Kapan Bumi Kiamat? - Halaman 2
![Menerka Nasib Bumi Para pakar memprediksi kiamat di Bumi terjadi saat Matahari mulai kehilangan bahan bakarnya. Simak analisisnya berikut.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2021/07/14/ilustrasi-badai-matahari-1_169.jpeg?w=650&q=90)
Masalahnya, Bumi diprediksi tidak akan bertahan selama 4,5 miliar tahun tersebut lantaran tak lagi jadi planet yang layak dihuni.
"Anda tidak perlu menunggu lapisan terluar [Matahari] mencapai Bumi," ujarnya.
Planet ini akan mengalami panas ekstrem jauh sebelum Matahari menyelesaikan transisinya menjadi raksasa merah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :101 SCIENCE Seperti Apa Kiamat? |
Ketika proses kematian Matahari meningkat, suhu lautan akan menguap, atmosfer pada akhirnya akan hilang, dan gaya pasang surut gravitasi matahari akan menghancurkan Bumi.
ADVERTISEMENT
Sekitar 1,3 miliar tahun dari sekarang, kata Kopparapu, "Manusia tidak akan mampu bertahan hidup secara fisiologis, di alam, di Bumi karena kondisi panas dan lembab yang terus-menerus."
"Dalam waktu sekitar 2 miliar tahun, lautan mungkin akan menguap ketika luminositas matahari hampir 20 persen lebih tinggi dibandingkan sekarang," lanjutnya.
Beberapa kehidupan mungkin bertahan hingga saat ini seperti "ekstriofil" yang hidup di dekat ventilasi hidrotermal di dasar laut tetapi tidak dengan manusia, kata Kopparapu.
"Manusia dan semua kehidupan kompleks sangat membutuhkan," kata Rodolfo Garcia, mahasiswa doktoral astronomi dan astrobiologi di Universitas Washington.
Pada manusia, misalnya, kenaikan suhu 3,3 derajat Celsius saja sudah dapat mengancam nyawa.
Kopparapu menjelaskan suhu udara lembap yang berbahaya (kombinasi suhu lembap, kecepatan angin, sudut matahari dan tutupan awan) yang membuat manusia tidak bisa lagi mendinginkan diri dengan bekeringan sudah semakin dekat.
Ambang batas suhu tersebut bagi manusia pertama kali diprediksi sebesar 35 derajat Celsius, namun penelitian terbaru menunjukkan 30 derajat Celcius dapat mematikan.
Beberapa tempat di Bumi telah mencapai suhu itu melebihi 32 derajat Celsius pada beberapa kesempatan dan model iklim memperkirakan suhu 35 derajat Celsius akan menjadi kejadian biasa di wilayah seperti Timur Tengah pada akhir abad ini.
Pada suhu tersebut, hewan yang berkeringat pada dasarnya akan terpanggang dalam cuaca panas, jelas Kopparapu. Intinya, gas rumah kaca yang kita miliki telah mengancam kehidupan dan masyarakat di bumi jauh sebelum matahari mati.
"Jika kita berbicara tentang kehidupan manusia, seratus tahun ke depan akan menjadi hal yang menarik," tandasnya.
(rfi/dmi)Terkini Lainnya
-
Rekaman CCTV Kasus Afif Maulana Terhapus, Kapolda Sumbar Buka Suara
-
Buruh Terjun Demo di Patung Kuda, Polisi Kerahkan 1.389 Aparat
-
DKPP Gelar Sidang Putusan Etik Hasyim Terkait Dugaan Asusila Hari Ini
-
Bayi-bayi Negara Skandinavia Tidur di Luar Meski Udara Dingin, Kenapa?
-
Presiden Korsel Dimakzulkan sampai Gereja Meksiko Jual Lapak Surga
-
Kemenhub Kaji Usul Tarif Batas Tiket Pesawat Dihapus
-
Bos Varuna Tirta Ungkap Tak Pernah Diajak Bicara soal Pembubaran BUMN
-
Importir Kritik Ide Produk China Dipajaki 200 Persen: Larang Sekalian
-
Pesan Juara Olimpiade untuk Tim China yang Ditinggal Zhang Zhi Jie
-
Jeblok di Euro 2024, Ronaldo Dihujat seperti Anak Kecil Egois
-
Daftar 5 Pemain Keturunan di Timnas Indonesia U-19
-
Daftar Hp Tidak Bisa Pakai WA Juli 2024, Termasuk iPhone dan Samsung
-
Fakta-fakta Brain Cipher di Pembobolan PDNS 2, Motif Hingga Histori
-
Terduga Hacker PDNS Klaim Akan Kasih Kunci Data PDNS Gratis Hari ini
-
Syarat Mobil Hybrid Citroen Masuk Indonesia
-
Siapa Pesaing Vinfast VF 5, Mobil Listrik Harga Rp200 Jutaan?
-
Cara Mudah Perpanjang SIM Bulan Juli 2024 Tanpa Calo
-
Rekap House of the Dragon Season 2 Episode 3
-
Film Ariana Grande Wicked Maju ke 22 November, Duel Lawan Gladiator 2
-
Ayu Ting Ting Soal Putus dari Fardhana: Allah Menjaga Saya dan Bilqis
-
5 Makanan Ini Ternyata Pantang Dikonsumsi Bersamaan dengan Pisang
-
Ini 7 Makanan Mengandung Kalsium Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso