Jepang Buka Suara Usai Disebut Xenofobia oleh Joe Biden
Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, yang menyamakan Jepang dengan China dan Rusia sebagai negara xenofobia, direspons oleh pemerintah Negeri Matahari Terbit tersebut.
Apa yang disampaikan Biden terbilang tak terduga, mengingat Jepang merupakan sekutu mereka di Asia. Jepang menyayangkan dengan apa yang disampaikan Biden dan menyebutnya salah arah.
Sebelumnya, Biden menyamakan sekutu AS, Jepang dan India dengan China dan Rusia dalam sebuah acara kampanye baru-baru ini. Biden menyebut alasan bahwa empat kekuatan ekonomi dunia (India, Jepang, China, Rusia) itu sedang kesulitan karena keengganan mereka menerima imigran.
"Mengapa perekonomian China mengalami kemunduran yang begitu parah? Mengapa Jepang dalam kesulitan? Mengapa Rusia dalam kesulitan? Dan India? Karena mereka xenofobia. Mereka tidak menginginkan imigran," kata Biden pada 1 Mei lalu.
"Salah satu alasan mengapa perekonomian kita tumbuh adalah karena Anda dan banyak orang lainnya. Mengapa? Karena kami menyambut baik imigran," tambah Biden.
Sebagai tanggapan, Tokyo pada tanggal 4 Mei lalu mengatakan amat menyayangkan bahwa komentar yang dibuat Biden tidak didasarkan pada pemahaman yang akurat tentang kebijakan Jepang.
Pemerintah Jepang telah menyampaikan pesan ini ke Gedung Putih dan sekali lagi menjelaskan tentang kebijakan dan pendirian mereka.
Pernyataan Biden yang menyebut Jepang xenofobia disampaikan kurang dari sebulan setelah ia menjadi tuan rumah jamuan makan malam kenegaraan yang mewah untuk rekannya dari Jepang, Fumio Kishida, sebagai bentuk diplomasi tingkat tinggi yang jarang terjadi.
Xenofobia adalah ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain, atau yang dianggap asing.
Pihak Gedung Putih pun buru-buru mengklarifikasi pernyataan politisi Partai Demokrat berusia 81 tahun itu. Presiden Biden hanya berusaha mengirimkan pesan yang lebih luas bahwa "Amerika Serikat adalah negara imigran," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby, seperti dikutip The Straits Times.
"Itu (menerima Imigran) ada dalam DNA kami", imbuhnya.
Tokyo sendiri mengatakan bahwa klarifikasi dari AS itu telah mereka terima.
"Kami menyadari penjelasan pemerintah AS bahwa komentar tersebut tidak dibuat dengan tujuan untuk merugikan pentingnya dan kelanggengan hubungan Jepang-AS", kata pernyataan Tokyo.
(wiw)[Gambas:Video CNN]
Terkini Lainnya
-
12 Ribu Korban Banjir di Wajo Sulsel Butuh Air Bersih
-
Cak Imin Sambut Baik Khofifah Bila Daftar ke PKB Maju Pilgub Jatim
-
Mahasiswa STIP Cilincing Tewas Usai Saluran Pernapasan Tertutup
-
Delegasi Hamas Tiba di Mesir Bahas Gencatan Senjata
-
Direktur CIA Hadiri Perundingan Gencatan Senjata Israel-Hamas
-
10 Ribu Orang di Gaza Hilang Sejak Agresi Israel 210 Hari Lalu
-
Besok Transmart Full Day Sale, Belanja Bulanan Jadi Lebih Hemat
-
Sepeda Listrik Diskon hingga 25% + 20% di Transmart Besok
-
Barang Bawaan Tak Dibatasi, Zulhas Minta 'Jastiper' Tetap Taat Aturan
-
Jadwal Siaran Langsung Indonesia vs China di Final Uber Cup 2024
-
7 Fakta Menarik Jelang Indonesia vs China di Final Uber Cup
-
Ipswich Town, Klub Elkan Baggott Promosi ke Premier League
-
WhatsApp Luncurkan Fitur Baru, Bisa Bikin Jadwal
-
Tong Setan, Cara Ekstrem Astronaut Agar Tak 'Letoy' di Luar Angkasa
-
Cara Cek Sertifikat Vaksin Covid-19 di Tengah Kisruh AstraZeneca
-
Harga Resmi Cloud EV Bakal Diumumkan Pertengahan Mei
-
VinFast, Senjata Vingroup Kuasai Pasar Global Kendaraan Listrik
-
Pemotor Kawal Ambulans di Jalan Bisa Ditilang Polisi
-
Sinopsis Suburbicon, Bioskop Trans TV 4 Mei 2024
-
Mimpi Pemuda dan Jalan Kelabu Lulusan Seni di Indonesia
-
Billy Luncurkan Misi Terakhir Lawan Homelander di Trailer The Boys 4
-
Pantai di Italia Izinkan Pasangan Menikah Tanpa Pakaian
-
Rekor, Kunjungan Turis Asing ke Indonesia Tertinggi dalam 4 Tahun
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso