Mimpi Pemuda dan Jalan Kelabu Lulusan Seni di Indonesia
Murid-murid Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta atau SMK Negeri 2 Kasihan sedang tampil di sebuah panggung untuk pertunjukan musikal di Jakarta pada 24 April 2024.
Di balik penampilan riang mereka tampil membawakan sejumlah lagu dengan apik dan penuh semangat, tak sedikit murid-murid ini mesti berjuang melawan stigma hanya untuk mengejar mimpi mereka.
Salah satunya yang diceritakan oleh Clara Paulita. Di sela-sela penampilannya di pentas Memeluk Mimpi-mimpi tersebut, Paulita bercerita dirinya mendapatkan nyinyiran orang terdekat saat memutuskan bersekolah di sekolah seni.
"Iya sih pernah, dulu tuh awal-awal sering banget karena kayak 'jadi apa?'... Dari keluarga sih sebenarnya kadang tuh.. 'Kamu besok mau sekolah musik itu mau ngapain sih?'," kata Paulita.
"Padahal sebenarnya dari seni musik ini tuh kita bisa kemana aja begitu lho, enggak cuma maksudnya jadi penyanyi doang," lanjutnya.
Paulita memilih bersekolah di SMM Yogyakarta bukan keputusan semalam. Ia sempat galau menentukan sekolah selepas SMP. Dengan masukan dari guru seninya yang melihat bakat Paulita dalam bernyanyi, tercetuslah SMM Yogyakrta.
Paulita termasuk beruntung lantaran ibunda membebaskan dirinya dalam memilih sekolah. Meski begitu ia tetap tak terbebas dari nyinyiran orang lain dalam memandang jenis pendidikan tertentu.
Paulita tak sendirian. Temannya di SMM Yogyakarta, Damianus Wijayanto, juga mengalami hal serupa. Pria yang kerap disapa Anto itu memang sedari awal meniatkan diri menjadi musisi, tak peduli dengan anggapan orang soal keputusannya pilih studi seni.
"Pandangan dari orang yang justru aku enggak kenal, kayak misalnya ketemu orang di jalan, aku lagi latihan atau kayak nyanyi, tiba tiba terdengar saja orang jalan 'ih ngapain sih nyanyi-nyanyi kayak gitu'," kata Anto.
"Cuma kalau aku sendiri yakin, karena memang sudah cita-cita aku juga kan buat jadi seorang musisi, jadi aku ya, apa yang aku senang, ya itu yang aku laksanakan," lanjutnya.
Kepala SMK Negeri 2 Kasihan / SMM Yogyakarta, Turino, mengiyakan pengalaman anak-anak muridnya itu. Kata Turino, masih banyak orang tua memiliki paradigma seniman itu belum bisa menjadi pekerjaan yang menghasilkan atau pantas disebut cita-cita.
"Banyak orang tua yang masih ragu, kalau sekolah di sekolah musik seni secara umum mereka masih ragu, apakah nanti bisa hidup," kata Turino.
Paling Kecil
Padahal, ada pula contoh lulusan pendidikan seni yang mampu tampil membanggakan. Putri Ariani misalnya yang adalah lulusan SMK Negeri 2 Kasihan/SMM Yogyakarta. Dirinya berhasil menjadi sorotan dunia saat pentas di America's Got Talent 2023.
Namun Putri Ariani mungkin contoh kecil dari lulusan pendidikan seni di Indonesia yang berhasil. Faktanya, stigma yang diterima oleh para pelajar dan pendidik seni seperti yang dialami oleh Anto dan Paulita memang berasal dari perhatian minim dari bangsa yang katanya kaya seni budaya.
Data Statistik Pendidikan Tinggi 2020 yang dirilis Kemendikbudristek menunjukkan seni menjadi kelompok bidang ilmu yang sangat kecil dari seluruh bidang ilmu di Indonesia.
Dari 3.166 perguruan tinggi di Indonesia yang ada di bawah koordinasi Kemendikbudristek, baik swasta ataupun negeri, setidaknya hanya ada 11 atau 0,3 persen perguruan tinggi yang mengkhususkan diri untuk seni.
Selain itu, dari 29.413 jurusan atau program studi (prodi) yang ada di Indonesia, bidang seni hanya bisa dipelajari di 426 jurusan atau 1,4 persen. Jauh dari Ekonomi dengan 3.599, Kesehatan sebanyak 4.034, apalagi dengan bidang terbanyak yakni Pendidikan dengan 6.032 prodi.
Infografis - Potret Pendidikan Seni di Indonesia dalam Angka. (Indonesia/Astari Kusumawardhani)
|
Lulusan seni juga menjadi yang paling kecil di antara seluruh lulusan pendidikan tinggi di Indonesia yang mencapai 1.535.074 (2020), yakni cuma ada 15.042 lulusan seni atau setara dengan 0,98 persen dari populasi tersebut.
Untuk sebuah negara besar dengan kekayaan seni budaya melimpah, data tersebut menjadi penggambaran yang kontradiktif. Padahal, seni bukan cuma soal menjadi musisi atau seniman, tetapi juga mereka yang meneliti, preservasi, hingga mengajarkan ke generasi penerus.
Lanjut ke sebelah...
Pemerintah Bisa Bertindak Lebih
BACA HALAMAN BERIKUTNYATerkini Lainnya
-
Pemprov Sulsel Tetapkan Tanggap Darurat Banjir dan Longsor 5 Kabupaten
-
VIDEO: Penampakan Kepulan Asap Putih Gunung Ruang dari Udara
-
Demokrat Ingatkan NasDem-PKB Tak Setengah Hati Jika Gabung ke Prabowo
-
Tak Hanya di AS, Demo Pro-Palestina Juga Diikuti Mahasiswa Australia
-
3 Tetangga RI Disebut Korsel Akan Diserang Korea Utara
-
Jepang Buka Suara Usai Disebut Xenofobia oleh Joe Biden
-
2 Alasan Menteri PUPR Ogah Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta
-
Transmart Akan Buka 10 Oishiwa, Kokas Siap Punya Surga Makanan Jepang
-
Cuaca Panas Dongkrak Penjualan AC di RI
-
Jangan Serang Psikologis Pemain Jelang Indonesia vs Guinea
-
Indonesia Akhiri Puasa 16 Tahun Lolos ke Final Uber Cup
-
Link Live Streaming Indonesia vs Taiwan di Semifinal Thomas Cup 2024
-
WhatsApp Luncurkan Fitur Baru, Bisa Bikin Jadwal
-
Tong Setan, Cara Ekstrem Astronaut Agar Tak 'Letoy' di Luar Angkasa
-
Cara Cek Sertifikat Vaksin Covid-19 di Tengah Kisruh AstraZeneca
-
VinFast, Senjata Vingroup Kuasai Pasar Global Kendaraan Listrik
-
Pemotor Kawal Ambulans di Jalan Bisa Ditilang Polisi
-
Modus Pemalsuan Pelat Nomor ZZ, Terdaftar di Mio Dipakai Land Rover
-
Billy Luncurkan Misi Terakhir Lawan Homelander di Trailer The Boys 4
-
Perjalanan Cinta Rizky Febian dan Mahalini hingga Menuju Pelaminan
-
Michelle Yeoh Dapat Presidential Medal of Freedom dari Biden
-
Sebentar Lagi, BTS Pop-Up Store Hadir di Metro Gandaria City Jakarta
-
Awas, Kenali Gejala Terkena Heat Stroke Akibat Paparan Cuaca Panas
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso