200 Lebih Karyawan Bata Kena PHK Imbas Pabrik Tutup di Purwakarta
Lebih dari 200 karyawan PT Sepatu Bata Tbk terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) imbas penutupan pabrik di Purwakarta, Jawa Barat.
Hal tersebut disampaikan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Purwakarta.
Mengutip Antara, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Purwakarta Didi Garnadi mengatakan telah menerima informasi dari manajemen mengenai kondisi Bata yang penjualannya turun. Sebelum menutup pabrik, sambungnya, Bata telah melaporkan rencana penghentian produksi.
Alasannya, karena pabrik selama empat tahun terakhir merugi imbas sepi pembeli.
Lihat Juga : |
Sementara itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen Bata. Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan pihaknya akan memberikan saran untuk memperkuat pabrik sepatu tersebut.
Hal tersebut katanya berkaitan dengan kebijakan larangan terbatas atau lartas yang bertujuan untuk mengendalikan barang impor masuk ke Indonesia.
Apalagi Kemenperin melihat komposisi bisnis Bata, sebagian besar berada di bidang retail yang diisi dari produk impor.
"Manufaktur Bata sendiri hanya sebagian kecil yang memproduksi sepatu, itu pun bahan bakunya berasal dari impor," katanya.
Febri berharap dengan kebijakan lartas, industri alas kaki bisa mulai membangun dan memaksimalkan pabrik mereka di Indonesia. Dengan lartas katanya impor produk jadi ke Indonesia akan dikendalikan.
"Untuk (impor) bahan baku kan tetap lancar. Supaya pasar dalam negeri diisi oleh industri dalam negeri," katanya.
Sebelumnya, Corporate Secretary Sepatu Bata Hatta Tutuko mengatakan perusahaan menutup operasional pabrik di Purwakarta karena merugi di tengah menurunnya permintaan.
Ia menuturkan Bata telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi covid-19. Di lain sisi, perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat juga menjadi tantangan.
Namun, perusahaan tak merinci beberapa kerugian yang diderita. Hatta hanya mengatakan kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Tanah Air.
(fby/pta)Terkini Lainnya
-
Ganjar Tetap Berpolitik Usai Kalah Pilpres, Mahfud Pulang ke Kampus
-
Kasus Fortuner Pelat Polri Tabrak Mikrobus di Tol MBZ Berakhir Damai
-
Wacana Usung Anies, PKS Diprediksi Harus Koalisi di Pilgub DKI
-
Israel Serbu Rafah Gaza, Jatuhkan Bom di Darat-Udara hingga 12 Tewas
-
Kenapa Polisi Tangkap Ribuan Pedemo Bela Palestina di Kampus AS?
-
Apa Isi Proposal Gencatan Senjata Tiga Fase yang Disetujui Hamas?
-
200 Lebih Karyawan Bata Kena PHK Imbas Pabrik Tutup di Purwakarta
-
VIDEO: Blak-blakan Bos IMA soal Nasib dan Masa Depan Batu Bara
-
Rupiah Terguling ke Rp16.064 Pagi Ini
-
Reaksi Ten Hag Soal Terancam Dipecat Usai MU Dibantai Crystal Palace
-
Jadwal Siaran Langsung dan Link Live Streaming Indonesia vs Guinea
-
Kabar Buruk Sirna, Guinea Bisa Tampilkan Duet Mahal Lawan Indonesia
-
WhatsApp Luncurkan Fitur Baru, Bisa Bikin Jadwal
-
Observatorium Tertinggi Dunia Dibuka di Chile, Cek Keunggulannya
-
Fakta-fakta Cuaca Panas 'Panggang' Indonesia
-
Puluhan Motor Royal Enfield Kembali Dilelang Kemenkeu
-
Cacat Las As Roda Belakang Penyebab Omoda 5 Recall di Malaysia
-
Fortuner Pelat Polri Sundul Elf di Tol MBZ Bisa Didenda Rp500 Ribu
-
Kim Kardashian Kembali ke Met Gala dengan Pinggang Super Singset
-
5 Alasan Pemicu Ria Ricis Gugat Cerai Teuku Ryan hingga Pisah
-
FOTO: Kaum Gen Z Jakarta Latihan Seni Musik Etnik Nusantara
-
Pesona Stray Kids Pakai Rancangan Tommy Hilfiger di Met Gala 2024
-
Ini 7 Camilan yang Enak, Sehat, dan Aman buat Penderita Diabetes
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso