yoldash.net

Kenapa Polisi Tangkap Ribuan Pedemo Bela Palestina di Kampus AS?

Demo pro-Palestina yang meluas di berbagai kampus di Amerika Serikat telah menjadi sorotan dunia.
Polisi AS tangkapi para pedemo di kampus University of Texas in Austin. (REUTERS/Nuri Vallbona)

Jakarta, Indonesia --

Demo pro-Palestina yang meluas di berbagai kampus di Amerika Serikat telah menjadi sorotan dunia.

Sebab, otoritas setempat dilibatkan oleh pihak kampus dalam menangani berbagai demonstrasi hingga melakukan penahanan terhadap para pengunjuk rasa.

Polisi AS juga mengklaim bahwa pihaknya telah menangkap lebih dari 2.100 kalangan akademisi di berbagai kampus yang sebagian besar merupakan mahasiswa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, kenapa polisi menangkap sejumlah mahasiswa di AS yang terlibat demo bela Palestina?

ADVERTISEMENT

Para pejabat kampus mengakui bahwa mereka sengaja memanggil aparat kepolisian untuk menindak lanjuti para demonstran yang dianggap melanggar peraturan kampus.

Sejumlah kampus bergengsi di AS yang tergolong sebagai Ivy League pun ikut andil dalam aksi yang mendorong pemerintah AS untuk berhenti mendanai Israel. Para mahasiswa yang terlibat memilih untuk mendirikan tenda perkemahan sebagai karena enggan untuk beranjak.

Bentrokan antar pihak berwenang dan demonstran pun tak bisa dihindarkan ketika ketegangan memuncak.

Seperti yang terjadi di University of California (UCLA) saat pihak kepolisian menjebol pertahanan para pengunjuk rasa. Mereka disebut sampai menggunakan kendaraan taktis hingga melancarkan beberapa tembakan peringatan.

Ini dilakukan atas perintah pihak kampus yang tak menyangka ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Kami tentu saja tidak berpikir bahwa kami akan berakhir dengan sejumlah besar orang yang melakukan kekerasan, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya," ujar kanselir University of California (UCLA) seperti dikutip Associated Press, Jumat (3/5).

Tuduhan yang digunakan aparat untuk menangkap para pedemo adalah terkait gangguan ketertiban umum, kerusakan fasilitas umum, ujaran kebencian, hingga anti-semitisme dalam demo tersebut.

Akibatnya, sekitar 2.500 mahasiswa ditahan oleh pihak kepolisian. Tak hanya di UCLA, ratusan mahasiswa juga menjadi sasaran penahanan kepolisian AS.

Apakah tahanan akan ditindaklanjuti?

Di beberapa wilayah, pihak kepolisian telah menjatuhi hukuman pidana yang serius terhadap para pengunjuk rasa.

Ini karena, dilaporkan terdapat sejumlah orang yang melanggar hukum. Menurut laporan The Appeal, terdapat tiga orang yang terbukti terkena pidana karena menyerang polisi dengan kekerasan.

Itu membuat para terdakwa dijatuhi hukuman penjara selama satu hingga tiga tahun.

Sejumlah penegak hukum turut menyatakan bahwa pihaknya tidak akan menindaklanjuti para tahanan dari demo pro-Palestina selama tidak ada hal yang menyangkut pelanggaran hukum pidana.

"Sebagai kebijakan umum, saya telah menyatakan bahwa Kantor Kejaksaan Kabupaten Tompkins tidak akan mengadili mahasiswa, dosen, dan demonstran lain yang ditangkap selama protes," ujar juru bicara Jaksa wilayah Tompkins County, Matthew Van Houten.

"Berdasarkan akal sehat, kebijakan umum tersebut mempunyai batasan - tentunya jika seseorang melakukan kekerasan terhadap orang lain atau menyebabkan kerusakan properti, kami akan meminta polisi untuk melakukan penyelidikan penuh dan akan mengambil keputusan berdasarkan kasus per kasus. untuk menangani perilaku itu. Kami telah menawarkan penundaan untuk mempertimbangkan pemecatan dalam kasus awal tahun ini," ia menambahkan.

Seorang jaksa dari Texas, Joe Gonzales juga mengatakan hal yang sama dan mengatakan bahwa pihak pengadilan akan meninjau lebih lanjut jika ada gugatan yang bersangkutan dengan pelanggaran hukum pidana.

Hingga kini, aksi pro-Palestina telah menjalar ke berbagai negara. Terutama beberapa negara-negara yang mempunyai hubungan khusus dengan Israel seperti Jerman hingga Prancis.

(val/bac)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat