yoldash.net

Hamas Kukuh Gencatan Senjata di Gaza Harus Permanen

Hamas menekankan tetap ingin gencatan senjata permanen di Gaza. Mereka bakal segera beri respons resmi atas usulan Israel.
Ilustrasi Rafah di Jalur Gaza. Hamas menekankan tetap ingin gencatan senjata permanen di Gaza. Mereka bakal segera beri respons resmi atas usulan Israel. (AP/Fatima Shbair)

Jakarta, Indonesia --

Hamas menekankan tetap ingin gencatan senjata permanen di Gaza. Respons resmi mereka disebut bakal disampaikan dalam waktu dekat. Hal itu disampaikan menyikapi gencatan senjata di Gaza yang diusulkan Israel beberapa hari lalu.

Suhail al-Hindi selaku pejabat senior Hamas, seperti diberitakan AFP pada Rabu (1/5) mengungkapkan Hamas mempertimbangkan gencatan senjata 40 hari di Gaza dan pertukaran sandera Palestina dalam jumlah besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"[Hamas] akan menyampaikan tanggapan yang jelas dalam waktu dekat," tutur Suhail al-Hindi tanpa mendetailkan waktunya. "Tujuan [gencatan senjata] adalah untuk mengakhiri perang ini."

Namun, ia mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan utusan Hamas yang mengikuti perbincangan mengenai hal itu merasakan kemajuan. Hamas mengirimkan perwakilan ke Kairo untuk berdiskusi bersama AS, Mesir, dan Qatar.

ADVERTISEMENT

AS sebelumnya mendesak Hamas segera menerima proposal gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera yang diajukan Israel. Menurutnya tak ada lagi alasan untuk menghambat persetujuan.

[Gambas:Video CNN]



Menlu AS Blinken sejak Senin (29/4) menilai proposal terbaru yang diajukan Israel adalah "yang paling murah hati." Kendati demikian, ia tak mendetailkan lebih lanjut isi dalam proposal itu.

Sebuah sumber yang mengetahui perundingan tersebut mengatakan mediator Qatar mengharapkan tanggapan dari Hamas dalam satu atau dua hari mendatang.

Sumber yang sama mengungkapkan usulan Israel berisi "konsesi nyata," termasuk periode "tenang berkelanjutan" setelah jeda awal dalam pertempuran dan pertukaran sandera dan tahanan.

Ia turut mengatakan penarikan Israel dari Jalur Gaza kemungkinan besar masih menjadi perdebatan.

Sementara itu, seorang pejabat Israel mengatakan bahwa pemerintah "akan menunggu jawaban hingga Rabu malam." Setelah itu, mereka baru akan "membuat keputusan" bakal mengirim utusan ke Kairo untuk mencapai kesepakatan atau tidak.

Namun, keinginan Hamas sepertinya bertolak belakang dengan pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (30/4). Ia mengatakan Israel bakal tetap serang Rafah dengan ada atau tidaknya gencatan senjata Gaza.

"Kami akan memasuki Rafah dan kami akan melenyapkan batalion Hamas di sana dengan atau tanpa kesepakatan [gencatan senjata]," katanya kepada keluarga beberapa sandera yang masih ditahan di Gaza, seperti diberitakan AFP, Selasa (30/4).

(AFP/chri)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat