yoldash.net

Daya Jelajah Tinggi, Pari Manta Karang Tetap 'Betah' di Raja Ampat

Penelitian mengungkap pola pergerakan unik pari manta karang di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat Daya. Simak analisisnya.
Manta karang terlihat di situs penyelaman Manta Sandy, Kawasan Konservasi Area III Selat Dampier, Raja Ampat, 2022. (Dok.Konservasi Indonesia/Abdi Hasan)

Jakarta, Indonesia --

Studi terbaru mengungkap pola pergerakan dan jaringan habitat pari manta karang yang berada di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Salah satu temuan dari studi di jurnal Royal Society Open Science ini mengungkap bagaimana pari manta karang sering berpindah-pindah dari satu habitat penting ke habitat penting lainnya yang berjarak dekat.

Habitat-habitat itu ada di Ayau, Kofiau, Boo, dan Misool. Daerah ini sebagian besar dikelilingi oleh perairan dalam yang memisahkannya dari perairan dangkal di sekitar pantai Pulau Waigeo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka juga disebut sesekali melakukan perjalanan jarak jauh antara rangkaian penerima sinyal akustik yang dipasang di seluruh perairan Raja Ampat.

ADVERTISEMENT

Studi tersebut merupakan penelitian bersama antara Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Dinas (BLUD UPTD) Pengelolaan Kawasan Konservasi di perairan kepulauan Raja Ampat, Konservasi Indonesia, Conservation International, Macquarie University (Australia), dan University of Auckland (Selandia Baru).

Penelitian yang dilakukan pada 2016 hingga 2021 ini disebut memberikan pengetahuan yang dapat digunakan dalam memahami dan melindungi pari manta karang.

Pemimpin studi Edy Setyawan menjelaskan studi dilakukan dengan mengidentifikasi hub atau pusat lokasi dalam jaringan pergerakan pari manta karang yang vital untuk navigasi dan kelangsungan hidup mereka.

Hasilnya, mereka menemukan keberadaan tiga sub-populasi pari manta karang yang secara demografis dan geografis berbeda.

Ketiga sub-populasi ini menghuni ekosistem atol Ayau di utara Raja Ampat, ekosistem terumbu karang yang sangat luas di barat laut perairan Raja Ampat, dan ekosistem terumbu karang di tenggara Pulau Misool di selatan Raja Ampat.

Ketiga area tersebut menunjukkan adanya struktur meta-populasi atau struktur yang terdiri dari sub-populasi yang secara spasial terpisah dari jenis yang sama dan berinteraksi pada beberapa tingkatan pari manta karang.

Edy menilai hal ini sebagai sesuatu tak terduga. Pasalnya, pari manta karang memiliki kemampuan untuk berpindah ratusan kilometer dan tidak ada hambatan yang jelas untuk menghalangi pergerakan pari manta karang antara ketiga wilayah tersebut di Raja Ampat.

Dengan kata lain, temuan tersebut menunjukkan bahwa pari manta karang di masing-masing wilayah itu cenderung tetap dekat dengan rumah dan jarang berpindah antar-wilayah.

Para peneliti mengungkap hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk hambatan alami (yaitu perairan dalam) yang menjadi tantangan terhadap seringnya pergerakan.

Selain itu, ada faktor ketersediaan mangsa lokal yang memadai dan keberadaan pembersihan habitat di dekatnya.

"Penelitian kami memberikan informasi terbaru pada pola pergerakan yang kompleks dari pari manta karang di Raja Ampat, yang menekankan perlu adanya pendekatan yang tepat dan terukur dalam upaya konservasi jenis ikan terancam punah ini," ujar Setyawan dalam sebuah keterangan, Rabu (10/4).

"Memahami jaringan ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi habitat penting dan koridor migrasi pari manta karang, dan dapat menjadi masukan untuk upaya konservasi yang krusial bagi kelangsungan hidup jenis ikan ini," imbuhnya.

Lebih lanjut, Focal Species Conservation Senior Manager Konservasi Indonesia Iqbal Herwata menyebut hasil temuan pada penelitian ini dapat mendukung pengelolaan kawasan konservasi perairan Raja Ampat.

"Berdasarkan temuan-temuan tersebut, kami merekomendasikan agar pengelola Kawasan Konservasi Perairan di Raja Ampat mempertimbangkan untuk meningkatkan pendekatan mereka dalam pengelolaan meta-populasi pari manta karang di Raja Ampat," ujar Iqbal, yang juga menjadi salah satu penulis dari studi tersebut.

Caranya, kata dia, adalah dengan "menciptakan tiga unit pengelolaan yang masing-masing berfokus pada satu sub-populasi pari manta karang."

[Gambas:Video CNN]

(lom/asa/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat