yoldash.net

OpenAI Kembangkan Mesin Peniru Suara Manusia, Cek Akurasinya

OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, tengah mengembangkan AI baru yang dapat meniru suara manusia dengan akurat.
Ilustrasi. OpenAI membuat kecerdasan buatan penghasil 'deepfake' suara. (Foto: Jonathan Raa/NurPhoto via Getty Images)

Jakarta, Indonesia --

OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, tengah mengembangkan alat kecerdasan buatan (AI) baru yang dapat meniru suara manusia dengan akurat. Simak kehebatannya.

Generator suara AI yang dikembangkan ini memiliki berbagai potensi penerapan, termasuk untuk layanan aksesibilitas, namun juga dapat menimbulkan kekhawatiran mengenai misinformasi dan bentuk penyalahgunaan lainnya.

Melansir CNN, OpenAI telah membagikan sampel pengujian awal dari alat tersebut, yang disebut Voice Engine pada Jumat (29/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pengujian tersebut, Voice Engine menggunakan sampel suara berdurasi 15 detik dari seseorang yang kemudian akan AI hasilkan replika suara yang dapat berbicara dalam beberapa bahasa lain.

Dalam postingan yang menyertakan contoh klip audio manusia yang membaca bagian tentang persahabatan, di samping audio yang dihasilkan AI yang terdengar seperti orang yang sama membaca bagian yang sama dalam bahasa Spanyol, Mandarin, Jerman, Prancis, dan Jepang.

ADVERTISEMENT

Pada setiap sampel yang dihasilkan oleh AI, terdengar dari mulai nada dan aksen pembicara aslinya tetap dipertahankan sama persis oleh Voice Engine.

OpenAI menjelaskan AI teks-ke-suara ini bertujuan untuk membantu penerjemahan, bantuan membaca untuk anak-anak, atau membantu orang yang kehilangan kemampuan berbicara.

Namun banyak juga pihak kontra terhadap peluncuran Voice Engine ini, sebab menurutnya AI seperti ini dapat memicu terciptanya disinformasi dan mempermudah terjadinya penipuan suara (Voice Phising).

OpenAI dalam keterangannya menyebut saat ini Voice Engine hanya digunakan oleh sekelompok kecil mitra terpercaya, termasuk perusahaan teknologi, pendidikan, dan kesehatan.

"Pada saat yang sama, kami mengambil pendekatan yang hati-hati dan terinformasi terhadap rilis yang lebih luas karena potensi penyalahgunaan suara sintetis," tulis OpenAI dalam laman resminya.

Untuk menentukan penggunaan yang lebih luas, para penguji Voice Engine sepakat untuk tidak menciptakan kembali suara pengguna tanpa persetujuan eksplisit dari pengguna dan secara jelas akan mengidentifikasi kepada pendengar bahwa apa yang didengar adalah hasil dari AI.

Sebelumnya, OpenAI juga mengenalkan Sora, platform kecerdasan buatan (AI) pembuat video yang mampu membuat video hanya lewat instruksi teks atau model teks-ke-video.

Platform ini dapat membuat video berdurasi hingga 60 detik yang menampilkan adegan yang sangat detail, gerakan kamera yang rumit, dan banyak karakter dengan emosi yang hidup.

[Gambas:Video CNN]



(rni/dmi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat