Selamat Datang Juli, Waktunya Jawa Mengering dan La Nina Menggeliat
![Selamat Datang Juli, Waktunya Jawa Mengering dan La Nina Menggeliat Prediksi curah hujan Juli menunjukkan sebagian besar Jawa punya curah hujan rendah di saat La Nina berpeluang cukup besar mulai muncul.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2024/05/14/brin-perubahan-iklim-berdampak-terhadap-pertanian-lahan-kering_169.png?w=650&q=90)
Daftar Isi
- 1. Curah hujan rendah
- 2. Curah hujan menengah
- 3. Curah hujan tinggi
- 4. Sangat tinggi
- Masih hujan
- La Nina
Sebagian besar Jawa diprediksi punya curah hujan rendah di saat La Nina berpeluang cukup besar mulai muncul. Sebaliknya, Papua hingga Maluku diprakirakan bakal amat basah.
Sejak Mei, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap beberapa wilayah Indonesia sudah mulai dilanda musim kemarau.
Bulan lalu, beberapa wilayah yang sudah resmi dinyatakan memasuki musim kemarau ialah Bali, NTB, dan NTT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, yang diprediksi masuk kemarau Juni antara lain Jakarta, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, sebagian Jawa Timur, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua dan Papua Selatan.
ADVERTISEMENT
Menurut Peta Prakiraan Curah Hujan Juli 2024 dari BMKG, beberapa wilayah RI dilanda kekeringan alias curah hujan rendah, terutama Jawa.
Berikut contoh-contoh daerahnya:
1. Curah hujan rendah
0-20 mm: Sebagian besar Jawa Timur, kawasan pantura Jabar dan Jateng, sebagian besar NTB dan NTT
20-50 mm: Mayoritas Jawa Tengah, Bali, sebagian Jawa Barat dan Banten, sebagian NTB
50-100 mm: Sebagian Jabar, Lampung, sebagian Sumatra Selatan, sebagian Jambi, bagian selatan Papua Selatan.
2. Curah hujan menengah
100-150 mm: Sebagian kecil Jabar (Bogor dan Pangandaran), separuh Sumsel, sebagian Jambi, mayoritas Riau, sebagian Sumbar dan Sumut, separuh Aceh, sebagian Kalteng
150-200 mm: Mayoritas Kalimantan, sebagian besar Sulawesi
200-300 mm: Sebagian Kalbar, sebagian kecil Kalteng, sebagian Kaltim, mayoritas Kaltara, sebagian besar Sulsel, sebagian Sulteng
3. Curah hujan tinggi
300-400 mm: Sebagian Maluku dan Maluku Utara, sebagian Papua Barat Daya, Papua Selaran.
400-500 mm: Papua Tengah, Papua Utara.
4. Sangat tinggi
>500 mm: Maluku, mayoritas Papua Barat Daya, sebagian Papua Tengah
Masih hujan
Saat kemarau makin melanda, beberapa wilayah masih diprediksi dilanda hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang setidaknya hingga 4 Juli.
Di antaranya ialah Aceh, Sumut, Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Kalbar, Kalimantan Tengah, Sulsel, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan mayoritas Papua.
BMKG menyebut ini akibat beberapa pengaruh fenomena atmosfer.
Pertama, gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial yang memengaruhi kondisi di Sumatra Kalimantan, NTB, NTT, Sulawesi Tengah, hingga Maluku dan Papua Selatan.
Kedua, gelombang Kelvin di Sumatra bagian utara, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua Pegunungan.
Ketiga, Bibit Siklon Tropis 98W yang terpantau berada di Laut Filipina, yang memengaruhi curah hujan Maluku dan Papua.
Ada pula daerah konvergensi yang terpantau memanjang dari Selat Malaka, Riau, Sumbar, Sulsel, Selat Sunda, Kalbar, hingga Papua. Selain itu, labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif atau pembentukan awan hujan di sebagian besar Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.
La Nina
Di belahan Bumi lainnya, fenomena iklim yang memicu peningkatan curah hujan, La Nina, diprediksi mulai berkembang Juli.
Badan Kelautan dan Atmosfer AS (NOAA) menyebut saat ini kondisi El Nino Southern Oscillation (ENSO), yang mencakup anomali iklim El Nino dan La Nina, memang dalam kondisi netral.
Namun, "La Nina cenderung terjadi pada Juli-September (kemungkinan 65 persen) dan terus berlanjut," kata lembaga.
Potensi berkembangnya La Nina ini meningkat di akhir tahun 2024 hingga awal 2025. "Kemungkinan 85 persen selama November-Januari," tutup NOAA.
(tim/arh)Terkini Lainnya
-
Cekcok Sopir Taksi Online dan 3 TNI di Bandara Makassar Berujung Damai
-
Peringatan Hari Bhayangkara, Berikut Rekayasa Lalin di Sekitar Monas
-
Ahmad Luthfi dan Kaesang Teratas Top of Mind Cagub Jateng Versi LSI
-
Pilpres Iran Lanjut Putaran Kedua sampai Gencatan Senjata Gaza Mandek
-
Korut Luncurkan Rudal Balistik, Korsel Langsung Analisis
-
Israel Serang Kamp Nur Shams, 1 Komandan Kelompok Palestina Tewas
-
Saham Pilihan Pekan Ini: Sektor Perbankan, Energi hingga Kesehatan
-
Jadwal Baru 17 KA Jarak Jauh di Stasiun Pasar Senen, Berlaku 1 Juli
-
IHSG Diproyeksi Berseri Awal Pekan Ini
-
Daftar 4 Tim Negara Tersingkir di 16 Besar Euro 2024
-
Penjelasan Badminton Asia dan PBSI soal Zhang Zhi Jie Meninggal di AJC
-
Pria Bertopeng Panjat Stadion Laga Euro 2024 Jerman Vs Denmark
-
Arkeolog Malaysia Temukan Patung Buddha Lebih Tua dari Borobudur
-
VIDEO: Momen Gemas Panda di China Nikmati Kebab Sayur dan Buah
-
ELSAM Desak Jokowi Audit Tata Kelola Data Publik Secara Menyeluruh
-
Hyundai Inster EV Meluncur, SUV Listrik Murah Sanggup 355 Kilometer
-
BYD Bicara Soal M6 di RI, MPV Listrik Potensi Bikin Geger Innova
-
Perbandingan Kredit Mobil Baru dan Bekas
-
Box Office Day One Jadi Debut Terbaik Waralaba A Quiet Place
-
Voice of Baceprot Tuai Pujian Usai Sukses Manggung di Glastonbury
-
Kata WOLF HOWL HARMONY soal Single Frozen Butterfly yang Nge-hits
-
Awas, Olahraga Seperti Ini Bisa Bahaya buat Penderita Penyakit Jantung
-
Apakah Alergi Bisa Disembuhkan? Ini Penjelasan Dokter
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso