yoldash.net

Apa Jadinya Jika Suhu Tembus 50 Derajat Celsius?

Suhu panas hingga lebih dari 50 derajat Celsius melanda sejumlah kota di dunia pada gelombang panas tahun ini. Simak apa dampaknya pada dunia.
Ilustrasi. Suhu hingga lebih dari 50 derajat Celsius melanda sejumlah kota di dunia pada gelombang panas tahun ini. (Foto: iStock/PraewBlackWhile)

Jakarta, Indonesia --

Pernahkah Anda membayangkan apa yang terjadi jika suhu di sebuah wilayah tembus hingga 50 derajat Celsius? Simak bagaimana dampak tingginya suhu berdasarkan pengalaman dan prediksi para pakar.

Saat suhu gila-gilaan, orang jelas bakal cari perlindungan buat bertahan hidup. Jalanan bakal sepi, trotoar kosong tanpa pedagang pecel lele dan tukang parkir minimarket, sekolah tutup, mal kosong; sebuah gambaran kota mati di cerita apokaliptik.

Beberapa pihak kemungkinan menyiasatinya dengan mengubah aktivitas ke malam hari guna menghindari sengatan Matahari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Satu-satunya pihak yang terlihat di luar ruangan kemungkinan adalah mereka yang tidak memiliki akses ke pendingin ruangan alias AC seperti tunawisma.

Mereka yang tidak memiliki pilihan hanya bisa mengandalkan tempat berlindung seadanya seperti kolong jembatan, atau mungkin memakai kipas angin ditambah seprai yang dibasahi air.

Sementara, orang kaya mengungsi ke tempat dengan suhu udara yang sejuk seperti rumah, mobil, kantor, hingga mal.

Jangan lupa, udara panas bakal membuat aspal mendidih, lebih tinggi 10 sampai 20 derajat Celsius dari temperatur udara. Telur pun matang saat dimasak di atasnya.

Cakar kucing dan anjing akan melepuh saat berjalan-jalan sebentar di jalanan.

Banyak spesies mamalia dan burung telah bermigrasi ke lingkungan yang lebih dingin, mungkin ke tempat yang lebih tinggi atau bahkan musnah. Sementara, reptil yang tidak dapat mengatur suhu tubuh mereka, bakal pindah atau perlahan punah.

"Ledakan panasnya seperti kompor... benar-benar terasa mengancam jiwa dan bak kiamat," kata Nigel Tapper, profesor ilmu lingkungan di Monash University Melbourne, dikutip dari The Guardian.

"Anda tidak bisa keluar [rumah] lebih dari beberapa menit."

Makin biasa

Beberapa dekade lalu, suhu 50 derajat C dianggap sebagai anomali. Kini, kondisi tersebut makin sering terjadi.

Awal tahun ini, 1,1 juta penduduk Nawabshah, Pakistan, mengalami April terpanas yang pernah tercatat di Bumi dengan suhu 50,2 derajat C. Tetangganya, India, dua tahun sebelumnya, mengalami suhu 51 derajat C di Phalodi.

Beberapa kota di Timur Tengah juga dilaporkan semakin terbiasa dengan panas semacam itu. Basra, Irak, dengan populasi 2,1 juta jiwa, sempat menyentuh angka 53,9 derajat C dua tahun lalu.

Kuwait City dan Doha (Qatar) mengalami 50 derajat C atau lebih dalam dekade terakhir. Quriyat, di pantai Oman, belakangan konsisten di atas 42,6 derajat C.

Di Mekkah, jutaan jemaah haji makin terpanggang panas saat layanan banyak gangguan. Berdasarkan tren saat ini, tinggal menunggu waktu sebelum suhu melebihi rekor 51,3 derajat Celsius yang dicapai pada 2012.

Pada ajang olahraga Australia Open di Melbourne tahun ini, ketika suhu lingkungan mencapai 40 derajat C, para pemain sempoyongan seperti "petinju yang mabuk" karena sengatan panas.

Saat ini, gelombang panas jadi hal lumrah di banyak negara, terutama di belahan Bumi utara. Eropa, AS, China, Asia Pasifik, dilanda panas ngeri yang menciptakan rekor-rekor baru suhu.

Pemanasan global, yang didorong oleh penggunaan kendaraan bermotor, industri, hingga peternakan, jadi pemicunya.

Di saat yang sama, siklon tropis menerjang lantaran pemanasan global membuat badai makin liar. Hujan ekstrem dan banjir pun menerjang kala panas melanda, ironis.

Dampak pada kesehatan di halaman berikutnya...

Panas yang Berpotensi Mematikan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat