yoldash.net

Kenapa Tornado Besar Banyak Terjadi di Amerika Serikat?

Mengapa fenomena tornado lebih sering terjadi di AS dibanding negara lain? Simak jawabannya di sini.
Ilustrasi. Secara rata-rata, Amerika Serikat mengalami lebih dari 1.150 tornado setiap tahunnya. (Foto: iStockphoto)

Jakarta, Indonesia --

Bencana cuaca ekstrem puting beliung yang terjadi di Rancaekek, Jawa Barat, Rabu (21/2) mendapat sorotan publik. Pasalnya, fenomena tersebut terlihat seperti pusaran angin atau tornado sebagaimana yang sering terlihat di Amerika Serikat (AS).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah fenomena tersebut sebagai 'tornado'. Menurut BMKG penggunaan istilah tornado pada fenomena tersebut tidak tepat.

Istilah tornado biasa dipakai di AS. Ketika intensitasnya meningkat lebih dahsyat dengan kecepatan angin hingga ratusan km/jam dengan dimensi yang sangat besar hingga puluhan kilometer,tornado memicu kerusakan yang luar biasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, kenapa tornado lebih sering terjadi di AS?

ADVERTISEMENT

Secara rata-rata, AS mengalami lebih dari 1.150 tornado setiap tahunnya. Jumlah tersebut lebih banyak daripada negara lain, bahkan, melebihi kasus gabungan Kanada, Australia dan semua negara Eropa.

Di AS, setiap negara bagian pernah mengalami setidaknya satu kali tornado, dan beberapa negara bagian lainnya mengalami puluhan tornado setiap tahunnya. AS sangat istimewa dalam hal menghasilkan begitu banyak tornado, terutama yang ganas.

Selain itu, jumlah rata-rata korban jiwa akibat tornado di AS per tahunnya mencapai 73 orang. Namun di Eropa, di mana tornado biasanya jauh lebih lemah, jumlah korban jiwa diperkirakan antara 10 hingga 15 orang per tahun.

Harold Brooks, ilmuwan senior di National Severe Storms Laboratory NOAA, mengatakan semua negara bagian di AS memiliki beberapa kesamaan, yakni kondisi atmosfer yang ideal untuk terbentuknya tornado.

"Unsur-unsur dasar untuk badai petir parah yang dapat membuat tornado adalah udara hangat dan lembab di dekat tanah, udara yang relatif kering dan sejuk di ketinggian (sekitar 10.000 hingga 30.000 kaki)," kata Harold, mengutip CNN.

"Dan angin horisontal di lingkungan tempat badai terbentuk, yang meningkat seiring dengan naiknya ketinggian, bertiup dari khatulistiwa di dekat tanah dan dari arah barat di ketinggian," lanjut dia.

Sistem tekanan rendah di AS menarik udara hangat dan lembab dari Teluk Meksiko dan udara sejuk dan kering di ketinggian dari Pegunungan Rocky atau Gurun Tinggi di barat daya. Negara-negara bagian yang berada di antara kedua wilayah tersebut akhirnya berada di lokasi yang ideal untuk terjadinya cuaca buruk.

"Tidak ada tempat lain di dunia ini yang memiliki air hangat yang luas di sisi khatulistiwa dengan jajaran pegunungan yang membentang dari utara ke selatan hingga ke barat," kata Brooks. "Semua wilayah rawan tornado lainnya memiliki setidaknya satu fitur yang tidak optimal."

Negara-negara lain juga mengalami tornado, termasuk Jerman, Australia, Afrika Selatan, Cina bagian timur, Jepang, Bangladesh, Argentina, dan banyak lagi. Eropa secara keseluruhan sebanding dengan ukuran AS, tetapi ada perbedaan besar dalam jumlah tornado dan korban jiwa akibat tornado.

Dari tahun 2011 hingga 2020, AS memiliki rata-rata jumlah awal 1.173 tornado per tahun, dan Eropa sekitar 256 tornado. Namun, Pieter Groenemeijer, Direktur Laboratorium Badai Parah Eropa (ESSL), memperingatkan jumlah tornado di Eropa kemungiknan lebih rendah dari AS.

"Tornado yang lebih lemah kemungkinan masih belum dilaporkan di beberapa negara, seperti Prancis dan Inggris," kata Groenemeijer.

[Gambas:Video CNN]



(tim/dmi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat