin Ronaldo Jadi Cadangan Lawan Prancis
-
Detail Aturan BWF Soal Penanganan Cedera dan Hal Darurat di Lapangan
-
Daftar Hp Tidak Bisa Pakai WA Juli 2024, Termasuk iPhone dan Samsung
-
FOTO: Lubang Raksasa Ancam Lumbung Pangan Turki
-
Pemegang Password PDNS Terungkap, Fix Celah Serangan Ransomware?
-
Cara Mudah Perpanjang SIM Bulan Juli 2024 Tanpa Calo
-
Data Apa Saja Harus Dibawa Saat Bikin SIM Pakai BPJS?
-
Singapura Bakal Larang Sepeda Motor Tua dan Batasi Mesin Diesel
-
Eminem Akan Rilis Album ke-12 The Death of Slim Shady 12 Juli
-
Bangga, Festival Teluk Tomini 2024 Pukau Wisatawan Global
-
Biar Istirahat Berkualitas, Berapa Suhu AC yang Baik saat Tidur?
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso