yoldash.net

Riset Ungkap Instagram Kerap Rekomendasikan Konten Asusila ke Remaja

Hasil riset terbaru menunjukkan Instagram lebih mudah merekomendasikan konten seksual dan video berbahaya ke pengguna remaja.
Ilustrasi. Hasil riset terbaru menunjukkan Instagram lebih mudah merekomendasikan konten seksual dan video berbahaya ke pengguna remaja. (Foto: iStock/SeventyFour)

Jakarta, Indonesia --

Hasil riset terbaru menunjukkan Instagram lebih mudah merekomendasikan konten seksual dan video berbahaya ke pengguna remaja.

Hal ini merupakan temuan dari eksperimen yang diadakan oleh Wall Street Journal dan profesor Ilmu Komputer dari Northeastern University Laura Edelson selama tujuh bulan.

Mengutip Mashable, Jumat (21/6), eksperimen itu dilakukan dengan membuat akun baru yang kemudian menelusuri feed Reels Instagram dengan melewati konten normal dan terus menonton video dewasa yang tak senonoh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasilnya, setelah 20 menit akun itu dipenuhi dengan promosi pembuat konten seks dewasa dan sejumlah foto-foto telanjang.

ADVERTISEMENT

Pengujian serupa juga dilakukan di TikTok dan Snapchat. Kedua aplikasi itu tak memberikan hasil rekomendasi yang sama seperti yang terjadi di Instagram.

Temuan baru di Instagram itu menindaklanjuti laporan di November 2023 lalu yang menemukan algoritma Reels Instagram telah merekomendasikan konten seksual ke pengguna dewasa yang hanya mengikuti akun anak-anak.

Meta selaku perusahaan induk Instagram juga telah digugat berkali-kali atas dugaan perannya dalam eksploitasi anak. Pada Desember lalu, mereka digugat karena telah menciptakan pasar bagi predator.

Sementara itu, juru bicara Meta Andy Stone menilai eksperimen tersebut tidak menggambarkan seutuhnya mengenai penggunaan Instagram oleh remaja.

"Ini adalah eksperimen buatan yang tidak sesuai dengan kenyataan bagaimana remaja menggunakan Instagram," kata Andy.

Kendati begitu, Andy mengaku pihaknya terus berupaya mengurangi konten-konten sensitif yang memungkinkan dilihat pengguna berusia remaja di platformnya.

"Dan telah mengurangi jumlah tersebut secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir," kata Andy.

Sebuah investigasi pada Februari lalu, yang juga dilakukan oleh Wall Street Journal, mengungkap staf Meta telah memperingatkan perusahaan tentang keberadaan orang tua yang mengeksploitasi dan pemilik akun dewasa di Instagram, yang mencari cara untuk mendapatkan keuntungan dari gambar anak-anak secara online.

Laporan tersebut mencatat munculnya "Momfluencer" yang terlibat dalam olok-olok seksual dengan para pengikut dan menjual langganan untuk melihat konten sugestif anak-anak mereka, seperti menari atau menjadi model dengan bikini.

(mnf/dmi)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat