yoldash.net

Sempat 'Diusir', Pakar China Penemu Genom Corona Akhirnya Balik ke Lab

Ahli virologi China penemu genom Covid-19 diizinkan kembali akses lab usai
Ilustrasi. Ahli virologi China penemu genom Covid-19 diizinkan akses lab usai diusir dari penelitian. Foto: AP/Ng Han Guan

Jakarta, Indonesia --

Ahli Virologi China Zhang Yongzhen yang pertama kali mempublikasikan rangkaian genom virus corona (Covid-19) di China mengaku telah mendapatkan izin kembali untuk mengakses laboratorium setelah sempat "diusir" dari tempat penelitiannya itu.

Dalam sebuah unggahan di media sosial pada Rabu (1/5), Zhang menyatakan bahwa Pusat Klinis Kesehatan Masyarakat Shanghai yang menaungi laboratoriumnya sementara setuju untuk mengizinkan Zhang dan tim kembali melanjutkan penelitian.

"Sekarang, anggota tim dapat masuk dan keluar laboratorium dengan bebas," tulis Zhang dalam postingan di Weibo, platform media sosial China, dilansir dari AP News, Rabu (1/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zhang selanjutnya membeberkan bagaimana dirinya dan tim tiba-tiba mendapatkan pemberitahuan bahwa mereka tidak boleh memasuki area laboratorium pada pekan lalu.

Tidak terima dengan keputusan sepihak tersebut, Zhang dan tim melakukan aksi protes dengan duduk di luar laboratoriumnya. Mereka menggelar alas karton dan membentangkan spanduk bertuliskan 'lanjutkan kerja penelitian ilmiah secara normal'.

ADVERTISEMENT

Aksi protes Zhang itu pun viral di media sosial dan dianggap oleh sejumlah warganet sebagai tanda berlanjutnya tekanan terhadap ilmuwan China yang melakukan penelitian terhadap virus corona.

Zhang pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukungnya dalam perkara ini.

"Terima kasih kepada pengikut online saya dan orang-orang dari semua lapisan masyarakat atas perhatian dan dukungan kuat Anda selama beberapa hari terakhir," ujar Zhang.

Terpisah, dalam pernyataan online pada hari Senin (29/4), Pusat Klinik Kesehatan Masyarakat Shanghai mengatakan bahwa laboratorium Zhang sedang direnovasi dan ditutup karena 'alasan keamanan'. Mereka juga mengklaim telah memberi tim Zhang ruang laboratorium alternatif.

Namun Zhang menjawab bahwa timnya tidak ditawari alternatif lain sampai mereka diberitahu tentang pengusiran mereka. Pun menurut Zhang, laboratorium yang ditawarkan tidak memenuhi standar keselamatan penelitian, sehingga membuat timnya berada dalam ketidakpastian.

Adapun perselisihan antara Zhang dengan 'tuan rumah' laboratoriumnya itu menjadi babak terbaru dari serangkaian kejadian seperti penurunan pangkat hingga pemecatan sejak Zhang menerbitkan publikasi soal rangkaian kasus virus corona pada Januari 2020 tanpa persetujuan negara.

Di sisi lain, Beijing telah berusaha mengendalikan informasi terkait virus ini sejak pertama kali muncul.

Kemudian pada tanggal 5 Januari 2020, Zhang menulis pemberitahuan internal yang memperingatkan pihak berwenang China tentang potensi penyebaran virus tersebut. Keesokan harinya, laboratorium Zhang diperintahkan untuk ditutup sementara oleh pejabat tinggi kesehatan Chinga, dan Zhang mendapat tekanan dari otoritas China.

Namun Zhang menerbitkan penelitiannya lebih lanjut pada 11 Januari 2020, meskipun tidak ada izin dari pejabat kesehatan Tiongkok. Virus corona tersebut akhirnya menyebar ke seluruh penjuru dunia, memicu pandemi yang mengganggu kehidupan dan membunuh jutaan orang.

Zhang pun dianugerahi penghargaan di luar negeri sebagai pengakuan atas karyanya. Namun pejabat kesehatan China mencopot Zhang dari jabatannya di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China dan melarangnya berkolaborasi dengan beberapa mantan mitranya, sehingga menghambat penelitiannya.



(khr/dna)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat