yoldash.net

Sri Mulyani Ungkap Biang Kerok Rupiah Bisa Ambrol ke Rp16 Ribu

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut pelemahan rupiah ke level Rp16 ribu belakangan ini dipicu konflik di Timur Tengah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut pelemahan rupiah ke level Rp16 ribu belakangan ini dipicu konflik di Timur Tengah. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA).

Jakarta, Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani membeberkan penyebab nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Bendahara negara itu mengatakan eskalasi konflik di Timur Tengah merupakan salah satu biang keroknya. Ia mengatakan konflik itu membuat The Fed cenderung mempertahankan suku bunga tinggi mereka lebih lama

Kondisi itu menyebabkan terjadinya arus modal portofolio keluar dari negara berkembang dan masuk ke AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini menyebabkan penguatan mata uang dolar AS dan melemahnya nilai tukar berbagai mata uang dari berbagai negara," katanya dalam konferensi pers Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2024, Jumat (3/5).

ADVERTISEMENT

Sri Mulyani mengatakan indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia menguat tajam dengan mencapai level tertinggi 106,25 pada 16 April. Dolar AS mengalami apresiasi 4,86 persen dibandingkan level pada akhir 2023.

Perkembangan dolar tersebut memberikan tekanan pada mata uang lainnya, termasuk rupiah. Pada 26 April, sambungnya, rupiah melemah 5,02 persen (year to date/ytd).

Namun, Sri Mulyani mengatakan pelemahan rupiah masih lebih baik dibandingkan mata uang negara lainnya, seperti yen Jepang yang turun 10,92 persen dan won Korea Selatan melemah 6,34 persen (ytd).

"Perkembangan ini tentu didukung dari respons Bank Indonesia yang terus memperkuat kebijakan," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah akan kembali menguat hingga akhir tahun ini. Ia yakin rupiah akan menguat di kisaran Rp16 ribu - Rp15.800 per dolar AS.

Perry mengatakan ada empat alasan BI yakin nilai tukar rupiah akan kembali menguat. Pertama, kenaikan suku bunga BI Rate. Kedua, investor mulai membeli Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Ketiga, ekonomi Indonesia yang semakin menguat.

"Keempat komitmen BI dengan terus berkoordinasi dengan pemerintah dengan KSSK,"katanya.

(fby/agt)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat