yoldash.net

Netanyahu Stres soal Surat Penangkapan dari ICC, Ancam Balas Palestina

PM Israel Benjamin Netanyahu disebut dalam kondisi stress dan cemas menyusul kabar bahwa International Criminal Court/ICC bakal merilis surat penangkapannya.
PM Israel Benjamin Netanyahu disebut dalam kondisi stress dan cemas menyusul kabar bahwa International Criminal Court/ICC bakal merilis surat penangkapannya. (AFP/RONEN ZVULUN)

Jakarta, Indonesia --

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut dalam kondisi stress dan cemas menyusul kabar bahwa Mahakamah Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC) bakal merilis surat penangkapannya dalam waktu dekat.

ICC disebut berencana merilis surat penangkapan itu menyusul dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dialami bangsa Palestina selama ini, terutama sejak Israel melancarkan agresi brutal ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023 lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip Al Jazeera, surat kabar Israel, Maariv, menyebut Netanyahu saat ini sedang dalam kondisi "cemas dan stres yang tidak biasa" gegara kemungkinan surat perintah penangkapannya oleh ICC keluar.

Pemerintah Israel juga diyakini sedang kalang kabut setelah para pejabatnya meyakini ICC akan merilis surat penangkapan Netanyahu pekan ini.

ADVERTISEMENT

Israel mengancam bakal membalas pemerintah Palestina jika ICC bersikeras merilis perintah penangkapan Netanyahu.

Dua pejabat Israel dan Amerika Serikat mengatakan pemerintah Zionis sudah menyampaikan kepada Washington bahwa mereka tak akan tinggal diam jika Netanyahu diburu ICC.

Tel Aviv menuduh pemerintah Palestina menekan jaksa ICC untuk menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap para pejabat Israel, mulai dari Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan kepala Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Herzi Halevi.

Israel mengultimatum jika ICC benar-benar menerbitkan surat perintah tersebut, mereka bakal meminta pertanggungjawaban pemerintah Palestina dan memberikan tindakan tegas yang bisa membuat mereka "runtuh".

Salah satu tindakan tersebut kemungkinan membekukan transfer pendapatan pajak yang dikumpulkan Israel untuk Otoritas Palestina. Dana ini sangat penting bagi Palestina. Tanpa ini, Otoritas Palestina bakal bangkrut.

Gedung Putih dan kantor Netanyahu sejauh ini enggan memberikan komentar. Otoritas Palestina juga belum merespons hingga berita ini terbit.

Isu soal penangkapan Netanyahu oleh ICC kian kuat terdengar selama beberapa waktu terakhir.

Axios melaporkan masalah ini juga mencuat ketika Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden melakukan pembicaraan telepon pekan lalu.

Menurut dua pejabat AS, Biden mengatakan kepada Netanyahu bahwa laporan media Israel, Channel 12, yang menyebut AS bakal memberi lampu hijau kepada ICC untuk menahan Netanyahu tidaklah benar.

Biden meyakinkan Netanyahu bahwa Washington menentang penyelidikan ICC terhadap Palestina.

Dua pejabat AS di sisi lain juga mengatakan pemerintah AS telah menyampaikan kepada pejabat ICC secara pribadi bahwa penerbitan surat perintah penangkapan Netanyahu merupakan kesalahan dan bahwa AS tidak mendukung langkah tersebut.

"Kami diam-diam mendesak ICC untuk tidak melakukannya. Langkah ini cuma akan memanaskan situasi. Israel bakal membalas Otoritas Palestina," kata pejabat AS tersebut.

Pada Selasa, juru bicara Gedung Putih John Kirby sempat mengatakan bahwa AS menentang penyelidikan ICC terhadap Israel. Kendati begitu, Washington juga tak setuju dengan ancaman dan intimidasi terhadap para hakim ICC.

Intimidasi yang dimaksud merupakan ancaman anggota DPR AS dari Partai Republik yang ingin meloloskan undang-undang mengenai ICC jika badan tersebut merilis surat penangkapan terhadap Netanyahu.

(rds)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat