NASA Bongkar Keunggulan Satelit Tangkal Krisis Iklim
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkap teknologi satelit dapat dimanfaatkan untuk menangani krisis iklim. Simak caranya.
NASA pun meminta dunia untuk bekerja sama memanfaatkan satelit demi melawan krisis iklim, di antaranya emisi gas rumah kaca pemicu pemanasan global.
Direktur NASA Bill Nelson menyebut solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, yang dengan cepat menghangatkan planet dan memicu krisis iklim, butuh pendekatan dalam kecepatan baru.
"Ini adalah sesuatu yang dapat dilakukan oleh berbagai negara secara bersama-sama karena informasinya sudah ada," ujar dia, ketika ditanya tentang cara mengatasi emisi gas rumah kaca di Mexico City, Meksiko pada Selasa (23/4).
Lihat Juga : |
"Sangat penting bagi kita untuk menindaklanjutinya," imbuhnya, dikutip dari Reuters.
Neslon menjelaskan bahwa satelit telah menjadi alat yang ampuh bagi para ilmuwan di seluruh dunia untuk mempelajari perubahan iklim. Selain itu, satelit juga telah semakin banyak menunjukkan asal-usul emisi gas rumah kaca, seperti kebocoran metana, yang sebelumnya tidak terdeteksi.
Ia menambahkan satelit secara konstan mengumpulkan data tentang iklim dan NASA berupaya membuat data ini dapat diakses, dan mengedukasi masyarakat tentang cara menggunakannya.
Metana yang merupakan komponen utama gas alam adalah kontributor terbesar kedua terhadap pemanasan global setelah karbon dioksida.
Para ilmuwan kini dapat menentukan asal kebocoran metana yang besar dengan menggunakan data yang dikumpulkan oleh satelit.
Ini adalah pendorong pemanasan global yang jauh lebih kuat dalam jangka pendek daripada karbon dioksida, karena ia memerangkap lebih banyak panas di atmosfer.
"Jenis kekhawatiran yang kami miliki bersifat global," kata Wakil Direktur NASA Pam Melroy.
"Sangat penting untuk menyadari bahwa tidak ada satu negara pun yang dapat menyelesaikan masalah itu sendirian," tambahnya.
Sebelumnya, Nelson dan Melroy, yang merupakan eks astronaut, bertemu Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador dan para anggota parlemen untuk mendiskusikan bagaimana AS dan Meksiko dapat bekerja sama dalam topik tersebut.
(lom/dmi)Terkini Lainnya
-
Galih Loss Ungkap Alasan Buat Konten Tebakan Hewan Bisa Mengaji
-
DKPP Masih Dalami Berkas Aduan Dugaan Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari
-
PBNU Copot Rektor UNU Gorontalo karena Kasus Kekerasan Seksual
-
Jokowi Instruksi Menlu Negosiasi soal Ketahanan Pangan dengan Vietnam
-
VIDEO: Ratusan Narapidana Nigeria Kabur Imbas Hujan Lebat dan Banjir
-
Banjir Bandang di China, Ribuan Warga Satu Kota Mengungsi
-
Pemerintah Gelontorkan Rp43,3 T untuk Bansos per 31 Maret
-
FOTO: Mengintip Industri Permintalan Benang Tradisional di Jakarta
-
Realisasi Belanja Pemerintah Rp427,6 T per 31 Maret, Naik 23,1 Persen
-
5 Faktor Kunci Timnas Indonesia U-23 Hajar Korea Selatan
-
Ernando Ditelepon Ibu Usai Indonesia Menang: Nang, Mama Sport Jantung
-
1 Keuntungan Timnas Indonesia Jelang Semifinal Piala Asia U-23 2024
-
BMKG Ingatkan Bahaya Sesar Lembang, Rumah-Rumah Bisa Rata dengan Tanah
-
NASA Bongkar Keunggulan Satelit Tangkal Krisis Iklim
-
VIDEO: Cara Krisis Iklim Ancam Anak-anak Penguin Kaisar
-
Sopir Pajero Viral Tabrak Avanza di Binjai Minta Maaf
-
Mobil Listrik Honda Mencoba Peruntungan di China
-
Pasar Mobil Listrik Bekas Melempem, Berikut Penyebabnya
-
Venue Konser RADWIMPS di Jakarta Pindah ke JCC
-
Punya Tujuan Sama, Bradley Cooper-Gigi Hadid Didoakan Cepat Tunangan
-
RM BTS Rilis Album Solo Right Place, Wrong Person pada 24 Mei
-
FOTO: Hiruk Pikuk Pasar Buah dan Sayur Terbesar di Inggris Malam Hari
-
Cerita dari Kota Paling Cerah di Dunia, Gerimis pun Enggan Datang
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso