Kematian Massal Ikan di Vietnam, Diduga Akibat Gelombang Panas
Ratusan ribu ikan mati di sebuah waduk provinsi Dong Nai, Vietnam selatan. Gelombang panas yang parah dan pengelolaan danau disebut sebagai penyebabnya.
Seperti sebagian besar wilayah Asia Tenggara, Vietnam bagian tengah dan selatan dilanda suhu yang sangat panas.
"Semua ikan di waduk Song May mati karena kekurangan air," kata seorang warga setempat di distrik Trang Bom bernama Nghia, dilansir dari AFP, Rabu (1/5).
"Hidup kami terbalik selama 10 hari terakhir karena baunya," ujar Nghia menambahkan.
Menurut laporan media setempat, daerah tersebut tidak mengalami hujan selama berminggu-minggu. Selain itu, air di waduk terlalu rendah sehingga ikan-ikan tidak dapat bertahan hidup.
Nghia mengatakan pengelola waduk sebelumnya membuang air untuk menyelamatkan tanaman di hilir.
"Mereka kemudian mencoba merenovasi waduk, mendatangkan pompa untuk mengeluarkan lumpur sehingga ikan memiliki lebih banyak ruang dan air," katanya.
Namun, upaya tersebut tidak berhasil. Tak lama kemudian banyak ikan yang mati. Laporan media lokal menyebutkan sebanyak dua ratus ton ikan dimungkinkan musnah.
Surat kabar Tuoi Tre melaporkan perusahaan yang bertanggung jawab mengelola danau tersebut telah mulai melakukan pengerukan pada awal 2024, awalnya berencana untuk membuang air tambahan ke dalam waduk untuk ikan.
"Tetapi karena gelombang panas yang tak henti-hentinya, investor melepaskan air ke daerah hilir sehingga menyebabkan permukaan air turun. Akibatnya, ikan mati secara massal," lapor surat kabar tersebut.
Waduk tersebut merupakan sumber air untuk tanaman di distrik Trang Bom dan Vinh Cuu di provinsi Dong Nai.
Pihak berwenang dilaporkan sedang menyelidiki insiden tersebut, sambil berupaya mengeluarkan ikan-ikan yang mati.
"Kami berharap pihak berwenang akan melakukan yang terbaik untuk memperbaiki situasi ini," kata Nghia.
Gelombang panas ekstrem diketahui melanda sejumlah negara di Asia beberapa waktu terakhir.
Di Myanmar, gelombang panas ekstrem melanda dengan suhu mencapai 48,2 derajat Celsius pada April ini.
Gelombang panas juga terjadi di Thailand dengan suhu mencapai 41 derajat Celsius. Udara panas ini sampai menyebabkan 30 orang meninggal dunia, terkait heat stroke.
[Gambas:Video CNN]
Terkini Lainnya
-
Kemenkes Sebut Ada 621 Kematian Akibat DBD di RI hingga April 2024
-
FOTO: Pengasapan Antisipasi Tingginya DBD di Jakarta
-
Prabowo Akan Bentuk 'Presidential Club', Diisi Megawati hingga Jokowi
-
Kasus Covid-19 Varian Baru FliRT 'Meledak' di Amerika Serikat
-
UNESCO Beri Penghargaan Jurnalis Palestina yang Bertaruh Nyawa di Gaza
-
Netanyahu Stres soal Surat Penangkapan dari ICC, Ancam Balas Palestina
-
BKN Ungkap 2 Posisi PNS yang Sulit Naik Pangkat
-
BRI Raih 2 Apresiasi dalam Bank Service Excellence Monitor MRI 2024
-
Menpan RB Ingin Seleksi CPNS Lekas Dibuka, Beda dengan Ombudsman
-
Hajar Thailand 3-0, Indonesia ke Semifinal Uber Cup
-
STY Jauhkan Pemain Timnas U-23 dari Bola Jelang Lawan Guinea
-
FOTO: Riuh dan Sedih Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 vs Irak
-
Penampakan Sesungguhnya Hiu Purba Megalodon Terungkap
-
Apa Penyebab Gelombang Panas di Asia?
-
Kepulauan di Negara Tetangga RI Terancam Hilang 2050, Cek Sebabnya
-
Peugeot Pamit dari Indonesia, Sisakan 4 Bengkel Layani Konsumen
-
Banyak Alasan Warga Cari Ilmu Mobil Listrik di PEVS 2024
-
Ada Mobil Listrik yang Kapnya Bisa Lepas Pasang dengan Mudah
-
Teuku Ryan Usai Cerai dari Ria Ricis: Ikhas Meski Tak Sesuai Keinginan
-
Ria Ricis dan Teuku Ryan Resmi Cerai
-
Klarifikasi Sarwendah Gugat Perdata Ruben Onsu: Enggak Ada
-
Turis Asing Keluhkan Gelombang Panas di Vietnam: Cuaca Bikin 'Meleleh'
-
Treats Everywhere dari Archipelago International, Meruah Rasa Asia
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso