yoldash.net

Apa Itu Topan Khanun yang Bikin Jambore Pramuka di Korsel Bubar?

Topan Khanun jadi ancaman gelaran Jambore Pramuka Sedunia ke-25 di Korea Selatan. Simak definisi Topan Khanun.
Ilustrasi. Topan Khanun membuat Jambore Pramuka Sedunia ke-25 di Korea Selatan bubar. (public.wmo.int)

Jakarta, Indonesia --

Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan berakhir lebih cepat dari jadwal menyusul peringatan munculnya siklon tropis atau Topan Khanun yang diperkirakan tiba 9-10 Agustus. Simak penjelasan ahli soal fenomena ini.

Sebelum peringatan topan muncul, gelaran Jambore Pramuka Dunia ke-25 itu juga sudah terganggu akibat gelombang panas ekstrem alias heatwave yang melanda Korsel. Ribuan peserta dari tiga negara batal mengikuti acara tahunan tersebut.

Secara total, sekitar 43 ribu orang dari 158 negara, termasuk Indonesia, bergabung dalam Jambore tahunan ini yang digelar di Provinsi Jeolla Utara. Imbas peringatan kemunculan topan, peserta dari RI akan segera dievakuasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, apa itu Topan Khanun yang mengganggu perhelatan Jambore Sedunia itu?

Topan Khanun merupakan salah satu dari sekian banyak topan tropis di Samudera Pasifik. Setiap tahun, Samudera Pasifik Barat menjadi sumber siklon tropis yang lebih banyak dibandingkan dengan cekungan samudera lainnya.

ADVERTISEMENT

Faktanya, hampir sepertiga dari semua siklon tropis terbentuk di wilayah ini.

Jalur produksi siklon yang tak pernah berhenti ini mencakup rata-rata tahunan lebih dari 20 topan. Hal ini dimungkinkan karena, sebagian besar, keberadaan perairan khatulistiwa yang hangat secara konsisten sepanjang tahun.

Topan, seperti angin topan dan siklon, mendapat nama saat mencapai tingkat intensitas dan sistem tertentu.

Biro Cuaca Amerika Serikat, yang kini jadi Layanan Cuaca Nasional (National Weather Service) mulai menamai badai dengan nama wanita pada 1940-an.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) meresmikan proses penamaan pada tahun 1979 dengan mengganti nama laki-laki dan perempuan untuk badai di Samudera Atlantik.

Pemberian nama tertentu pada topan atau siklon tropis adalah demi menyadarkan publik dan mengurangi kebingungan jika beberapa topan terjadi secara bersamaan.

Mengutip situs Severe Weather Europe, nama 'Khanun' diambil dari bahasa Thailand yang berarti buah nangka.

Pusat Meteorologi Khusus Regional (RSMC) Tokyo, bagian dari Badan Meteorologi Jepang (JMA), pun menetapkan nama itu saat kecepatan anginnya mencapai dari 34 knot (63 km per jam).

Pada praktiknya, Topan Khanun juga dinamai Typhoon Falcon oleh Administrasi Layanan Atmosfer, Geofisika, dan Astronomi Filipina (PAGASA), karena terletak di dalam Area Tanggung Jawab Filipina (PAR) ketika menjadi Siklon Tropis.

Sudah sampai mana pergerakannya?

Pekan lalu, topan ini telah menghantam Jepang selatan dan menewaskan sedikitnya dua orang. Topan ini diprediksi bakal menghampiri Korea Selatan setelah mampir di Jepang.

Pada Selasa (8/8), topan itu berada di sekitar 193 km selatan Kyushu, pulau paling selatan Jepang dan melayang-layang di pulau kecil seperti Kikai, Amami, dan Yakushima.

Mata topan itu diperkirakan akan melewati Kyushu sebelum menghantam pantai selatan Korea Selatan pada Kamis pagi (10/8), mengutip The New York Times.

Topan Khanun memiliki kecepatan angin maksimal 93 Km per jam pada Selasa siang di Jepang, kata Pusat Peringatan Topan Gabungan militer Amerika Serikat di Hawaii.

Mengutip peta siklon tropis Badan Meteorologi Singapura (MSS), per Selasa (8/8) pukul 06.00 UTC atau 13.00 WIB, Siklon Tropis Khanun ada di koordinat 29,42 Lintang Utara dan 130,67 Bujur Timur, atau di sekitar selatan Korsel atau timur Pulau Kyushu, Jepang.

Kecepatan anginnya mencapai 55 knot atau 101,86 km per jam.

Pada Rabu (9/8) pukul 13.00 WIB, posisinya diprediksi ada di 31,83 LU dan 128,58 BT atau di timur Kyushu dan mendekati Pulau jeju, Korsel. Kecepatannya diperkirakan masih 110 km per jam.

[Gambas:Video CNN]

(tim/dmi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat