Review Film: Civil War
Naskah Civil War yang ditulis dan kemudian digarap langsung oleh Alex Garland sukses membuat saya betah mengikuti roller coaster emosi sepanjang film yang dibintangi Kirsten Dunst ini.
Gejolak emosi ditampilkan begitu komprehensif lewat perspektif jurnalis di masa perang yang juga membuat saya tenggelam dalam setiap drama dan perasaan setiap karakternya.
Kepiluan Lee Smith (Kirsten Dunst) dan rekan-rekannya kala bertugas di tengah situasi porak-poranda imbas perang juga ditampilkan begitu apik dalam film ini.
Garland memberikan panggung bagaimana nurani dan idealisme para jurnalis ini bergejolak dengan situasi sosial dan politik dari presiden otoriter Amerika Serikat yang berkuasa selama tiga periode.
Garland memberikan karakter-karakter yang menambah dramatisasi cerita, seperti kehadiran Joel (Wagner Moura) dan Sammy (Stephen McKinley) yang menaikkan emosi dalam perjalanan melintasi Amerika menuju Washington DC yang mempertaruhkan nyawa itu.
Atau dengan keberadaan Jessie Cullen (Cailee Spaeny) yang mampu menjadi pemantik emosi karakter lainnya. Setidaknya, Jessie berhasil menciptakan ketegangan sekaligus haru bagi saya kala menonton.
Film Civil War (2024): Garland memberikan panggung bagaimana nurani dan idealisme para jurnalis ini bergejolak dengan situasi sosial dan politik dari presiden otoriter Amerika Serikat yang berkuasa selama tiga periode. (A24 via IMDb) |
Sepertinya, Alex Garland memang sengaja menciptakan karakter Jessie yang terasa begitu kompleks. Saya sesekali sebal dengan kehadirannya, tetapi bila tidak ada dirinya mungkin film ini tidak akan seru untuk disaksikan.
Tak hanya diwarnai dengan konflik internal dan ketegangan masa perang, film ini turut dipermanis lewat ikatan pertemanan antar karakternya, serta bagaimana ego setiap karakter dikesampingkan demi menjaga anggota tim yang lain.
Saya sangat mengapresiasi akting setiap pemain, terutama kemampuan Kirsten Dunst dalam menyampaikan emosi depresif yang ia rasakan tanpa ekspresi yang berlebihan. Hal senada juga berhasil dilakukan Cailee Spaeny yang bikin geregetan.
Komposisi pemeran pendukung juga hadir dengan sangat baik dan penting. Mereka tak sekedar pelengkap, tetapi kemunculannya menjadi awal ketegangan pada beberapa bagian cerita yang cukup menjadi kejutan memukau.
Film Civil War (2024): Tak hanya diwarnai dengan konflik internal dan ketegangan masa perang, film ini turut dipermanis lewat ikatan pertemanan antar karakternya, serta bagaimana ego setiap karakter dikesampingkan demi menjaga anggota tim yang lain. (A24 via IMDb) |
Meski begitu, di luar koneksi antar karakter film ini yang mengagumkan, ketegangan dalam film terasa tidak konsisten. Garland tidak menampilkan peralihan latar suasana dengan mulus.
Pada beberapa plot, ketegangan benar-benar membuat gusar untuk mengetahui apa yang selanjutnya terjadi, tapi pada adegan berikutnya alur cerita berjalan begitu saja.
Hal ini juga yang membuat saya merasa agak bosan pada beberapa bagian, tapi saya ingin terus ada di rasa penasaran hingga klimaks cerita.
Meski begitu, visualisasi dan tata suara Civil War cukup menjaga saya untuk tetap bertahan dengan film tersebut. Terutama tata suara yang patut diacungi jempol karena begitu 'bermain' di telinga.
Dibanding aspek visual, suara tembakan hingga ambiens film ini memiliki peran yang lebih kental untuk merasakan kengerian dalam situasi tersebut.
Saya tidak akan menyoroti rangkaian adegan perang atau aksi saling tembak yang begitu saja, tapi visualisasi era distopia dalam film ini menjadi salah satu hal yang menarik.
[Gambas:Youtube]
Meski distopia, latar dalam Civil War tersebut masih terasa realistis dengan masa kini. Hal itu cukup berbanding dengan konsep distopia yang biasanya kental akan narasi masa depan atau antah-berantah.
Realitas tersebut ditambah dengan pilu dan ketegangan yang kuat selama melintasi Amerika Serikat. Garland membawa penonton melihat kehidupan mencekam dalam konsep yang berbeda di setiap bagian perjalanan Lee dan rekan-rekannya.
Hingga pada akhirnya, Civil War tak hanya membawa kepuasan pada akhir cerita, tetapi juga menegaskan arti dedikasi, perjuangan, hingga pengorbanan dari sudut pandang seorang jurnalis.
Apalagi berkat visualisasi, tata suara, kemampuan dan chemistry setiap pemerannya, Civil War menjadi tontonan yang apik bagi siapapun latar belakang penontonnya.
(end)[Gambas:Video CNN]