Kapan Bumi Kiamat?
Pertanyaan mengenai kapan Bumi kiamat kerap menghiasi perbincangan, namun sampai saat ini pertanyaan mengenai hal tersebut belum bisa terjawab.
Sejumlah ancaman alami maupun ulah tangan manusia bisa membuat Bumi hancur perlahan maupun seketika bak kiamat. Bintang yang bisa melahat planet, planet tetangga yang kejam, hingga lubang hitam yang bisa saja melahap satu tata surya, menjadi contoh ancaman kehidupan Bumi.
Dari dalam, ada potensi erupsi besar gunung berapi serta pemanasan global yang dapat membuat dunia tak lagi layak huni dan manusia akan perlahan punah.
Lalu, sampai kapan Bumi akan bertahan sebelum akhirnya kiamat?
Sejumlah pakar menyebut kemungkinan Bumi baru akan mengalami kiamat sekitar 1,3 miliar tahun lagi dan saat itu sudah tidak ada manusia yang hidup. Menurut para pakar itu, kematian Bumi akibat ulah Matahari.
Saat ini, Matahari merupakan sumber gravitasi dan energi yang penting. Namun suatu hari nanti, hal itu akan menyebabkan kehancuran Bumi.
Seiring bertambahnya usia bintang pusat tata surya itu, siklus hidupnya pada akhirnya akan menghabiskan Bumi.
Lalu berapa lama waktu yang dimiliki Bumi hingga planet kita ditelan Matahari? Perkiraan waktu kematiannya beberapa miliar tahun dari sekarang tapi kehidupan di Bumi akan berakhir jauh lebih cepat dari itu.
Mengutip LiveScience, Bumi akan menjadi tidak layak huni bagi sebagian besar organisme dalam waktu sekitar 1,3 miliar tahun karena evolusi alami Matahari.
Sementara itu, dari faktor internal, ulah manusia yang menyebabkan perubahan iklim juga dapat membawa kehancuran bagi Bumi dan kepunahan pada beberapa abad mendatang, jika hal tersebut tidak ditanggulangi.
Kematian Matahari
Tantangan utama bagi kelangsungan hidup Bumi adalah evolusi Matahari.
"Bumi mungkin memiliki waktu 4,5 miliar tahun sebelum Matahari menjadi raksasa merah besar dan kemudian menelan Bumi," kata Ravi Kopparapu, ilmuwan planet di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA.
Raksasa merah terbentuk pada tahap akhir evolusi bintang, ketika bintang tersebut kehabisan hidrogen untuk bahan bakar fusi nuklirnya dan mulai mati, menurut Badan Antariksa Eropa.
Begitu fusi berhenti, gravitasi akan mengambil alih. Inti helium akan mulai terkompresi karena gravitasi, yang akan menaikkan suhu.
Lonjakan panas tersebut akan menyebabkan lapisan plasma terluar Matahari mengembang drastis. "Matahari akan membengkak setidaknya sebesar orbit Bumi," kata Kopparapu.
Rekor-rekor 'Neraka Bocor' di 2023. (Indonesia) |
Jadi tak layak huni di halaman berikutnya...
Menerka Nasib Bumi
BACA HALAMAN BERIKUTNYATerkini Lainnya
-
Ribuan Aparat Gabungan Dikerahkan Amankan Hari Bhayangkara di Monas
-
Sidang Praperadilan Pegi Setiawan Digelar Hari Ini, Polda Jabar Hadir
-
Pencari Suaka Pasang Tenda di Setiabudi, Heru Budi Koordinasi UNHCR
-
FOTO: Tolak Ubah Usia Wamil Israel, Warga Yahudi Bentrok dengan Polisi
-
VIDEO: Serangan bom Rusia ke Kharkiv, Bayi 8 Bulan Jadi Korban Luka
-
Demo Pecah di Israel, Warga Tolak Perubahan Usia Wamil Jadi 21 Tahun
-
NIK Jadi NPWP Resmi Berlaku Hari Ini
-
Inflasi Juni Capai 2,51 Persen Gara-gara Harga Makanan - Minuman
-
Mulai 5 Juli, Biaya Admin Tarik Tunai EDC BCA Rp4.000
-
Daftar 5 Tim Negara Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
-
Netizen Berduka Pebulutangkis China Zhang Zhi Meninggal di AJC 2024
-
Respons Gregoria Mariska usai Pebulutangkis Zhang Zhi Jie Meninggal
-
Arkeolog Malaysia Temukan Patung Buddha Lebih Tua dari Borobudur
-
Bahaya Kebocoran Data Pribadi, Termasuk Dicatut Buat Pinjol
-
Daftar Hp Tidak Bisa Pakai WA Juli 2024, Termasuk iPhone dan Samsung
-
Perpanjangan SIM Harus Pakai BPJS Dimulai Hari Ini
-
Siap-siap Ramai di Jalan, BYD Serahkan 1.000 Mobil Listrik ke Konsumen
-
Mitsubishi Xpander Cross Elite Edisi Terbatas
-
Wonderland, Film Park Bo-gum hingga Suzy Tayang Juli 2024 di Netflix
-
Voice of Baceprot Usai Debut di Glastonbury: Baceprot till Die!
-
Di Glastonbury, Coldplay Ajak Fan Kirim Cinta ke Israel dan Palestina
-
Bayi Meninggal Usai Vaksin, Kemenkes Sebut Imunisasi Ganda Aman
-
Berapa Langkah Maksimal Jalan Kaki Sehari?
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso