yoldash.net

Israel Mendadak Tarik Brigade Nahel dari Gaza, Persiapan Invasi Rafah?

Israel menarik mundur Brigade Nahal dari Jalur Gaza, diduga persiapan jelang invasi ke Rafah di Gaza selatan.
Ilustrasi. Brigade Nahel Israel disebut ditarik pulang dari Gaza, diduga persiapan invasi Rafah. Foto: AP/Majdi Mohammed

Jakarta, Indonesia --

Israel menarik mundur Brigade Nahal dari Jalur Gaza, diduga untuk mempersiapkan serangan ke Rafah.

Radio Tentara Israel melaporkan pasukan Nahal akan diberi waktu istirahat, pemulihan, dan pelatihan sebelum invasi ke Rafah di Gaza selatan.

Media itu juga melaporkan pasukan yang ditarik akan diganti Brigade Lapis Baja ke-679 dan Brigade Infanteri ke-2, demikian dikutip Anadolu Agency, Kamis (25/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penarikan pasukan ini berlangsung usai lembaga penyiaran publik Israel, KAN, mengatakan militer akan menginvasi Rafah dalam waktu dekat.

ADVERTISEMENT

KAN juga menyebut evakuasi terhadap warga sipil di wilayah itu juga akan segera dilakukan

Beberapa waktu lalu, militer Israel menyatakan sudah siap dan hanya menunggu perintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Sebelumnya pejabat intelijen Israel disebut melakukan pertemuan rahasia dengan pejabat intelijen Mesir, menjelang invasi ke Rafah. Pertemuan digelar Rabu (24/4) di ibu kota Kairo. 

Menurut laporan, pertemuan itu diikuti Kepala Badan Keamanan Dalam Negeri Israel Ronan Bar, Kepala Staf Militer Israel Herzi Halevi dengan Kepala Dinas Intelijen Mesir Abbas Kamal dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mesir Osama Askar.

Pertemuan antara pejabat militer Israel dan Mesir bertepatan dengan pengumuman Israel, bahwa mereka akan "melanjutkan" serangan ke Rafah.

Kekhawatiran utama Mesir adalah invasi Rafah dapat menyebabkan gelombang besar warga Palestina yang ingin menyeberang perbatasan.

Sebagian besar pengungsi Palestina di Rafah kini disebut sudah mengungsi ke wilayah lain. Sementara Perbatasn Mesir adalah satu-satunya jalan keluar bagi para pengungsi, jika terjadi invasi Israel.

Mesir menyebut jika skenario seperti itu terjadi, maka bisa menyebabkan putusnya hubungan dengan Israel dan berpotensi membahayakan perjanjian damai kedua negara tahun 1979. 

Rencana invasi Rafah muncul saat pasukan Israel masih melancarkan agresi di Gaza sejak Oktober 2023.

Selama agresi, pasukan Israel menggempur habis-habisan warga dan objek sipil seperti rumah sakit, kamp pengungsian, hingga tempat ibadah. Imbas serangan mereka, lebih dari 34.000 jiwa di Palestina meninggal.



(isa/dna)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat