yoldash.net

Teleskop James Webb Deteksi 'Kentut' Alien 120 Tahun Cahaya dari Bumi

Bahan kimia biologis itu ditemukan di atmosfer exoplanet K12-18b, planet mirip Bumi sekitar tahun lalu oleh JWST.
Ilustrasi. JWST mendeteksi bahan kimia biologis di exoplanet K2-18b yang diduga merupakan gas metana. (Screenshot via web Nasa.Gov)

Jakarta, Indonesia --

Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) mendeteksi bahan kimia biologis di exoplanet K2-18b yang diduga merupakan gas metana, dan disebut oleh para pakar sebagai 'kentut alien'. Apa sebabnya?

Bahan kimia biologis itu ditemukan di atmosfer planet mirip Bumi sekitar tahun lalu oleh JWST.

Sebuah studi baru yang terbit di The Astrophysical Journal Letters pada 2 Mei, menunjukkan kemungkinan potensi kehidupan telah ditemukan di luar Tata Surya kita.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Exoplanet K2-18b merupakan planet yang hangat dan berair dengan atmosfer hidrogen. Terletak sekitar 120 tahun cahaya dari Bumi, planet ini berada di zona laik huni di sekitar bintang induknya, karena kandungan airnya berbentuk cair (dan, oleh karena itu, berpotensi memiliki kehidupan).

Pengamatan dengan instrumen Near Infrafred Spectograph (NIRSpec) milik JWST mengungkap kemungkinan jejak gas yang diproduksi secara biologis, yang disebut dimetil sulfida (DMS), di atmosfer planet tersebut.

ADVERTISEMENT

Di Bumi, bahan kimia ini diketahui hanya berasal dari makhluk laut mikroskopis, seperti fitoplankton.

"Sinyal DMS dari teleskop Webb tidak terlalu kuat dan hanya muncul dengan cara tertentu saat menganalisis data," kata penulis utama studi Shang-Min Tsai, ilmuwan di University of California, dalam sebuah pernyataan, mengutip Live Science.

"Kami ingin tahu apakah kami bisa memastikannya," lanjut dia.

Berangkat dari fakta bahwa DMS yang diproduksi secara organik akan menghilang dengan cepat di atmosfer Bumi sebelum bisa terakumulasi dalam jumlah besar, para peneliti menggunakan simulasi komputer untuk memodelkan apakah DMS bisa mencapai tingkat yang bisa dideteksi di atmosfer exoplanet yang kaya akan hidrogen.

Tim menentukan DMS dapat mencapai tingkat yang dapat dideteksi, selama makhluk hipotetis di lautan K2-18b memompa DMS 20 kali lebih banyak daripada yang dilakukan plankton di Bumi.

Tsai menambahkan hal ini bukan halangan bagi dunia air yang berpotensi untuk dihuni; semua hal lain yang kita ketahui tentangnya membuat planet ini menjadi situasi yang ideal untuk menemukan kehidupan.

Namun, penelitian tim juga menemukan bahwa sangat tidak mungkin JWST mampu memisahkan sinyal DMS dari gas-gas atmosfer lain yang lebih umum pada panjang gelombang spesifik yang diperiksa dengan NIRSpec.

"Sinyal tersebut sangat tumpang tindih dengan metana, dan kami pikir memisahkan DMS dari metana berada di luar kemampuan instrumen ini," kata Tsai.

Sederhananya, mungkin saja ada senyawa biologis di atmosfer K2-18b dan kehidupan yang produktif di lautan, tapi JWST mungkin belum mendeteksinya.

[Gambas:Video CNN]

(tim/dmi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat