yoldash.net

Review Serial: Shogun

Dimirip-miripkan dengan Game of Thrones, serial Shogun dikemas dengan lebih rapi dan memiliki akhir yang tidak mengecewakan.
Serial Shogun dikemas dengan lebih rapi dan memiliki akhir yang tidak mengecewakan. (dok. FX)

Jakarta, Indonesia --

Rasanya sudah lama sekali sejak menemukan serial bagus yang sangat dinantikan episode barunya tiap minggu. Perasaan itu muncul kembali berkat mini seri Shogun.

Jujur saja saya mesti menelan ludah sendiri ketika akhirnya menonton Shogun. Saya salah menilai serial tersebut ketika trailer-nya dirilis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi saya, trailer tersebut terlalu panjang dan tidak menarik bagi saya. Lantaran, dialog yang dipilih untuk masuk ke dalam trailer adalah yang berbahasa Inggris. Padahal, 70 persen dialog serialnya dalam bahasa Jepang.

Itu membuat saya berpikir, "Kenapa serial yang bercerita soal Jepang lagi-lagi harus di-Hollywood-kan? Kenapa tidak bisa autentik dalam bahasa Jepang?"

Saya memahami bahwa mereka berusaha untuk menjual serial ini kepada penonton yang bahasa utamanya Inggris. Untungnya tidak begitu. Serial ini pada akhirnya memaksa mereka untuk bergantung pada subtitle.

[Gambas:Video CNN]



Perasaan "remeh" yang saya rasakan akhirnya buyar ketika sadar mulai ketagihan nonton Shogun lepas episode 3. Saya mengakui kesalahan saya. Never judge a series (or movie) from its trailer.

Shogun mungkin bukan tontonan yang tepat bagi mereka yang tidak suka dengan serial yang punya alur dan tempo lambat. Saya pun sempat merasa agak bosan ketika menonton episode-episode awal karena isinya ngomong melulu, terlalu banyak karakter yang terlibat, dan politiknya terlalu rumit.

Serial Shōgun (2024). (dok. FX)Hiroyuki Sanada menjadi pemeran utama Shogun sebagai Yoshii Toranaga, sang penguasa wilayah Kanto. (dok. FX)

Shogun memang dibangun secara hati-hati dan lambat karena di situlah letak indahnya seni perang dan politik. Serial itu baru mulai terasa seru ketika mulai masuk ke episode pertengahan karena akhirnya tabir mulai tersibak lewat semua karakter yang memiliki kisah dan motifnya masing-masing.

Keseruan dan ketegangan itu semakin terasa tiap episodenya hingga mencapai klimaksnya, terutama pada episode 9 karena memiliki ending yang tidak disangka-sangka.

Episode 10 sebagai penutup serial Shogun pun bagi saya juga sangat memuaskan. Memang ada saja penonton yang mengharapkan Shogun menyuguhkan adegan perang besar yang dinanti-nanti dan telah disebut-sebut sepanjang serial.

Apa gunanya memasang promosi di sana-sini bahwa serial ini berkisah dan berlatar perang jika adegan itu sendiri tidak ada di dalamnya, bukan?

Namun, bagi saya, perang itu sudah cukup lewat monolog yang disampaikan oleh sang penguasa wilayah Kanto, Yoshii Toranaga yang diperankan secara brilian oleh Hiroyuki Sanada.

Meminjam kalimat Toranaga, "Kenapa hanya mereka yang belum pernah bertempur di medan perang yang begitu bersemangat untuk ikut serta?"

Saya rasa tidak butuh untuk menunjukkan perang besar-besaran karena pada akhirnya Shogun tidak bercerita soal Pertempuran Sekigahara, melainkan soal permainan strategi dan taktik para pemegang kekuasaan Jepang.

[Gambas:Youtube]



Lanjut ke sebelah...

Review Serial: Shogun

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat