yoldash.net

Sinyal Duel Sengit Edy Lawan Bobby dan Ijeck di Pilgub Sumut 2024

Pilgub Sumut 2024 diprediksi berlangsung sengit. Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution berpeluang memperebutkan jabatan itu.
Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution berpeluang memperebutkan posisi gubernur Sumatera Utara pada Pilkada Serentak 2024. (CNN Indonesia/Farida)

Jakarta, Indonesia --

Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023 Edy Rahmayadi bergerilya ke sejumlah partai untuk mengambil formulir pendaftaran bakal calon gubernur Sumut 2024. Edy telah mendatangi PDIP, PKS, PKB, Demokrat dan NasDem.

Edy Rahmayadi berpotensi masuk bursa dan diprediksi kuat akan maju menjadi calon gubernur Sumut. Provinsi ini menjadi salah satu dari 585 wilayah yang menyelenggarakan Pilkada Serentak pada 27 November 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto telah menugaskan menantu Presiden Joko Widodo sekaligus Wali Kota Medan, Bobby Nasution, untuk maju di Pilkada Sumut 2024. Selain Bobby, Golkar juga menugaskan Ketua DPD Golkar Sumatera Utara sekaligus mantan Wagub Sumut Musa Rajekshah alias Ijeck.

Tak hanya Golkar, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan sempat memberi sinyal bahwa partainya siap mengusung Bobby maju di Pilgub Sumut 2024. Sinyal dukungan serupa juga sempat disampaikan oleh Ketum Gerindra sekaligus presiden terpilih Prabowo Subianto ke Bobby.

ADVERTISEMENT

Peneliti dari lembaga Charta Politika Indonesia Ardha Ranadireksa menilai Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution berpeluang besar saling berebut posisi Sumut 1 di Pilkada Serentak 2024. Jika keduanya mendapatkan tiket parpol, ia yakin Pilgub Sumut akan berlangsung sangat sengit.

"[Edy lawan Bobby] akan berlangsung sangat ketat. Berkaca juga pada hasil survei lalu sangat ketat, seingat saya keduanya selisih tipis di bawah angka margin eror," kata Ardha kepada Indonesia.com, Selasa (7/5).

Hasil survei Charta Politika pada September 2022 lalu menunjukkan elektabilitas Bobby berada di peringkat pertama dengan 35,1 persen. Ia hanya unggul tipis dari Edy Rahmayadi dengan 34,3 persen. Kemudian Ijeck di tempat ketiga dengan selisih cukup jauh sebesar 8,5 persen.

Ardha menjelaskan elektabilitas Edy masih tinggi di Sumut lantaran diuntungkan sebagai bakal calon gubernur petahana. Baginya, status petahana masih banyak diingat oleh warga Sumut.

Belum lagi mesin PDIP yang tak ingin mendukung Bobby, kemungkinan akan mendukung Edy untuk maju di Pilgub Sumut.Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini merupakan pengusung Bobby pada Pilwakot Medan pada 2020 lalu.

Di sisi lain, Ardha menganggap Bobby sebagai penantang Edy kini lebih memiliki peluang besar untuk menang. Sebab, Bobby pasti akan didukung oleh mertuanya Presiden Jokowi. Kemungkinan besar juga Bobby akan didukung oleh Prabowo sebagai presiden terpilih melalui Partai Gerindra.

"Endorse dari Jokowi akan berpengaruh dan ditambah mulai dikaitkan dengan situasi pilpres bagaimana cawe-cawe Jokowi akan lebih berperan lagi," kata Ardha.

Selain itu, Ardha mengatakan Pilgub Sumut akan sangat dipengaruhi dukungan-dukungan dari tokoh lain yang muncul. Ia menyinggung peran Ijeck sebagai Ketua DPD Golkar Sumut akan berpengaruh pada peta persaingan di Pilgub Sumut nantinya.

"Ijeck ini kuda hitam. Arah dukungan Ijeck ke mana ini akan sangat menarik, karana dia akan membawa gerbong tersendiri. Apakah ke Edy atau Bobby," kata Ardha.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Medan Bobby Nasution di puncak peringatan Bulan Bung Karno (BBK) yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta. (Indonesia/ Adhi Wicaksono) Wali Kota Medan Bobby Nasution (atas) bersama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di puncak peringatan Bulan Bung Karno (BBK) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta. (Indonesia/ Adhi Wicaksono)

Angin dari pemilih muda

Sama seperti Ardha, Dosen Ilmu Politik FISIP Universitas Sumatera Utara (USU) Warjio juga melihat bila terjadi head to head antara Edy dan Bobby di Pilgub Sumut, maka Bobby lebih berpeluang untuk menang.

Pasalnya, Warjio melihat jaringan kekuasaan dari daerah hingga ke pusat yang dimiliki Bobby kini lebih unggul ketimbang Edy.

"Tapi kita lihat sinyal kekuatan di pusat kan sangat dekat dengan Istana. Bobby punya peluang besar jika Istana mendekati pimpinan parpol seperti Gerindra dan Golkar. Bobby lebih berpeluang dicalonkan oleh Golkar, ketimbang Ijeck. Karena itu sangat bergantung pada keputusan pusat," kata Warjio.

Tak hanya soal jejaring kekuasaan, Warjio juga menilai Bobby lebih diminati oleh pemilih muda ketimbang Eddy saat ini. Sebab, Bobby merupakan representasi dari anak muda lantaran usianya berada jauh di bawah Eddy.

Jika berkaca pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) Sumatera Utara yang dikeluarkan KPU Sumut pada Pilpres 2024, tercatatada 10.853.940 pemilih. Dari jumlah itu, KPU Sumut mencatat sekitar 50 persen pemilih adalah generasi Z.

"Misalnya head to head antar Bobby dan Edy, saya kira akan menguatkan posisi Bobby dengan pemilih pemula yang banyak. Pemilih pemula akan bergeser ke Bobby ketimbang Edy. Edy memang punya pemilih tua yang loyal, tapi jumlahnya kalah dari pemilih muda itu," kata dia.

Edy Rahmayadi telah memutuskan maju dalam Pilgub Sumut 2024. Mantan Pangkostrad itu menyatakan tak akan berpasangan dengan Bobby maupun Ijeck. Alasannya, kata Edy, kedua orang itu memiliki postur tubuh yang lebih tinggi dari dirinya.

"Waktu foto itu, satu terlalu tinggi satu terlalu di bawah jadi kurang simetris. Jadi kurang pas dipasangkan," kata Edy Rahmayadi saat mendaftar menjadi bakal calon Gubernur Sumut ke Kantor DPD PDIP Sumut, Senin (6/5).

(rzr/pmg)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat