yoldash.net

Pakar Bicara Peluang Black Hole Jadi Pintu Langit Menuju Universe Lain

Bagaimana pandangan ilmuwan muslim terkait lubang hitam yang katanya merupakan pintu akses menuju alam semesta yang lain?
Ilustrasi. Pakar BRIN bicara soal kemungkinan lubang hitam sebagai 'pintu langit'. (Foto: Internet)

Jakarta, Indonesia --

Kerap dipandang sebagai objek langit yang paling menakutkan dan mengancam Bumi, benarkah lubang hitam atau black hole merupakan pintu akses menuju alam semesta atau universe lain?

Thomas Djamaluddin, profesor riset astronomi-astrofisika di Pusat Riset Antariksa Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap bahwa sebetulnya bisa saja lubang hitam menjadi gerbang ke universe lain.

"Dari segi kaidah keimanan hal tersebut mungkin saja", ujarnya pada acara kajian 'Menembus Langit: Mengungkap Makna Tujuh Langit' yang tayang di kanal YouTube Alhidayah Badan Geologi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini bermula dari pertanyaan salah satu peserta diskusi yang menanyakan soal makna "Sab'a samawati" atau tujuh langit dalam Al-Baqarah ayat 29 dan kemungkinannya yang merupakan tujuh multi-alam semesta atau multiverse.

ADVERTISEMENT

Untuk mencapai semesta yang lain itu, kata sang penanya, mungkinkah itu bisa dilakukan lewat black hole yang berperan sebagai worm hole atau 'lubang cacing' untuk memintas jarak semesta alias pintu langit.

Thomas menjawab tujuh langit dalam konteks Al-Qur'an bisa berarti dua, yakni fisik dan gaib.

Dalam hal fisik, katanya, tujuh langit itu berarti "benda-benda langit tak berhingga banyaknya, tak berhingga jaraknya, demikian juga ukurannya itu setidaknya yang teramati secara fisik."

Dalam konteks gaib, itu bisa dilihat pada kisah Isra Mi'raj. "Tujuh langit bukan tujuh langit fisik," ucapnya.

Sementara, terkait lubang hitam sebagai jalan menuju semesta lain, Thomas mengatakan belum ada bukti fisik yang bisa diraih meski teorinya memang ada.

Menurutnya, black hole merupakan objek yang sangat besar sehingga bisa menyerap cahaya.

"Black hole itu objek yang massif, jadi bisa menyerap cahaya. Jadi secara teoritis dunia lain itu memang bisa ada, meskipun belum dibuktikan secara fisik," tuturnya.

"Saya tidak mendalami aspek teoritik itu, tapi dari segi kaidah keimanan, memahami seperti itu, itu mungkin saja. Bukti fisiknya memang sulit diperoleh dengan worm hole [untuk] memasuki dunia atau universe lain itu ada secara teoritik," lanjut dia.

Terlepas dari itu, ia mengingatkan manusia punya keterbatasan untuk melihat melampaui alam semesta yang ditempati saat ini.

"Terkait dengan pemaknaan alam semesta, itu merupakan ruang waktu yang terbentuk dari ketiadaan dan ruang itu kemudian mengembang dari ekspansi alam semesta dan suatu saat ada akhirnya," ujar dia.

"Kita tidak bisa bertanya di luar ruang itu seperti apa. Dengan kita berada di ruang ini, itu jelas tidak ada ruang di luar itu, itu semesta fisik yang kita tempati," jelasnya.

Kata Hawking

Lubang hitam terbentuk ketika bintang yang sekarat runtuh dengan sendirinya. Namun, hal tersebut justru membuat lubang hitam menjadi objek yang amat padat dengan gravitasi yang super kuat.

Hal ini menyebabkan tak ada satupun materi yang bisa lolos dari wilayah kekuasaannya, sekalipun itu cahaya, jika sudah melewati wilayah kekuasaannya, yang dibatasi oleh horizon peristiwa.

Di zona ini, hukum fisika yang kita kenal tak berlaku, yang disebut sebagai singularitas.

Pada 1935, fisikawan Albert Einstein dan Nathan Rosen pernah mengajukan konsep 'lubang cacing' (worm hole) melalui ruang-waktu, yang bisa menjadi sarana transportasi untuk melintasi jarak yang jauh secara instan.

Masalahnya, kata Alastair Gunn, astronom di Pusat Astrofisika Jodrell Bank, University of Manchester, Inggris, melansir ScienceFocus, lubang hitam ini diduga kuat tak stabil.

"Lubang hitam yang terjadi secara alami tidak membentuk lubang cacing secara bawaan. Faktanya, ada keraguan bahwa mereka bisa terjadi secara alami, bahwa mereka akan tetap stabil selama lebih dari sepersekian detik, atau mereka akan menjadi sesuatu yang lebih besar atau semakin kecil," jelas dia.

Menurutnya, lubang hitam sebagai portal antar-semesta atau waktu kerap digambarkan dalam karya fiksi ilmiah. Ini mungkin mengapa sering disalahartikan bahwa lubang hitam adalah 'lubang' dalam ruang-waktu.

"Konsep ini bagaimanapun tidak sepenuhnya fiksi," aku dia.

Yang jelas, ia mengatakan, "lubang hitam sebenarnya sama sekali bukan lubang."

"Lubang hitam adalah objek yang sama seperti objek lainnya, hanya saja ia sangat padat. Ini memberinya medan gravitasi yang sangat tinggi sehingga tidak satu pun, bahkan cahaya, yang dapat lolos darinya," urai dia.

Karena tidak ada cahaya yang lolos dari lubang hitam, ia mengatakan objek angkasa itu tidak terlihat, atau 'hitam'. Meskipun, mereka tetap dapat dideteksi lewat efeknya pada materi di sekitarnya.

"Istilah 'lubang' digunakan karena apa pun yang jatuh 'ke dalam' lubang hitam akan terperangkap selamanya," ujar Gunn.

Para ahli juga sejak lama mengungkap lubang hitam memang sebenarnya merupakan objek yang menakutkan.

Dalam buku A Brief History of Time (1988), fisikawan Stephen Hawking menjelaskan bahwa lubang hitam merupakan kuburan materi. Siapa pun yang jatuh ke dalam lubang hitam akan mengalami "spagetifikasi" yang menyakitkan.

Spagetifikasi merupakan keadaan ketika gravitasi intens yang berada di lubang hitam dapat memisahkan materi manusia seperti tulang, otot, urat, dan bahkan molekul tubuh.

Chris Impey, Profesor Astronomi dari University of Arizona, AS, mengatakan tubuh manusia akan habis tercabik-cabik jika terjatuh dalam lubang hitam yang tersisa saat sebuah bintang mati.

"Begitu juga, lubang hitam besar yang terlihat di pusat semua galaksi memiliki selera makan yang tak pernah terpuaskan," kata Chris, mengutip LiveScience.

[Gambas:Video CNN]

(rni/dmi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat