yoldash.net

Apa Isi Proposal Gencatan Senjata Tiga Fase yang Disetujui Hamas?

Hamas menyatakan setuju dengan proposal gencatan senjata Gaza yang diusulkan mediator Mesir dan Qatar.
Ilustrasi. Isi proposal gencatan senjata Gaza usulan Mesir dan Qatar, yang disetujui kelompok Hamas. Foto: REUTERS/Eduardo Munoz

Daftar Isi
  • Fase pertama
  • Fase kedua
  • Fase ketiga
  • Bagaimana sikap Israel?
Jakarta, Indonesia --

Hamas menyatakan menerima proposal gencatan senjata usulan mediator Mesir dan Qatar, untuk mengakhiri perang dengan Israel di Jalur Gaza.

Keputusan ini disambut sorak-sorai masyarakat Palestina dengan turun ke jalan sambil meneriakkan "Allahu Akbar".

"Setelah Hamas menyetujui usulan para mediator (Mesir dan Qatar) untuk melakukan gencatan senjata, kini keputusan berada di tangan Israel, apakah mereka akan menyetujui proposal gencatan senjata atau menghalanginya," kata seorang pejabat senior Hamas kepada AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai menerima tanggapan Hamas, Israel menyebut proposal yang disetujui Hamas tidak sesuai dengan persyaratan yang disetujui Israel.

ADVERTISEMENT

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan proposal itu "jauh dari tuntutan penting Israel". Namun Tel Aviv akan mengirim perunding untuk melakukan diskusi mengenai kesepakatan itu.

Anggota Hamas, Khalil al-Hayya, mengatakan proposal yang disetujui Hamas mencakup tiga fase gencatan senjata.

Di antaranya penarikan total pasukan Israel dari Gaza, warga Palestina yang mengungsi bisa kembali ke rumah, dan pertukaran sandera-tahanan dengan tujuan "gencatan senjata permanen".

Lantas apa saja tiga fase dalam proposal gencatan senjata yang disetujui oleh Hamas?

Dilansir Al Jazeera, proposal gencatan senjata ini disebut "rumit" dan akan terdiri dari tiga fase. Setiap fasenya akan berlangsung selama enam pekan.

Fase pertama

Pada fase pertama, jeda perang dimulai dan Israel harus menarik pasukan ke wilayah timur, menjauh dari wilayah Gaza padat penduduk, dan pindah ke titik perbatasan Israel dengan Gaza.

Pesawat dan drone Israel juga akan berhenti terbang di langit Gaza selama 10 jam setiap hari, dan selama 12 jam di waktu pertukaran sandera.

Hamas secara bertahap akan membebaskan 33 orang sandera Israel, baik itu yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia.

Sandera yang akan dibebaskan lebih dulu adalah perempuan, siapa pun yang berusia di atas 50 tahun, mereka yang sakit, atau bukan tentara yang berusia di bawah 19 tahun.

Untuk setiap satu sandera Israel yang dibebaskan hidup-hidup oleh Hamas, maka Israel harus membebaskan 30 warga Palestina yang ditahan di penjara. Sementara untuk setiap wanita yang dibebaskan Hamas, Israel akan membebaskan 50 warga Palestina.

Penarikan pasukan Israel juga nantinya akan memungkinkan warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal untuk kembali ke rumah mereka di Gaza. Proses ini akan dilakukan secara bertahap.

Secara terpisah, kesepakatan juga menetapkan bahwa pekerjaan rekonstruksi di Gaza harus dimulai pada fase ini. Begitu pula aliran bantuan, dan bahwa UNRWA serta organisasi bantuan lainnya diizinkan bekerja untuk membantu warga sipil.

Fase kedua

Di fase kedua, operasi militer akan dihentikan secara permanen dan penarikan penuh Israel dari Gaza.

Pada fase ini, seluruh sandera laki-laki Israel yang ditahan Hamas akan dibebaskan, termasuk tentara yang ditawan di Gaza.

Fase ini akan berlangsung selama 42 hari.

Fase ketiga

Pada fase ini, sisa tahanan di kedua belah pihak dibebaskan.

Sementara dari sisi pembangunan, rekonstruksi Gaza akan dimulai untuk jangka waktu tiga hingga lima tahun. Selain itu di tahap ini, blokade Israel terhadap wilayah Gaza harus dicabut secara penuh.

Bagaimana sikap Israel?

Pemerintah Israel secara konsisten mengatakan tidak akan menerima kesepakatan soal gencatan senjata secara permanen.

Dilansir Times of Israel, negara Zionis itu mengatakan akan melanjutkan kehadiran militernya meski ada kesepakatan gencatan senjata untuk pertukaran sandera. Israel juga bersikeras akan menghancurkan kelompok Hamas di Gaza.

Meski Hamas telah menyetujui proposal gencatan senjata tersebut, Kabinet Perang Israel juga dengan suara bulat disebut akan tetap melanjutkan operasi militernya di Rafah.

Lebih dari 7 bulan agresi Israel di Gaza sejak Oktober 2023 lalu, lebih dari 34 ribu warga sipil Palestina telah tewas. Dari puluhan ribu korban tersebut, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.



(dna)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat