yoldash.net

Hoaks atau Fakta, El Nino Picu Rekor-rekor Panas 2023?

Benarkah El Nino menjadi penyebab rekor panas yang terjadi pada tahun 2023? Simak penjelasannya.
Gelombang panas membuat warga Rio de Janeiro ramai-ramai berendam di pantai, September 2023. Apa pemicu rekor-rekor panas tahun lalu? (AFP/TERCIO TEIXEIRA)

Jakarta, Indonesia --

Benarkah El Nino menjadi penyebab rekor panas yang terjadi pada tahun 2023? Simak penjelasannya.

Ahli meteorologi dan seleb internet, Ryan Maue, pada Rabu (20/3), mengunggah sebuah postingan di X yang mengklaim fenomena alam El Nino sebagai penyebab dari terjadinya rekor panas tahun 2023.

"Narasi yang aneh bahwa kita tidak tahu apa yang menyebabkan pemanasan global pada tahun 2023. Tidak dapat disangkal bahwa El Nino-lah yang muncul dengan cepat setelah 3 tahun La Nina berturut-turut," kata Ryan Maue dalam postingannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seharusnya tidak ada kebingungan mengenai penyebab langsung dan dominan dari suhu global pada tahun 2023," lanjutnya.

Namun, klaim tersebut dibantah. Peneliti NASA menyebutkan meski pola iklim mempengaruhi suhu rata-rata, klaim tersebut tidak memperhitungkan pemanasan akibat dari aktivitas manusia.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, NASA memperkirakan rata-rata permukaan laut global naik sekitar 0,3 inci antara tahun 2022 dan 2023.

Masalahnya, angka ini belum memperhitungkan sepenuhnya dampak dari adanya emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Padahal, emisi gas rumah kaca merupakan penyumbang terbesar terhadap pemanasan global yang terjadi.

"El Nino saja tidak dapat menjelaskan rekor suhu tertinggi pada tahun 2023 dan awal tahun 2024," kata Josh Willis, ilmuwan utama di Jet Propulsion Laboratory NASA melansir dari AFP, Selasa (23/4).

"Pemanasan yang disebabkan oleh campur tangan manusia terhadap iklim sebenarnya berkontribusi lebih besar terhadap rekor ini dibandingkan El Nino," lanjutnya.

Selain itu, kepala Cabang Pemantauan dan Penilaian di Pusat Informasi Lingkungan Nasional NOAA, Russell Vose, juga menyebutkan faktor-faktor seperti gas yang memerangkap panas di atmosfer, berkurangnya partikel aerosol, dan potensi dampak lanjutan dari letusan gunung berapi tahun 2022 di Tonga memberikan dampak yang signifikan terhadap rekor panas tahun 2023.

"Konsentrasi karbon dioksida saat ini lebih tinggi dibandingkan dua juta tahun terakhir dan mungkin lebih tinggi dari 14 juta tahun terakhir," katanya melansir AFP.

Peneliti iklim Pushker Kharecha, yang baru-baru ini ikut menulis laporan mengenai rekor suhu panas pada 2023, menyatakan juga bahwa secara faktual tidak benar El nino menjadi satu-satunya penyebab utama adalah pemanasan global.

"Akar permasalahan yang dominan tetaplah tren pemanasan yang disebabkan oleh manusia, yang telah kami argumentasikan dalam makalah dan artikel yang telah ditinjau oleh rekan sejawat baru-baru ini," pungkas Kharecha.

[Gambas:Video CNN]

(rni/dmi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat