yoldash.net

Viral Jejak Manusia Buktikan Bumi Pernah 'Tenggelam', Cek Faktanya

Penggemar teori konspirasi mengklaim temuan jejak manusia berusia 100 ribu tahun di Maroko sebagai bukti permukaan laut pernah tinggi banget. Simak faktanya.
Jejak kaki Homo Sapiens berusia 100 ribu tahun lalu ditemukan di sebelah utara Maroko, 5 Februari. Jejak ini diplesetkan penggemar teori konspirasi. (AFP/FADEL SENNA)

Jakarta, Indonesia --

Viral sebuah postingan yang mengklaim penemuan jejak kaki kuno di Maroko membuktikan pernah adanya kenaikan permukaan laut sampai batas yang belum terjadi sebelumnya.

"Jejak kaki yang baru ditemukan menunjukkan bahwa permukaan laut 20-30 meter lebih tinggi dibandingkan saat ini 90.000 tahun yang lalu ketika tingkat CO2 pada masa pra-industri sebesar 275 ppm," kata Steve Milloy, mantan kontributor Fox News dalam postingan X (sebelumnya Twitter) miliknya pada Senin (6/5).

Postingan yang merujuk pada rasio karbon dioksida di atmosfer tersebut, mengacu pada sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Briefing pada Januari lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Twitter]

Studi tersebut sebenarnya menganalisis penemuan jejak kaki baru yang dikaitkan dengan Homo Sapiens alias manusia modern di pantai Afrika Utara.

ADVERTISEMENT

Salah satu peneliti yang menulis makalah itu pun membantah hubungan temuan ini dengan perubahan iklim atau data global mengenai peningkatan rata-rata permukaan air laut.

"Kami sama sekali tidak menyatakan hal tersebut dalam penelitian kami, dan kami tidak menentang konsensus ilmiah mengenai perubahan iklim," kata salah satu peneliti, Juan Morales, profesor di Universitas Huelva melansir AFP Fact Check pada Jumat (24/5).

Lautan memang mengalami naik dan turun seiring berjalannya waktu. Gas rumah kaca yang dihasilkan oleh manusia, seperti karbon dioksida dari asap kendaraan bermotor, membuat gletser dan lapisan es mencair hingga menaikkan permukaan air laut.

Tinggi muka laut perlahan naik

Menurut Morales, fakta bahwa jejak kaki manusia purba ditemukan di pantai Maroko tampaknya menunjukkan bahwa permukaan laut 95 ribu tahun yang lalu justru "kurang lebih sama dengan saat ini."

Namun, dia mengatakan konsistensi garis pantai kemungkinan besar disebabkan oleh fenomena yang dikenal sebagai isostatic rebound, yaitu kenaikan daratan dan mengimbangi hilangnya berat lapisan es.

Ahli geomorfologi pesisir dan profesor di Trinity College, Iris Moller menyebut memang ada kemungkinan konsistensi garis pantai yang disebabkan oleh fenomena isostatic rebound.

"Lempeng Afrika yang bertabrakan dengan lempeng Eurasia telah menyebabkan pengangkatan pantai, serta endapan tsunami yang disalahartikan sebagai pantai dengan ketinggian serupa, sehingga mengakibatkan apa yang disebut 'pantai terangkat' di beberapa bagian Mediterania," jelasnya.

Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB juga pernah menyebut dalam laporannya pada 2021 bahwa memang telah terjadi kenaikan rata-rata permukaan air laut.

Yakni, dari 1,3 mm per tahun pada periode 1901–1971 menjadi 1,9 mm per tahun pada 1971–2006, dan melonjak lebih tinggi lagi menjadi 3,7 mm per tahun pada 2006–2018.

Peneliti asal University of Southern California, Essam Heggy, menyimpulkan bahwa memang permukaan air laut rata-rata global telah meningkat lebih cepat sejak 1900.

"Ada perbedaan besar antara perubahan permukaan air laut beberapa meter selama ribuan atau jutaan tahun dan perubahan yang terjadi selama seratus tahun seperti yang terjadi akibat pemanasan global," pungkas dia.

[Gambas:Video CNN]

(rni/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat