Laut Makin Terancam 3 Hal Ngeri Gara-gara Krisis Iklim
Sebuah penelitian terbaru membongkar bahwa lautan kini harus menghadapi tiga ancaman serius imbas krisis iklim. Apa saja tiga ancaman itu?
Penelitian yang dipublikasikan di AGU Advances mengungkap sekitar seperlima permukaan laut dunia berada dalam kondisi sangat rentan terhadap ancaman yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti BBM dan batu bara, serta penggundulan hutan.
Imbasnya adalah lautan harus menghadapi tiga ancaman berupa pemanasan ekstrem, hilangnya oksigen, dan pengasaman dengan kondisi ekstrem yang sudah jauh lebih intens dalam beberapa dekade terakhir.
"Dampaknya sudah terlihat dan dirasakan," kata Joel Wong, penulis utama penelitian dari ETH Zurich, melansir The Guardian, Selasa (4/6).
"Kejadian ekstrem seperti ini kemungkinan besar akan terjadi lagi di masa depan dan akan mengganggu ekosistem laut dan perikanan di seluruh dunia."
Para peneliti berpendapat jika krisis iklim terus berlanjut maka di kedalaman 300 meter lautan yang terkena imbasnya.
Kejadian ekstrem berupa pemanasan, hilangnya oksigen dan pengasaman ini bisa berlangsung tiga kali lebih lama dan enam kali lebih intens dibandingkan pada awal tahun 1960an.
Bahkan kejadian ekstrem tersebut dapat berlangsung sampai 30 hari, terutama di wilayah tropis dan Pasifik utara yang terkena dampak ancaman dengan potensi yang semakin besar.
Infografis perubahan iklim global. (Foto: Indonesia/Basith Subastian) |
Selain panas yang memaksa ikan dan spesies lain untuk berpindah ke iklim yang lebih sesuai, lautan juga harus membayar mahal karena menyerap sejumlah besar panas dan karbondioksida dari emisi bahan bakar fosil.
Tambahan CO2 membuat air laut menjadi lebih asam, melarutkan cangkang makhluk laut, serta membuat lautan kekurangan oksigen. Kemudian bagi makhluk hidup di darat, atmosfer akan terasa menjadi lebih hangat dari biasanya.
Temuan tersebut tentunya membuat para ilmuwan iklim lain merasa khawatir, terlebih dengan suhu panas di lautan yang terus meningkat dan mencapai tingkat yang luar biasa dalam beberapa bulan terakhir.
"Ini berarti kehidupan laut semakin tersingkir dari tempat di mana mereka dapat bertahan hidup," kata Andrea Dutton, ahli geologi dan ilmuwan iklim di Universitas Wisconsin Madison, yang tidak terlibat dalam penelitian baru ini.
Dutton menjelaskan bahwa kombinasi penurunan kadar oksigen, peningkatan pengasaman, dan melonjaknya panas laut terakhir terlihat pada akhir periode Permian sekitar 252 juta tahun yang lalu, ketika Bumi mengalami peristiwa kepunahan terbesar dalam sejarahnya, yang dikenal sebagai Great Dying.
"Saat ini kondisi kita tidak sama, namun perlu diperhatikan bahwa perubahan lingkungan yang terjadi juga serupa."
Dengan perubahan lingkungan yang serupa, menurut Dutton ini bisa menjadi alasan bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap ancaman krisis iklim pada lautan.
"Masyarakat harus menyadari bahwa lautan telah melindungi kita dari panas yang kita rasakan di daratan sebagai manusia, namun hal ini bukannya tanpa konsekuensi," pungkas Dutton.
(rni/dmi)Terkini Lainnya
-
Warga Luwu Sulsel Tewas Ditelan Ular Piton 8 Meter
-
BAP Saksi: Waskita-Acset Jadi Prioritas Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ
-
Kasus Pembunuhan Ayah di Jaktim, Kakak Minta Polisi Tak Usut Sang Adik
-
VIDEO: Israel Usir Paksa Warga Palestina Tinggalkan Khan Younis Gaza
-
27 Tewas Terinjak-injak saat Festival Keagamaan Hindu di India
-
VIDEO: Kesaksian Tahanan Gaza di Israel, Dirantai dan Disiksa
-
ESDM Targetkan 15 Proyek Penyimpanan Karbon Rampung pada 2030
-
Kemenhub Sebut Bandara VVIP IKN Tak Punya Kode dari IATA
-
Hasil Euro 2024: Belanda Lolos ke Perempat Final Usai Hajar Rumania
-
Nova Beri Peringatan pada Pemain Indonesia U-16 Jelang Lawan Vietnam
-
Cody Gakpo Cetak Gol, Belanda Unggul Atas Rumania di Babak 1
-
Daftar Hp Tidak Bisa Pakai WA Juli 2024, Termasuk iPhone dan Samsung
-
FOTO: Lubang Raksasa Ancam Lumbung Pangan Turki
-
Pemegang Password PDNS Terungkap, Fix Celah Serangan Ransomware?
-
Cara Mudah Perpanjang SIM Bulan Juli 2024 Tanpa Calo
-
Data Apa Saja Harus Dibawa Saat Bikin SIM Pakai BPJS?
-
Singapura Bakal Larang Sepeda Motor Tua dan Batasi Mesin Diesel
-
1 Kakak 7 Ponakan Bahas Sandwich Gen, Chicco Kurniawan Emosional
-
5 Perbedaan Game Show Clash of Champions dan University War
-
Bangga, Festival Teluk Tomini 2024 Pukau Wisatawan Global
-
Biar Istirahat Berkualitas, Berapa Suhu AC yang Baik saat Tidur?
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso